Breaking News

Reformasi Digitalisasi, Kemenpan RB Apresiasi Aplikasi Ayo Ceting


D'On, Padang (Sumbar),-
Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) mengapresiasi aplikasi pencegahan stunting "Ayo Ceting" Pemerintah Kota Padang. Analis Kebijakan Muda Kemenpan-RB, Gita Aurora mengatakan saat ini Kemenpan-RB mengoptimalkan transformasi digital untuk penanganan stunting. 

Transformasi digital ini bertujuan untuk memaksimalkan penurunan stunting. Hal ini dibahas dalam FGD Kemenpan-RB bersama Pemko Padang dengan tema "Reformasi birokrasi tematik digitalisasi administrasi pemerintahan penanganan stunting", di ruang Sekdako Padang di Balaikota, Selasa, (7/3/2023).

Pihaknya mengunjungi beberapa daerah terpilih untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai inovasi digital dalam penanganan stunting.

Setelah mendengar paparan dari pihak Pemerintah Kota Padang salah satunya Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Algamar dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Srikurnia Yati, ia menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi aplikasi "Ayo Ceting". 

"Kota Padang, satu-satunya kota terpilih di Pulau Sumatera dalam transformasi digital. Aplikasi Ayo Ceting ini sangat menarik, semua pimpinan dan tim TPPS bergerak dalam penurunan stunting, juga digitalisasinya. Kita akan tunggu pengembangan aplikasi dan nantinya kolaborasi dengan daerah lain," katanya. 

Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Algamar menyebutkan penanganan stunting dilakukan dengan pendekatan masyarakat. Semua stake holder mulai dari RT hingga RW sudah mulai memperhatikan stunting.

"Sekarang bagaimana kebijakan tepat sasaran dan sustainable. Supaya jadi perhatian semua. Penanganan stunting dimulai dari hulu hingga hilir. Bahkan persiapan nikah juga diberikan kepada seluruh calon pengantin," katanya. 

Dalam agenda FGD itu juga dihadiri oleh Asisten 3 Pemerintah Kota Padang Corri Saidan, Kabag Organisasi Swesti Fanloni, Kepala Bappeda Kota Padang Yenni Yuliza, Kepala Bidang Pengendalian Keluarga DP3AP2KB Padang. 

Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati menyampaikan bahwa tahun 2021 pihaknya menginput sebanyak 49.176 balita pada aplikasi EPPGBM.

"Sehingga melalui aplikasi itu datanya bisa kami pertanggungjawabkan. Pada tahun itu juga kita mendapat angka stunting sebanyak 3.488 anak," katanya. 

Kemudian pada tahun 2022, input data naik hampir sebanyak 58 ribu balita pada EEPGBM. Ternyata angka stunting pda tahun yang sama menjadi berkurang  sebanyak 2551 anak.

Bicara penanganan, stunting pihaknya terus menggalakkan program dari hulu ke hilir. Seluruh stake holder terkait berkoordinasi untuk menurunkan angka stunting. 

Penggunaan transformasi digital, "Ayo Ceting" dimulai di Puskesmas Andalas. Ia menceritakan awal mula dibangun aplikasi ini karena knjungan posyandu rendah, data penimbangan bayi balita rendah, jumlah kunjungan ibu hamil masih rendah, dokters masih terbatas, media informasi terkait pencegahan stunting masih terbatas. 

"Dengan adanya aplikasi Ayo Ceting, pencatatan data status gizi ibu hamil dan bayi balita menjadi lebih efektif dan efisien. Peran kader dioptimalkan dalam menjalankan fungsi pencarian ibu hamil dan bayi balita melalui kunjungan rumah. Kasus dengan masalah gizi dapat segera diintervensi di Rumah Gizi sehingga tidak berkelanjutan menjadi stunting," katanya. 

Ayo Ceting dilaksanakan melalui tiga paket program yang mengintervensi kelompok berisiko yaitu ibu hamil dan bayi balita. Pertama, pembentukan grup WhatsApp ibu hamil sebagai media komunikasi dan diskusi mengenai kesehatan gizi kehamilan yang didampingi bidan dan dokter.

Kedua, pembentukan Rumah Gizi secara swadaya oleh masyarakat untuk mengintervensi bayi balita dengan gizi kurang dan gizi buruk agar tidak berkelanjutan menjadi stunting. Ketiga, aplikasi Ayo Ceting media edukasi digital mengenai pencegah stunting yang didukung fitur pencatatan dan pemantauan gizi ibu hamil dan bayi/balita. 

(DA / Charlie)


#KemenPAN-RB #Padang #ReformasiDigital