Breaking News

Duduk Perkara Penggerebekan Batalyon 120 dan Pencopotan Perwira Polisi

D'On, Makassar (Sulsel),- Kasus pencopotan seorang perwira pertama Polri, Iptu Faizal dari jabatannya sebagai Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Tallo sebagai menarik perhatian banyak pihak.


Faizal dicopot dan dimutasi ke bagian Samapta Polrestabes Makassar. Pencopotan tersebut terjadi setelah Faizal menggerebek organisasi kepemudaan Batalyon 120 di Jalan Korban 40.000 Jiwa, Makassar.

Di sosial media, ramai tagar Save Iptu Faizal di media sosial. Sedangkan di internal Polri, menjadi perhatian Markas Besar (Mabes). Tim Inspektorat Khusus (Itsus) dikirim ke Kota Makassar untuk menginvestigasi pencopotan itu.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Ajun Komisaris Lando K Sambolangi membenarkan Faizal dimutasi ke bagian Samapta Polrestabes Makassar. Lando menyebut Faizal tidak dicopot, melainkan diganti.

"Dia bukan dicopot, tapi diganti. Namanya di polisi itukan ada tour of duty. Tetapi itukan kewenangan ada di Kapolrestabes," ujar Lando.

Dia berdalih tidak tahu alasan pencopotan Iptu Faizal. Dipastikannya, tidak ada kaitan dengan penggerebekan yang dilakukan markas Batalyon 120.

"Saya tidak tahu, mungkin jangan sampai karena pas aja (kasus penggerebekan Markas Batalyon 120) atau bagaimana. (Iptu Faizal) Tetap ada jabatannya," kata dia.

Menurutnya, anggota polisi harus siap ditempatkan di mana saja. Sehingga tidak ada keanehan dengan proses mutasi yang terjadi.

"Kita kan ini ada namanya Tour of Area, Tour of Duty. Kita tidak selamanya menjabat satu jabatan dan di satu tempat. Penyegaraan organisasi dan tugas. Tidak ada satu orang mau ini terus," sebutnya.

Informasi yang beredar, pencopotan Faizal dikarenakan sudah beberapa kali melakukan hal tidak pantas dalam penanganan perkara. Salah satunya berlaku tidak pantas yakni mempersulit satu perkara yang sudah damai antara pelapor dan terlapor.

Kabar mencuat lainnya, dia dicopot karena menggerebek markas Batalyon 120 bersama Tim Thunder Samapta Polda Sulsel. Meskipun dia tidak berada di tempat penggerebekan. Dalam pesan yang beredar, Faizal ditarik ke Polrestabes Makassar agar perkara penggerebekan tersebut tidak liar dan bisa ditangani secara profesional.

Terpisah Kordinator Dewan Komando Batalyon 120 Makassar, Izal memberikan klarifikasi terkait diamankannya 48 orang dari Sekretariat Batalyon 120 Makassar pada Minggu (11/9) dini hari.

Izal menyampaikan dari 48 orang yang diamankan ada enam anggota, dan 42 lainnya binaan Batalyon 120 Makassar yang berasal dari Gowa, dan Maros.

"Tidak benar jika dikatakan seluruhnya anggota kami. Hanya ada enam. Sementara 42 lainnya masih binaan belum menjadi anggota. Mereka berasal dari Gowa, dan Maros yang banyak beraktivitas di Makassar. Kami bina untuk menekan angka kriminal di jalan. Mereka juga sudah dipulangkan," terang Izal.

Ia melanjutkan, temuan sejumlah benda tajam di gudang penyimpanan sekretariat memang sengaja dikumpulkan dari anak binaan untuk membersihkan jalanan dari potensi tindak kriminal jalanan.

"Sedianya kami akan serahkan ke Polrestabes Makassar Senin besok. Sengaja kami kumpulkan dari anak binaan untuk diserahkan ke aparat agar mengurangi jumlah benda tajam yang bisa digunakan dalam kriminal jalanan," sambungnya.

Batalyon 120 mengumpulkan benda tajam dari jalanan yang diserahkan oleh anak binaan sebelum mereka resmi bergabung, jika telah terkumpul banyak lalu diserahkan ke Polrestabes Makassar. Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya pihak kepolisian dan Pemerintah Kota Makassar dalam menciptakan keamanan, dan ketertiban di Makassar.

Adapun botol kosong minuman keras yang ikut menjadi temuan, diakui Izal, sengaja dikumpulkan untuk dijual. Hasilnya untuk membiayai kebutuhan sekretariat seperti membeli token listrik.

Keberadaan Batalyon 120 adalah tempat pembinaan mantan pelaku kriminal jalanan agar tidak kembali ke jalan melakukan tindak kriminal. Batalyon 120 juga memetakan potensi kriminal jalanan dan merangkul orang-orang yang berpotensi melakukan tindak kriminal jalan untuk dilakukan pembinaan.

"Semua kami lakukan untuk mendukung upaya kepolisian, pemerintah kota Makassar, dan TNI dalam menciptakan kondisi kota yang aman, tertib, dan jauh dari tindak kriminal jalanan," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Tim Thunder Samapta Polda Sulsel menggerebek markas Batalyon 120 Makassar setelah mendapatkan laporan Ketua RT. Laporan tersebut karena warga resah karena adanya pemuda yang nongkrong dan pesta minuman keras (miras).

Dari hasil penggerebekan tersebut, ditemukan 164 busur, empat parang, satu papporo (senjata rakitan), tiga ketapel, dan 38 botol miras. Selain itu, 48 orang yang berada di Markas Batalyon 120 diamankan oleh polisi.

Batalyon 120 Makassar dibentuk oleh Pemerintah Kota bersama Polrestabes Makassar. Batalyon 120 dibentuk untuk mengantisipasi teror busur yang meresahkan masyarakat.

Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana membenarkan kehadiran tim Itsus Mabes Polri di Makassar. Dia menegaskan kehadiran tim Itsus Polri bukan terkait polemik keberadaan Batalyon 120, tetapi terkait pencopotan Iptu Faizal sebagai Kanit Reskrim Polsek Tallo.

"Bukan soal itu (Batalyon 120). Masalah pemberhentian Iptu Faizal," ujarnya kepada wartawan, Kamis (15/9).

Mantan Kapolda Sulawesi Utara ini menilai pemindahan Iptu Faizal menjadi perhatian Itsus Polri. Meski demikian, Nana mengaku belum mengetahui apa hasil didapat tim Itsus Polri.

"Mereka kan baru datang, belum ada hasilnya. Faizal kan juga belum dimutasi, hanya didisiplinkan karena dianggap oleh pimpinannya kurang profesional," sebutnya.

Nana menyebut saat ini Iptu Faizal ditarik ke Polrestabes Makassar tanpa jabatan. Meski demikian, Iptu Faizal bisa jadi akan kembali lagi bertugas normal dan mungkin akan diberikan jabatannya kembali lagi.

"Mungkin juga nanti dia akan diberikan jabatan juga ya, bukan diberhentikan. Jadi masalah itu saja (Iptu Faizal)," tegasnya. 


(mdk/cob)

#polri #Makassar