Prabowo Menggelegar di Tengah Bencana: “Jangan Ada yang Memperkaya Diri, Saya Tindak Sangat Keras!”
D'On, Aceh - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melontarkan peringatan keras dan tanpa kompromi kepada seluruh jajarannya agar tidak ada satu pun pihak yang berani bermain kotor di tengah penderitaan rakyat akibat bencana. Dalam rapat terbatas penanganan banjir besar di Sumatra yang digelar di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh, Minggu (7/12/2025), Prabowo menegaskan sikapnya yang tegas terhadap segala bentuk penyelewengan dan korupsi.
Dengan nada tinggi dan penuh amarah yang tertahan, Prabowo menyatakan ia tidak akan menoleransi satu pun pejabat, aparat, maupun pihak mana pun yang mencoba mengambil keuntungan dari musibah.
“Saya tidak mau ada pihak-pihak yang menggunakan bencana ini untuk memperkaya diri. Saya akan tindak sangat keras!” tegas Prabowo di hadapan para menteri, kepala lembaga, aparat keamanan, dan kepala daerah.
Peringatan itu bukan sekadar retorika. Prabowo langsung memerintahkan aparat kepolisian untuk menyelidiki setiap indikasi penyelewengan bantuan, proyek penanganan bencana, hingga permainan harga kebutuhan pokok. Ia meminta semua pihak bekerja dengan transparan dan jujur.
“Jangan ada yang mencari keuntungan di tengah penderitaan rakyat. Polisi, semua pihak periksa. Pemda catat kalau ada yang nakal-nakal, melipatgandakan harga, menyelewengkan bantuan, sikat!” ujarnya tajam.
Bencana Bukan Ladang Bisnis: Prabowo Tekankan Integritas Negara
Prabowo menegaskan bahwa bencana tidak boleh dijadikan ladang bisnis oleh oknum yang tidak bermoral. Menurutnya, setiap rupiah anggaran negara untuk bencana adalah amanah rakyat yang harus dipertanggungjawabkan hingga titik terakhir.
Ia mengingatkan bahwa musibah yang terjadi harus dilihat dalam perspektif yang lebih besar sebagai ujian integritas bangsa.
“Kita harus melihat perspektif yang lebih besar. Kalau ada cobaan, kita harus lihat kepentingan bangsa yang lebih besar. Semua sumber daya harus dikelola untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo kembali mengulang larangan keras terhadap praktik korupsi di seluruh lini pemerintahan.
“Saya ingatkan, tidak boleh ada penyelewengan, tidak boleh ada korupsi di semua entitas pemerintahan!” pungkasnya dengan nada tak bisa ditawar.
Prabowo Geram: Bupati Kabur Saat Bencana? “Copot Saja Itu!”
Tak hanya soal penyelewengan, kemarahan Prabowo juga tertuju kepada kepala daerah yang dianggap tidak bertanggung jawab dan meninggalkan rakyat di tengah bencana. Di hadapan peserta rapat, Prabowo semula mengapresiasi para bupati di Sumatra yang tetap bertahan di lapangan menghadapi banjir dan longsor.
“Terima kasih para bupati, kalian terus berjuang untuk rakyat. Kalian memang dipilih untuk menghadapi kesulitan,” ucapnya.
Namun suasana langsung berubah ketika Prabowo menyinggung adanya bupati yang justru “lari” saat rakyat dilanda musibah. Meski tidak menyebutkan nama, Prabowo tanpa ragu langsung memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mencopot bupati tersebut.
“Kalau yang mau lari, lari saja. Copot itu! Mendagri bisa ya diproses? Bisa?” kata Prabowo dengan nada tinggi.
Prabowo bahkan mengibaratkan tindakan tersebut sebagai “desersi” dalam dunia militer tindakan pengkhianatan terhadap tugas di saat genting.
“Kalau tentara, itu namanya desersi. Dalam keadaan bahaya meninggalkan anak buah? Waduh, itu tidak bisa!” ujarnya dengan nada geram.
Pesan Keras dari Kepala Negara: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Oknum
Pernyataan Prabowo dalam rapat tersebut memperlihatkan satu pesan yang sangat jelas:
negara tidak boleh kalah oleh koruptor, spekulan, dan pejabat pengecut. Dalam situasi darurat, hanya ada dua pilihan bekerja untuk rakyat atau disingkirkan.
Sikap keras Prabowo ini sekaligus menjadi peringatan terbuka bagi seluruh aparat negara, dari pusat hingga daerah, bahwa pengawasan akan diperketat dan sanksi akan dijatuhkan tanpa pandang bulu.
Di tengah derita ribuan korban banjir dan longsor, Prabowo memilih berdiri sebagai simbol ketegasan negara bencana boleh datang, tetapi pengkhianatan terhadap rakyat tidak akan dibiarkan hidup
(L6)
#BencanaSumatera #BanjirSumatera #Nasional #PrabowoSubianto
