Breaking News

Gagal Tarik Kendaraan, Mata Elang Ngamuk: Tendang Mobil, Pukul Pengemudi di Jalanan

Anggota kepolisian mendatangi korban yang sempat dianiaya kelompok mata elang di Jalan Raya Juanda depan Gema Insani, Sukmajaya, Depok. (Istimewa)

D'On, Depok 
— Aksi brutal kelompok debt collector atau yang dikenal dengan sebutan mata elang (matel) kembali mencoreng rasa aman warga Depok, Jawa Barat. Tak hanya menghadang di jalan, kali ini mereka bertindak anarkistis setelah gagal menarik kendaraan milik warga.

Korban berinisial ATF (35) menjadi sasaran kebrutalan kelompok matel saat melintas di kawasan Sukmajaya, Sabtu sore, 13 Desember 2025. ATF yang tengah mengemudi bersama istri dan anaknya diikuti dan dihadang oleh sekitar 10 orang matel yang mengendarai sepeda motor secara berkelompok.

Peristiwa menegangkan itu bermula ketika mobil korban melintas dari Jalan Keadilan Ujung hingga Jalan Raya Juanda. Sejak awal, korban merasa curiga karena sejumlah sepeda motor berboncengan terus membuntuti kendaraannya.

“Korban menduga sejak awal sudah diikuti kelompok mata elang,” kata Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, Minggu (14/12/2025).

Dicegat di Jalan, Mobil Ditendang, Korban Ditabok

Kecurigaan korban terbukti. Sesampainya di Jalan Keadilan Ujung, tepatnya di depan Gema Insani, beberapa sepeda motor tiba-tiba memotong laju kendaraan dan memaksa korban berhenti. Namun korban memilih tetap melaju karena merasa terancam.

“Salah satu pelaku berusaha memaksa korban berhenti,” ujar Made.

Saat korban sedikit membuka kaca mobil dan meminta agar berhenti di lokasi ramai atau depan kantor polisi, permintaan itu diabaikan. Alih-alih meredam situasi, kelompok matel justru bertindak semakin brutal.

“Pelaku menendang mobil korban dan melakukan pemukulan terhadap korban,” ungkap Made.

Aksi kekerasan itu dilakukan di ruang publik, di tengah jalan raya, dengan kondisi korban masih berada di dalam kendaraan bersama keluarganya. Tindakan tersebut memicu kepanikan dan trauma, terutama bagi anak korban yang ikut menyaksikan kejadian tersebut.

Gagal Rampas Mobil, STNK Rusak

Tak berhenti pada pemukulan, kelompok matel juga mencoba merebut kunci mobil korban. Namun upaya itu gagal.

“Yang berhasil diambil hanya gantungan kunci yang berisi STNK. Remote mobil juga dirusak,” jelas Made.

Keriuhan di jalan akhirnya mengundang perhatian warga sekitar. Sejumlah warga mendatangi lokasi setelah melihat keributan dan dugaan perampasan kendaraan di jalan.

Kehadiran warga membuat kelompok matel yang berjumlah sekitar 10 orang itu panik dan kabur menggunakan sepeda motor, meninggalkan korban dalam kondisi syok.

Polisi Turun Tangan, Penyelidikan Berjalan

Polres Metro Depok membenarkan laporan tersebut. Tim Perintis Presisi langsung diterjunkan ke lokasi setelah menerima laporan dari korban dan warga.

“Kejadian ini sudah kami tangani. Saat ini anggota kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap para pelaku,” tegas Made.

Polisi memastikan akan melakukan penindakan tegas terhadap kelompok matel yang semakin meresahkan dan kerap bertindak di luar hukum.

Warga Geram: Jangan Tunggu Main Hakim Sendiri

Keresahan warga pun memuncak. Jarkasih, warga Sukmajaya, menilai keberadaan kelompok matel di jalanan Depok sudah sangat meresahkan dan membahayakan.

“Kami masih percaya polisi. Tolong serius tangani matel, jangan sampai warga yang turun tangan dan terjadi hukum rimba,” tegasnya.

Jarkasih juga mengkritik penindakan yang selama ini dinilai tidak memberikan efek jera.

“Jangan cuma operasi seremonial, ditangkap, didata, lalu dilepas. Faktanya, yang kemarin ditangkap sekarang nongol lagi di jalan,” ujarnya dengan nada kesal.

Ia menegaskan, penarikan kendaraan memiliki aturan hukum yang jelas dan tidak boleh dilakukan dengan kekerasan di jalan raya.

“Kalau memang ada aturan, jalankan sesuai hukum. Jangan asal paksa dan intimidasi warga,” pungkasnya.

Ancaman Nyata di Jalanan Kota

Peristiwa ini kembali membuka mata publik bahwa praktik penarikan kendaraan oleh kelompok matel masih menjadi ancaman nyata di jalanan Depok. Kekerasan, intimidasi, dan aksi main hakim sendiri berpotensi memicu konflik sosial yang lebih luas jika tidak segera ditangani secara serius dan konsisten oleh aparat penegak hukum.

(L6)

#MataElang #DebtCollector #Kekerasan #Kriminal