Breaking News

ESDM Pastikan Layanan Listrik dan BBM Dipulihkan Cepat di Lokasi Banjir Agam

Petugas SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban longsor di Agam. (Antara/Iggoy el Fitra)

D'On, Agam
- Jejak lumpur yang menutup jalan, tiang listrik yang terkapar seperti tulang rangka, dan drum-drum air bercampur serpihan kayu menjadi panorama yang menyambut rombongan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kampung Pili, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Kawasan ini menjadi salah satu titik terparah dari banjir bandang yang menerjang Sumatera Barat pada awal pekan, merusak rumah, fasilitas umum, hingga infrastruktur energi yang selama ini menjadi nadi kehidupan masyarakat.

Ketiadaan listrik dan tersumbatnya suplai bahan bakar membuat warga yang selamat harus mengandalkan penerangan seadanya. Banyak pengungsi bercerita bahwa malam pertama setelah bencana terasa “panjang sekali” hening, gelap, dan penuh kecemasan.

Dalam kondisi demikian, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia datang langsung ke lokasi bencana pada Rabu (3/12/2025), menepikan agenda pusat untuk memeriksa sendiri kondisi lapangan. Di posko pengungsian, ia berdiri di tengah kerumunan warga, sebagian masih berselimutkan selimut bantuan, sebagian lain masih tampak lelah menata kembali sisa kehidupan mereka.

“Saya pastikan PLN sudah bergerak cepat. Tiang-tiang yang diseret galodo akan diganti. Jaringan yang tersisa kita maksimalkan. Kami ingin listrik kembali menyala secepat mungkin,” ujar Bahlil, suaranya meresap ke ruangan posko yang sesak oleh ratusan warga.

Ia menjelaskan bahwa stok BBM dan LPG sebenarnya dalam kondisi aman di tingkat regional Sumatera. Namun, jalur distribusi melalui darat lumpuh total akibat jembatan yang ambles, akses yang tertimbun lumpur setebal pinggang orang dewasa, serta banjir susulan yang membuat mobilisasi mustahil dilakukan.

Untuk itu, pemerintah memutuskan mengalihkan distribusi melalui laut dan udara. Pertamina sudah menyiapkan armada tambahan, termasuk pengiriman menggunakan helikopter ke titik-titik yang terisolasi. Setiap liter BBM dan setiap tabung LPG dianggap penting lebih dari sekadar komoditas, tetapi penopang aktivitas warga yang sedang bangkit dari keterpurukan.

Sementara di sisi listrik, PLN bekerja tanpa jeda: membentangkan kabel baru, mengangkat panel yang terendam, memeriksa gardu yang padam, dan merelokasi jaringan yang masih bisa diselamatkan. Beberapa teknisi bahkan harus masuk ke area berlumpur setinggi lutut demi mengecek jalur yang terputus.

“Kami memprioritaskan daerah pengungsian, fasilitas kesehatan, dan titik-titik vital. Pemulihan bertahap, tapi cepat. Itu komitmen kami,” kata Bahlil.

Di luar upaya pemulihan energi, petugas gabungan BPBD, TNI, Polri, relawan, hingga warga setempat masih berjibaku membersihkan material banjir: bongkahan kayu yang terjerat akar, batu besar yang jatuh dari tebing, hingga kendaraan yang terseret puluhan meter dari lokasi awal.

Pemerintah menegaskan bahwa percepatan pemulihan jaringan energi menjadi kunci untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi Palembayan. Tanpa listrik, sulit menjalankan pendingin makanan, pompa air, atau komunikasi. Tanpa BBM, alat berat tak dapat bekerja, logistik terhambat, dan pemulihan melambat.

Harapannya, dengan suplai energi yang kembali normal, roda kehidupan masyarakat dapat bergerak lagi pelan tetapi pasti seperti lampu yang mulai menyala kembali di tengah gelapnya malam setelah bencana.

(B1)

#BanjirAgam #KementerianESDM #SumateraBarat