Breaking News

Dusun Baru Padangpariaman Tak Aman Lagi Rentetan Aksi Pencurian Teror Warga, Aparat Dinilai Belum Beri Solusi Nyata

Ilustrasi Pencurian 

D'On, Padangpariaman
— Rasa aman warga Jorong Dusunbaru, Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, kian terkikis. Dalam beberapa bulan terakhir, kawasan yang sebelumnya dikenal relatif tenang ini berubah menjadi wilayah rawan pencurian. Aksi kriminal terjadi berulang, menyasar rumah warga, warung kecil, hingga fasilitas ibadah.

Berdasarkan penelusuran dan catatan yang dirangkum dari sejumlah warga, sedikitnya enam kasus pencurian telah terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan. Ironisnya, hingga kini belum satu pun pelaku berhasil diungkap.

Kasus terbaru menimpa Kedai Seblak Nilen, milik Leni Agriani, yang disatroni pencuri pada Rabu (24/12) dini hari, sekitar pukul 01.30 WIB.

“Yang diambil mesin ketam kayu, mini speaker bluetooth, serta sejumlah makanan dan minuman ringan,” ujar Leni kepada awak media.

Menurut korban, pelaku masuk dari bagian belakang kedai dengan cara memanjat paran (lantai panggung) kedai. Aksi itu nyaris tak terdeteksi. Hanya suara benda jatuh yang sempat terdengar dan mengejutkan tetangganya, Fajri.

“Saya dengar seperti ada barang jatuh. Tapi waktu saya intip dari dapur ke belakang rumah, tidak terlihat siapa-siapa. Jadi saya kira cuma kucing atau angin,” ungkap Fajri.

Kuat dugaan, pelaku memiliki postur tubuh kecil dan sudah memahami kondisi sekitar, sehingga dapat bergerak cepat dan senyap.

Niat Lapor Pupus di Kantor Polisi

Peristiwa tersebut sempat dilaporkan ke Polsek Batang Anai. Namun, niat korban untuk melanjutkan laporan resmi urung dilakukan, setelah mendapat pertimbangan dari aparat piket terkait nilai kerugian yang dianggap kecil serta proses hukum yang dinilai akan memakan waktu dan biaya.

Fakta ini memunculkan pertanyaan serius di tengah masyarakat:
Apakah nilai kerugian menjadi tolok ukur layak tidaknya sebuah tindak pidana ditangani secara serius?

Rentetan Kasus Lain: Dari Kompor, Tabung Gas, hingga Material Masjid

Kasus pencurian di Dusunbaru bukan kejadian tunggal. Hamdani, warga setempat, mengaku kehilangan kompor gas portable beserta tabungnya, serta sejumlah kelapa muda.

“Nilainya memang tidak sampai Rp1 juta. Tapi bagi kami warga kecil, itu sangat berarti,” kata Hamdani dengan nada kecewa.

Sementara itu, Dasril, pemilik Rumah Makan Mande, kehilangan tiga tabung gas dari warungnya, sekitar dua bulan lalu. Kerugian bertambah, keresahan kian meluas.

Tak hanya rumah dan warung, tempat ibadah pun tak luput dari sasaran. Masjid yang tengah dibangun di kawasan tersebut dikabarkan kehilangan material besi, bahkan salah seorang pekerja masjid kehilangan telepon genggam.

Kasus lain terjadi di toko serba 35.000, yang kehilangan mesin pompa air, serta Kedai Upik di depan PT Bumi Sarima Indonesia (BSI), yang disebut berulang kali kemalingan.

“Sering sekali. Bahkan suami saya pernah mengintai setelah kejadian, tapi sampai sekarang pelakunya tidak pernah tertangkap,” keluh Upik Datuak.

Pelaku bahkan sempat membuka teralis besi di belakang kedai, menandakan keberanian sekaligus lemahnya efek jera.

Warga Resah, Jawaban Aparat Dinilai Normatif

Menanggapi keluhan warga, Kapolsek Batang Anai, Iptu Wadriadi, hanya memberikan pernyataan singkat yang dinilai sebagian warga belum menyentuh akar persoalan.

“Sampaikan ke warga untuk saling menjaga lingkungan. Kami sudah patroli dan yang kehilangan sudah kami beri imbauan,” ujarnya.

Pernyataan tersebut justru memantik kekecewaan. Warga menilai, imbauan semata tidak cukup menghadapi pola pencurian yang terus berulang dan semakin berani.

Persoalan Serius yang Tak Bisa Dianggap Sepele

Secara teori keamanan lingkungan, tingginya frekuensi pencurian dalam satu wilayah kecil menandakan adanya masalah struktural: lemahnya pengawasan, minimnya penegakan hukum, atau bahkan kemungkinan adanya pelaku yang sudah sangat mengenal medan.

Pertanyaannya kini menggantung di benak warga Dusunbaru:
Mengapa pelaku selalu lolos?
Mengapa laporan seolah berhenti di imbauan?
Sampai kapan warga harus hidup dalam rasa was-was?

Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin Dusunbaru akan berubah dari kampung yang ramah menjadi zona rawan kriminal, di mana warga terpaksa berjaga sendiri tanpa jaminan perlindungan negara.

Masyarakat kini menunggu langkah nyata, bukan sekadar patroli sesaat atau nasihat normatif. Karena bagi mereka, rasa aman bukan pilihan melainkan hak dasar yang harus dijamin.

(Zul)

#Pencurian #Kriminal #KabupatenPadangPariaman