Breaking News

BNPB Update Data Banjir–Longsor Sumatera: 776 Warga Meninggal, 564 Masih Hilang

Citra satelit menunjukkan rumah-rumah setelah banjir bandang di Bireuen, Aceh, pada Minggu (30/11/2025). Foto: Vantor/via AP Photo

D'On, Jakarta
- Bencana terbesar dekade ini meluluhlantakkan 51 Kabupaten/Kota.

Bencana banjir dan longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memasuki babak paling kelam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (4/12) merilis pembaruan data yang menunjukkan skala kehancuran jauh lebih besar dari laporan sebelumnya.

Hingga hari ini, jumlah korban meninggal telah mencapai 776 jiwa, sementara 564 orang masih dinyatakan hilang. Ratusan keluarga masih menyisir puing dan material lumpur, berharap menemukan anggota keluarga yang belum kembali.

Tak hanya korban jiwa, 2.600 orang dilaporkan mengalami luka-luka, mulai dari cedera ringan hingga trauma berat. Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak paling masif, disusul Aceh dan Sumatera Barat.

10,4 Ribu Rumah Hancur  51 Kabupaten/Kota Terpukul

Data BNPB menggambarkan kerusakan yang mencengangkan. Banjir dan longsor menghantam pemukiman dari pesisir hingga daerah perbukitan, merobohkan rumah warga, merusak infrastruktur, hingga memutuskan konektivitas antarwilayah.

Total kerusakan fasilitas dan infrastruktur:

Rumah dan Infrastruktur Warga

  • 10.400 rumah rusak, banyak di antaranya rata dengan tanah
  • 295 jembatan putus, membuat banyak daerah benar-benar terisolasi
  • 132 rumah ibadah rusak

Fasilitas Publik

  • 354 fasilitas umum terdampak
  • 213 fasilitas pendidikan rusak, dari PAUD hingga SMA
  • 100 gedung/kantor pelayanan publik lumpuh
  • 9 fasilitas kesehatan rusak, memperlambat penanganan medis di lapangan

Situasi ini membuat ribuan pengungsi harus bertahan di lokasi-lokasi sementara dengan pasokan logistik terbatas.

Distribusi Bantuan: Sembako, Tenda, hingga Starlink untuk Komunikasi Darurat

Dalam upaya mempercepat pemulihan darurat, BNPB melaporkan bahwa sejumlah bantuan telah dikirim ke titik-titik terdampak di tiga provinsi.

Bantuan yang telah disalurkan:

  • 4.400 paket sembako
  • 49 perangkat Starlink untuk membuka jalur komunikasi di daerah terisolasi
  • 1.100 matras bagi para pengungsi
  • 67 koli pakaian
  • 40 unit tenda pengungsian

Kehadiran Starlink, khususnya, menjadi kunci untuk mengaktifkan kembali pusat komando darurat di wilayah yang sebelumnya kehilangan jaringan total akibat longsor yang merobohkan menara BTS dan putusnya fiber optik.

Duka yang Mengalir Bersama Lumpur

Gelombang banjir yang datang tiba-tiba disertai longsor masif membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan barang berharga, bahkan diri mereka sendiri. Di beberapa daerah, tim SAR masih berjibaku menembus lumpur setinggi pinggang, sementara alat berat tak dapat masuk karena akses jalan runtuh.

Di pengungsian, relawan medis melaporkan meningkatnya kasus infeksi kulit, flu, dan stres psikologis, terutama pada anak-anak dan lansia.

Pemulihan Masih Panjang

Meski cuaca mulai mereda, ancaman banjir susulan dan longsor masih mengintai, terutama di daerah dengan lereng yang sudah jenuh air. BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti instruksi dari pemerintah daerah setempat.

Bencana kali ini diperkirakan akan menjadi salah satu yang paling mematikan dan merusak di Sumatera dalam 10 tahun terakhir, menuntut kerja sama besar antara pemerintah pusat, daerah, relawan, dan masyarakat.

(K)

#BNPB #UpdateKorbanBanjirSumatera #BanjirSumatera #BencanaAlam