Banjir & Longsor Sumatera: Korban Tewas Tembus 604 Orang, 464 Masih Hilang Skala Bencana Makin Terungkap
D'On, Jakarta - Gelombang duka di Sumatera kian mengental. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban banjir dan longsor besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pada Selasa (2/12), jumlah korban meninggal melonjak tajam menjadi 604 orang naik lebih dari 160 jiwa hanya dalam satu pembaruan data.
Lonjakan ini, menurut BNPB, terjadi setelah tim gabungan berhasil menembus kantong-kantong wilayah yang sebelumnya terisolasi lumpur, puing, serta material longsor. “Begitu akses udara dibuka, skala kerusakan lebih jelas tampak,” ujar salah satu pejabat BNPB melalui laporan resmi yang dirilis di situs lembaga tersebut.
Di balik angka itu, bayang-bayang kehilangan masih panjang: 464 orang dinyatakan hilang, sebagian besar diduga terseret arus bandang pada malam ketika hujan ekstrem mengguyur kawasan perbukitan dan aliran sungai di tiga provinsi tersebut.
Dampak Meluas: 1,5 Juta Warga Terdampak, 570 Ribu Mengungsi
Rangkaian bencana ini menorehkan bekas yang sangat luas. BNPB mencatat:
- 1,5 juta jiwa terdampak langsung, termasuk warga yang kehilangan rumah, akses air bersih, mata pencarian, atau terputus dari pasokan logistik.
- 570.700 orang terpaksa mengungsi, tersebar di 50 kabupaten/kota, menjadikan peristiwa ini salah satu bencana dengan pengungsian terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Di berbagai lokasi, tenda-tenda pengungsian menjelma seperti pulau-pulau kecil ketahanan hidup. Anak-anak belajar dengan modul darurat, ibu-ibu memasak bergiliran di dapur umum, sementara banyak lansia hanya bisa menatap tumpukan puing yang dulu disebut rumah.
Kerusakan Fisik yang Masif
Deretan kerusakan infrastruktur memperlihatkan betapa kerasnya hantaman banjir dan longsor kali ini:
- 3.500 rumah rusak berat, sebagian rata dengan tanah
- 4.100 rumah rusak sedang
- 20.500 rumah rusak ringan
- 282 fasilitas pendidikan rusak, dari PAUD hingga SMA
- 271 jembatan hancur atau tidak dapat digunakan, memutus konektivitas antarwilayah
Di beberapa daerah, jembatan tak hanya putus—melainkan hilang begitu saja, digulung arus yang menyeret batang pohon, bongkahan bebatuan, hingga rangka besi.
Presiden Prabowo Tinjau Lokasi: “Kita Kembalikan Pelan-Pelan ke Normal”
Presiden Prabowo Subianto turun langsung meninjau tiga provinsi terdampak. Dari posko pengungsian di Padang, Bandara Minangkabau, hingga desa-desa yang baru bisa ditembus helikopter, Presiden menerima langsung laporan lapangan.
“Pelan-pelan kita kembalikan ke normal semua. Kita inventarisir kerusakan dan susun langkah rehabilitasi supaya rakyat bisa hidup normal lagi,” ujar Prabowo, Senin (1/12).
Meski sebagian wilayah mulai menunjukkan tanda pemulihan, sejumlah daerah masih terisolasi total. Jalur darat tertutup lumpur tebal dan reruntuhan tebing. Upaya evakuasi dan distribusi bantuan kini bertumpu pada operasi udara.
“Ada beberapa lokasi hanya bisa dijangkau helikopter. Tapi akses udara hari ini sudah mulai terbuka,” kata Prabowo.
Tim Gabungan Bekerja Tanpa Henti
Di balik layar, ribuan personel TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan berjibaku tanpa jeda.
Mereka menembus lereng labil, menuruni tebing longsor, hingga menggotong bantuan logistik di jalur yang tak memungkinkan kendaraan lewat. Dalam laporan BNPB, beberapa titik terdampak menuntut upaya high-risk rescue karena tanah masih bergerak.
(K)
#BNPB #BanjirSumatera #BencanaAlam
