Wanita yang Dibunuh Oleh Orang yang Pernah Disayang Sepenuh Hati, Alami 63 Luka Tusuk: Cinta yang Berakhir Tragis

Tersangka Pembunuhan Mantan Istri di Lampung 
D'On, Bandar Lampung -  Cinta yang pernah hangat kini berubah menjadi tragedi paling kejam dalam hidup seorang wanita bernama TF (31). Ia ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya sendiri di Perumahan Bumi Kedamaian, Kota Bandar Lampung, dengan 63 luka tusukan yang menembus tubuh mungilnya sebuah angka yang tidak hanya menggambarkan kekejaman, tapi juga amarah yang membara dari pria yang dulu pernah ia panggil suami.
Menurut hasil autopsi tim forensik RS Bhayangkara Polda Lampung, luka-luka itu disebabkan oleh senjata tajam jenis pisau.
“Dari hasil autopsi, ditemukan 63 luka tusukan di berbagai bagian tubuh korban. Luka tersebut berasal dari benda tajam jenis pisau,”
ungkap Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Alfred Jacob Tilukay, Senin (3/11).
Namun penderitaan korban tidak berhenti di situ. Selain luka tikaman, polisi juga menemukan jejak kekerasan dengan benda tumpul sebuah batu cobek yang digunakan pelaku untuk memukul kepala korban sebelum menusuknya berulang kali.
“Ada luka akibat benda tumpul. Pelaku mengaku memukul korban dengan batu cobek sebelum menusuknya,” kata Alfred.
Detik-detik Akhir di Rumah yang Pernah Jadi Saksi Cinta
Sabtu dini hari, 1 November 2025, sekitar pukul 03.14 WIB di saat kebanyakan orang masih terlelap BN alias Ayung (34) diam-diam mendatangi rumah mantan istrinya.
Ia membawa kunci cadangan kunci yang dahulu ia pegang ketika rumah itu masih menjadi tempat mereka membangun bahtera rumah tangga.
Tidak ada ketukan di pintu. Tidak ada panggilan lembut seperti dulu. Yang ada hanyalah dendam, amarah, dan niat membunuh.
Setelah masuk, Ayung melangkah perlahan menuju dapur. Di sana, ia mengambil dua bilah pisau dan sebuah cobek batu benda sederhana yang kemudian menjadi saksi bisu pembunuhan yang paling sadis di awal bulan November itu.
“Pelaku masuk melalui pintu depan dengan kunci lama, mengambil pisau dan cobek di dapur, lalu menuju kamar korban,”
jelas Wakapolresta Bandar Lampung, AKBP Erwin Irawan.
Di kamar itu, TF masih terlelap. Ketika tersadar, ia sempat melawan. Jeritannya terdengar oleh beberapa tetangga, tapi tak seorang pun menyangka bahwa itu adalah jeritan terakhir yang keluar dari mulutnya.
Pertarungan tak seimbang itu berakhir tragis. TF dipukul menggunakan cobek hingga kepalanya berdarah, lalu ditusuk berkali-kali di bagian leher, dada, dan perut.
Darah menggenang di sprei putih, membentuk pola yang kini hanya bisa dibaca oleh polisi forensik.
Motif: Luka di Hati yang Menjadi Bara Dendam
Dari hasil pemeriksaan, motif pembunuhan ini berakar pada sakit hati dan rasa malu.
Ayung mengaku tidak terima karena dicap selingkuh oleh TF, bahkan dituding menjalin hubungan dengan wanita lain hingga rumah tangganya hancur.
“Pelaku merasa nama baiknya dirusak dan kesal karena korban menulis unggahan di media sosial yang menyinggung dirinya,” ujar Erwin.
Sejak bercerai setahun lalu, TF hidup sendiri di rumah itu. Ia sempat berusaha memulai lembaran baru, tapi komunikasi dengan mantan suami masih terjadi sesekali selama masa idah. Namun hubungan yang tak kunjung pulih itu justru berubah menjadi jurang kebencian.
Menurut penyidik, unggahan TF di media sosial yang menyinggung soal “pengkhianatan” menjadi pemantik dendam yang sudah lama tersimpan di hati Ayung. Dari sanalah rencana pembunuhan itu mulai tersusun.
“Pelaku sudah menyiapkan semuanya. Ia tahu jalan masuk, tahu waktu terbaik untuk datang, dan tahu di mana pisau disimpan,” ujar seorang penyidik yang enggan disebutkan namanya.
Hukuman Menanti: Hidup di Balik Jeruji Setelah Membunuh yang Dulu Dicinta
Kini, Ayung telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana. Ia dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Ironisnya, pria yang dulu bersumpah akan melindungi wanita yang ia cintai kini justru menjadi orang yang menghabisi hidupnya dengan cara paling kejam.
Dari cinta yang dulu bersemi, kini hanya tersisa kamar berdarah, luka 63 tusukan, dan seorang anak manusia yang kehilangan hidupnya karena cinta yang berubah jadi kebencian.
Kasus TF bukan sekadar cerita kriminal. Ia adalah potret kelam tentang bagaimana rasa cinta yang tak diiringi kendali emosi bisa berubah menjadi tragedi yang mengerikan.
Kisah ini seolah mengingatkan bahwa tidak ada yang lebih berbahaya dari dendam seseorang yang merasa pernah dicintai, lalu dikhianati.
(L6)
#Pembunuhan #Kriminal