Breaking News

Viral Gus Elham Cium Bocah: Menag Turun Tangan, PBNU Bereaksi Keras, dan Sang Pendakwah Akhirnya Minta Maaf

Menteri Agama Nasaruddin Umar di Makassar.

D'On, Jakarta
- Kasus dugaan tindakan tidak pantas pendakwah Elham Yahya Luqman, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Elham, terus menjadi sorotan nasional. Foto dan video lawas yang menampilkan dirinya mencium pipi hingga bibir anak-anak perempuan beredar luas dan memantik gelombang kemarahan publik. Bukan sekadar mengundang kritik, insiden ini telah memicu gerakan penolakan terhadap dirinya di berbagai platform media sosial.

Viralnya kasus tersebut akhirnya membuat Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar turun tangan. Sang Menteri menegaskan bahwa penanganan kasus ini tidak boleh ditunda.

“Besok saya akan ke sana. Yang viral-viral itu kita selesaikan,” ujar Nasaruddin dengan nada tegas, Senin (17/11/2025).

Pernyataan itu menandai bahwa pemerintah tidak ingin membiarkan kasus ini mengambang. Namun, ketika ditanya mengenai bentuk sanksi yang mungkin diterapkan kepada Gus Elham, Menag memilih berhati-hati.

“Kita nanti baca undang-undangnya, apa pelanggarannya,” tambahnya, menegaskan bahwa langkah pemerintah harus memiliki landasan hukum yang kuat.

Sikap tegas Menag bukan sekadar formalitas. Beberapa hari sebelum pernyataan tersebut, Nasaruddin sudah menyampaikan pesan keras mengenai pentingnya menjaga moralitas, apalagi saat tindakan itu menyangkut figur publik berlabel pendakwah.

“Semua tindakan yang bertentangan dengan moralitas harus menjadi musuh bersama,” tegasnya, Rabu (12/11/2025).

Ia menekankan bahwa perilaku menyimpang bukan hanya mencoreng pribadi pelaku, tetapi juga dapat merusak marwah lembaga atau institusi keagamaan yang menaunginya. Meski demikian, ia mengingatkan agar publik tidak menggeneralisasi kasus ini ke pesantren atau lembaga keagamaan lain.

“Kasus seperti ini harus diselesaikan secara kasuistik, tidak digeneralisasi,” ujarnya.

PBNU Angkat Suara: "Ini Bertentangan dengan Ajaran Islam"

Kasus ini juga mengundang reaksi keras dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tidak seperti pernyataan normatif yang kerap diberikan dalam kasus sensitif, PBNU kali ini menunjukkan nada penyesalan yang mendalam.

Alissa Wahid, Ketua PBNU, memberikan komentar lugas dan tidak bertele-tele.

“Perilaku yang merendahkan martabat manusia terlebih terhadap anak-anak merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan ajaran Islam.”

Menurut Alissa, tindakan seperti itu mencederai prinsip dasar dakwah bil hikmah, yang seharusnya menjadi fondasi dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin. PBNU menilai apa yang dilakukan Gus Elham tidak mencerminkan akhlakul karimah, terlebih ia membawa gelar “Gus” yang identik dengan tradisi pesantren dan keturunan kiai.

PBNU juga menegaskan kembali posisi NU sebagai penjaga nilai-nilai kemaslahatan umat dengan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah.

“NU menolak keras segala praktik yang mencederai Maqashid Syariah, terutama perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh), tanpa memandang usia maupun kedudukan sosial.”

Sikap PBNU yang tegas ini semakin menambah tekanan moral terhadap Gus Elham, terlebih kasus ini telah memicu keresahan di tengah masyarakat yang menuntut kepastian hukum dan kejelasan sikap institusi keagamaan.

Gus Elham Minta Maaf Secara Terbuka: "Saya Mengakui Kekhilafan Ini"

Di tengah derasnya tekanan publik, gelombang kritik, dan respons keras dari pemerintah hingga ormas besar seperti PBNU, Gus Elham akhirnya muncul ke publik melalui sebuah video permohonan maaf.

Dalam video tersebut, ia tampak duduk didampingi beberapa orang, dan dengan suara yang terdengar berat, ia menyampaikan permohonan maafnya.

“Dengan penuh kerendahan hati saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan. Saya mengakui bahwa itu adalah kekhilafan dan kesalahan saya pribadi.”

Ia berjanji untuk memperbaiki diri dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran agar tidak mengulanginya.

“Saya berkomitmen untuk menyampaikan dakwah dengan lebih bijak sesuai norma agama, etika, dan budaya bangsa.”

Menariknya, Gus Elham juga menegaskan bahwa video yang kini viral adalah video lama yang disebutnya telah ia hapus dari media sosial. Namun penghapusan tersebut tak banyak membantu, mengingat internet telah lama menjadi ruang yang tak mengenal lupa.

Gelombang Reaksi Publik Masih Berlanjut

Meski sang pendakwah telah meminta maaf, reaksi publik masih terus bergulir. Banyak yang menilai tindakan yang terlihat dalam video dan foto tersebut terlalu sensitif untuk dianggap sekadar “kekhilafan”. Tidak sedikit pula yang mendesak agar kasus ini tidak berhenti pada permintaan maaf, tetapi dilanjutkan dengan proses hukum jika terbukti ada pelanggaran.

Sementara itu, pernyataan Menag untuk turun langsung ke lokasi menjadi tanda bahwa pemerintah ingin memastikan kasus ini ditangani secara serius dan transparan.

Kasus ini kini tidak lagi sekadar tentang seorang pendakwah yang melakukan tindakan kontroversial, tetapi telah menjadi diskusi nasional mengenai perlindungan anak, moralitas publik, dan tanggung jawab tokoh agama.

Publik pun menanti langkah berikutnya apakah penyelesaian ini akan berhenti pada permintaan maaf, atau berlanjut ke ranah hukum.

(L6)

#GusElham #Menag #Viral #Peristiwa #PBNU