Penculik Bilqis Ternyata Pernah Menjual Tiga Anak Kandungnya Hanya Dibayar Rp300 Ribu

Sri Yuliana atau Ana penculik Bilqis saat diamankan Polrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025). Foto: Dok. Istimewa
D'On, Makassar - Kasus penculikan Bilqis, bocah perempuan berusia empat tahun di Makassar, Sulawesi Selatan, memasuki babak baru yang jauh lebih kelam. Di balik aksi penculikan itu, polisi mengungkap fakta mengejutkan: pelaku utama, Sri Yuliana alias Ana (30), ternyata pernah menjual tiga anak kandungnya sendiri dengan harga hanya Rp100 ribu per anak.
Tiga Nyawa, Tiga Lembar Seratus Ribu
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Didik Supranoto, mengungkapkan bahwa Ana secara sadar menyerahkan ketiga anaknya kepada seseorang yang bahkan tidak ia kenal.
“Hanya menerima uang Rp300 ribu dari tiga anak kandung yang dijual,” ujar Didik, Sabtu (15/11).
Tiga anak itu adalah RT, RJ, dan P, yang kala itu diserahkan dengan dalih “adopsi” di kawasan Jalan Malengkeri, Makassar. Peristiwa itu terjadi pada rentang tahun 2022 hingga 2023, saat Ana dan suaminya, OD, diduga tengah pisah ranjang.
Lima Anak, Tiga Dijual, Dua Disisakan
Ana menikah dengan OD pada 2016. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai lima anak: RT, RJ, P, FB, dan FS. Namun, setelah tiga dari mereka “dilepas” kepada orang asing, Ana hanya menyisakan dua anak FB dan FS yang kemudian dirawatnya.
Kini, kedua anak yang tersisa itu telah diamankan dan ditempatkan di Rumah Aman DP3A Kota Makassar untuk mendapatkan pendampingan psikologis dan perlindungan.
Sementara itu, OD, suami Ana, disebut berada jauh di Papua, dan belum diketahui pasti sejauh apa ia memahami atau terlibat dalam nasib anak-anak tersebut.
Jalur Gelap ‘Adopsi’ yang Memakan Korban
Modus yang digunakan Ana menjual anak dengan kedok adopsi membuka kembali diskusi tentang maraknya praktik perdagangan anak berkedok pengasuhan di berbagai daerah.
Tidak adanya identitas jelas pihak yang menerima anak-anak tersebut membuat polisi kini harus menelusuri jejak para korban secara terpisah, yang dapat memakan waktu lama dan menyulitkan proses penyelamatan.
Dari Menjual Anak, Berlanjut Menculik Anak Orang
Kasus ini bermula dari penculikan Bilqis, seorang anak berusia empat tahun yang raib dan kemudian ditemukan setelah penyelidikan intensif. Namun, penyidikan berkembang jauh lebih besar saat polisi mengupas latar belakang pelaku.
Dalam kasus penculikan Bilqis, polisi menetapkan empat tersangka:
- Sri Yuliana alias SY (30)
- Meriana alias MA (42)
- Adit Saputra alias AS (36)
- Nadia Hutri alias NH (29)
Motif penculikan Bilqis masih terus digali, namun temuan terkait masa lalu Ana yang menjual darah dagingnya sendiri menunjukkan pola kontrol emosional, tekanan hidup, dan dugaan keterlibatan jaringan tertentu dalam eksploitasi anak.
Jeritan yang Tak Terdengar
Kisah ini bukan hanya tentang kejahatan, tetapi juga tentang kegagalan banyak pihak dalam mendeteksi tanda-tanda bahaya lebih awal. Tiga anak hilang tanpa jejak, dua lainnya kini hidup dalam trauma, dan satu anak Bilqis nyaris menjadi korban berikutnya.
Kasus ini membuka mata bahwa eksploitasi anak bukan hanya terjadi di tempat jauh, tetapi bisa tumbuh diam-diam dari rumah, lingkungan, atau bahkan seseorang yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak ibunya sendiri.
(K)
#PenculikanAnak #Kriminal