Breaking News

Duel Anak Punk dari Adu Mulut Hingga Tumpah Darah, Satu Nyawa Melayang

Pelaku pembunuhan anak punk di Kalsel

D'On, Tapin –
Malam Sabtu yang seharusnya menjadi waktu santai di Jogging Track Ruang Terbuka Hijau (RTH) Rantau Kiwa, Tapin Utara, berubah menjadi arena maut. Suara tawa dan gitar anak jalanan mendadak berganti jeritan dan kepanikan ketika dua kelompok anak punk terlibat bentrok hingga salah satu dari mereka tewas bersimbah darah.

Korban adalah Hidayat Ray Kusuma (20), pengamen muda asal Kelurahan Hilir Seper, Tapin. Tubuhnya rubuh di atas tanah berpasir RTH, dengan luka tusukan menganga di bagian dada. Di dekatnya, seorang rekannya, Khaliur Rahman (25), terkapar dengan luka sabetan senjata tajam, sementara pelaku yang dikenal dengan nama Siman (20), pemuda asal Banjarmasin, masih menggenggam benda tajam yang baru saja memutus nyawa.

Adu Mulut yang Mendidih Jadi Duel Berdarah

Kapolres Tapin AKBP Weldi Rozika menjelaskan, tragedi ini bermula dari hal sepele  adu mulut antara dua kelompok remaja punk yang sering nongkrong di kawasan tersebut. Namun, emosi yang dibumbui alkohol membuat situasi cepat berubah panas.

“Mereka awalnya saling ejek, saling lempar kata-kata kasar. Tapi kemudian pelaku menerima tantangan dan langsung melakukan penusukan terhadap korban,” ujar AKBP Weldi dalam konferensi pers di Mapolres Tapin, Senin (10/11/2025).

Dalam hitungan menit, suasana yang semula riuh oleh musik jalanan berubah mencekam. Beberapa saksi mata menyebut sempat mendengar suara bentakan dan bunyi logam yang beradu sebelum akhirnya korban roboh.

Senjata Tajam Jenis “Asu” Jadi Alat Maut

Dari hasil penyelidikan, pelaku Siman menggunakan senjata tajam jenis “asu”—pisau khas dengan bilah tajam sepanjang 26,5 sentimeter. Dengan tangan gemetar karena mabuk dan emosi, Siman mengayunkannya ke arah dada korban. Satu tusukan tepat mengenai organ vital, membuat Hidayat Ray kehilangan banyak darah di tempat.

Polisi yang tiba di lokasi menemukan barang bukti berupa:

  • Satu bilah pisau “asu” bergagang cokelat tua lengkap dengan kumpang,
  • Satu rompi jeans hitam berlumur darah,
  • Satu celana jeans hitam yang juga penuh noda darah segar.

Semua barang bukti kini diamankan sebagai bagian dari berkas perkara.

Motif Balas Dendam dan Alkohol Jadi Pemicu

Hasil pemeriksaan sementara mengungkap dua motif kuat di balik tragedi berdarah ini: dendam lama dan pengaruh minuman keras.

Menurut polisi, pelaku Siman pernah berselisih dengan korban dalam pertemuan sebelumnya. Ketika mereka kembali berpapasan malam itu, dendam lama kembali tersulut. Alkohol yang dikonsumsi sebelum kejadian memperburuk keadaan, mengaburkan logika, dan mempercepat amarah.

“Motifnya kuat ke arah balas dendam, dan pelaku dalam pengaruh alkohol,” terang Kapolres.

Satu Tewas, Satu Luka Parah, Satu Hidup dalam Penyesalan

Kini, Hidayat Ray telah tiada  meninggalkan duka bagi keluarga dan teman-temannya sesama pengamen. Rekannya, Khaliur Rahman, masih menjalani perawatan intensif akibat luka sabetan di tubuhnya.

Sementara Siman, pemuda punk yang sebelumnya dikenal pendiam, kini harus menghadapi kenyataan pahit di balik jeruji besi. Ia dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara, atau Pasal 351 Ayat (3) jika terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan mati, dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara.

“Pelaku sudah kami amankan dan masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Reskrim Polres Tapin. Kami juga masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat,” tutup AKBP Weldi Rozika.

RTH yang Berubah Jadi TKP

Ruang Terbuka Hijau Rantau Kiwa, yang biasanya menjadi tempat anak muda Tapin mencari udara segar, kini meninggalkan jejak kelam. Noda darah masih terlihat samar di antara paving track, sementara aroma minuman keras yang tumpah masih menyengat di rerumputan.

Malam itu menjadi saksi bagaimana sebuah kata bisa berubah menjadi luka, dan sebuah ejekan bisa berakhir dengan nyawa melayang.
Duel anak punk ini bukan sekadar perkelahian biasa  melainkan potret getir dari amarah muda yang tak terkendali.

(L6)

#DuelBerdarah #AnakPunk #Kriminal