Drama Hilangnya Siswi SD di Jambi: Fakta Mengejutkan Soal Dugaan Pelecehan Mulai Terungkap

Ilustrasi pelecehan anak (Istimewa)
D'On, Jambi - Kota Jambi digemparkan oleh kabar hilangnya seorang siswi kelas enam Sekolah Dasar, Naura Soraya (12), pada Selasa (11/11/2025). Awalnya, peristiwa ini dilaporkan sebagai kasus anak hilang yang membuat keluarga angkat Naura panik bukan main. Namun, penyelidikan polisi justru membuka kisah yang jauh lebih rumit dan mengharukan.
Menghilang Setelah Pulang Sekolah
Menurut penuturan keluarga angkat, Naura tidak pulang ke rumah setelah jam belajar selesai. Teleponnya tak aktif, dan keberadaannya tak terlacak. Situasi ini membuat keluarganya langsung mendatangi Polresta Jambi dan melapor bahwa Naura telah menghilang.
Kepanikan keluarga memicu penyisiran kecil di lingkungan sekitar rumah hingga sekolah, namun hasilnya nihil. Di saat keluarga sibuk mencari, ternyata Naura sendiri telah membuat keputusan yang mengejutkan.
Muncul di Polresta Jambi Bersama Seorang Perempuan Misterius
Sementara keluarga sibuk mencari, Kompol Hendra Wijaya Manurung, Kasatreskrim Polresta Jambi, membeberkan fakta yang sama sekali berbeda dari dugaan awal.
Naura tidak hilang. Ia justru datang ke Polresta Jambi dengan ditemani seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu kandung Naura. Kedatangannya bukan tanpa alasan Naura ingin melaporkan dugaan tindak pencabulan yang ia alami selama tinggal bersama orang tua angkatnya.
“Laporan ini akan didalami terlebih dahulu,” ujar Kompol Hendra dengan tegas.
Menurut hasil pemeriksaan awal, Naura mengaku kabur dari rumah karena sudah tidak tahan. Ia ingin mencari ibu kandungnya sekaligus mendapatkan perlindungan dengan melapor langsung ke polisi.
Terungkapnya Komunikasi Rahasia di Media Sosial
Di balik pelarian ini, terdapat cerita emosional antara Naura dan keluarga kandungnya. Yadi, paman biologis Naura, menuturkan bahwa Naura sebenarnya telah diam-diam menjalin kontak dengan ibu kandungnya melalui media sosial.
Dalam percakapan itu, Naura mengaku mengalami perlakuan tak pantas dari orang tua angkatnya. Ia meminta dijemput dan dibawakan pergi.
Namun Yadi menolak permintaan itu pada saat itu.
“Saya takut nantinya kami malah dituduh melakukan penculikan,” ungkap Yadi.
Penolakan itu membuat Naura berada dalam posisi serba salah. Merasa tidak aman dan tidak mendapat jalan keluar, ia akhirnya memberanikan diri pergi seorang diri menggunakan ojek online untuk menemui ibu kandungnya.
Nekat Pergi Sendirian Demi Keselamatan
Keputusan Naura untuk meninggalkan rumah tanpa pamit bukanlah tindakan spontan. Menurut polisi, tindakan itu merupakan upaya terakhir Naura untuk melindungi dirinya sendiri.
Setelah bertemu dengan perempuan yang diyakininya sebagai ibu kandung, keduanya langsung menuju Polresta Jambi untuk melapor. Kedatangan mereka sekaligus menjadi titik terang bahwa kasus ini jauh lebih kompleks daripada sekadar anak hilang.
Polisi Telusuri Dua Arah: Dugaan Pelecehan dan Status Pengasuhan
Kasus Naura kini ditangani secara serius oleh Polresta Jambi. Aparat kepolisian melakukan pendalaman terhadap dua aspek besar:
- Dugaan pelecehan yang dilaporkan Naura.
- Status pengasuhan dan hak asuh antara keluarga angkat dan keluarga kandung.
Proses pemeriksaan masih berlangsung, termasuk meminta keterangan dari pihak keluarga angkat, keluarga kandung, saksi-saksi, hingga tenaga ahli, untuk memastikan kejelasan duduk perkara.
Kompol Hendra menegaskan bahwa polisi akan menjaga keselamatan dan kondisi psikologis Naura selama proses penyelidikan berjalan.
Kasus ini masih akan terus berkembang, dan publik menunggu hasil pemeriksaan lanjutan untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di balik drama hilangnya siswi kecil ini.
(B1)
#Pencabulan #PelecehanSeksual #Kriminal #Jambi