Bocah 12 Tahun Tersesat di Pantai Padang Saat Malam, Mengaku Tak Lagi Sekolah Karena Biaya

Pol PP Padang Selamat Wahyu Faras Arasid Tersesat di Pantai Padang (Dok: Humas Pol PP)
D'On, Padang — Malam di kawasan Pantai Iora, Padang, mendadak terasa haru ketika petugas Satuan Tugas (Satgas) Pantai Satpol PP Kota Padang menemukan seorang bocah laki-laki sendirian di tepi pantai. Bocah itu bernama Wahyu Faras Arasid, berusia 12 tahun, yang ternyata telah tersesat dan tak tahu jalan pulang setelah seharian bermain di kawasan Pantai Purus.
Kisahnya bermula ketika Tim Satgas Pantai Satpol PP Padang yang sedang berpatroli rutin di sepanjang garis pantai, sekitar pukul 21.00 WIB, mendapati seorang anak kecil duduk di dekat warung yang sudah mulai tutup. Wajahnya tampak kelelahan, namun matanya masih menatap ke arah laut yang mulai gelap.
Curiga dengan keberadaan anak itu yang sendirian di malam hari, petugas kemudian menghampirinya dan menanyakan asal-usulnya. Bocah itu pun dengan jujur menjawab bahwa ia bernama Faras, dan datang ke pantai menggunakan angkutan kota dari rumahnya di kawasan Sumpadang, Tanjung Aur, Kecamatan Lubuk Minturun, Koto Tangah.
“Tadi saya naik angkot sendiri ke Pantai Purus, mau main. Tapi udah malam, saya nggak tahu pulang gimana,” tutur Faras polos kepada petugas, seperti diceritakan anggota Satgas Pantai kepada awak media.
Petugas sempat terkejut mendengar pengakuan tersebut. Jarak antara rumah Faras di Lubuk Minturun dan Pantai Purus cukup jauh sekitar 15 kilometer lebih. Bagi anak berusia 12 tahun, perjalanan sejauh itu tentu bukan hal biasa, apalagi dilakukan seorang diri.
Tanpa menunggu lama, Tim Satgas Pantai langsung melaporkan temuan itu ke Markas Komando (Mako) Satpol PP Kota Padang di Jalan Tan Malaka. Faras kemudian dibawa ke Mako untuk diamankan sementara dan dilakukan pendataan.
Namun, kisah pilu bocah ini tak berhenti di situ. Saat berbincang dengan petugas, Faras mengaku sudah tidak bersekolah lagi sejak kelas IV SD. Alasannya sederhana namun menyayat hati: orang tuanya tidak mampu lagi membiayai sekolahnya.
“Saya dulu sekolah sampai kelas empat, terus nggak bisa lanjut lagi... nggak ada uang,” ucap Faras lirih di hadapan petugas.
Mendengar pengakuan tersebut, suasana di ruang jaga Satpol PP malam itu seketika berubah hening. Beberapa petugas bahkan mengaku terenyuh. Anak sekecil itu, yang seharusnya menikmati masa belajar dan bermain di lingkungan aman, justru harus berkelana sendirian hingga malam, karena rasa ingin tahu dan mungkin juga rasa bosan di rumah.
Kepala Satpol PP Kota Padang melalui Kabid Penegak Peraturan Perundang-undangan Daerah, Rio Ebu Pratama, membenarkan penemuan bocah tersebut. Ia menyebut, langkah cepat tim Satgas Pantai menjadi bukti kepedulian pemerintah terhadap keselamatan anak-anak di ruang publik.
“Kami segera amankan anak tersebut ke Mako Satpol PP. Saat ini sedang kami data dan koordinasikan dengan pihak keluarga agar bisa segera dijemput dan dipulangkan dengan selamat,” ujar Rio.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan pihak kelurahan setempat untuk memastikan kondisi Faras, terutama terkait pendidikannya yang sempat terhenti karena keterbatasan ekonomi.
Kisah Faras menjadi potret kecil dari banyak anak di Kota Padang dan di Indonesia yang masih berjuang di tengah keterbatasan. Di satu sisi, rasa ingin tahunya besar, tapi di sisi lain, akses terhadap pendidikan dan pengawasan keluarga masih terbatas.
Kini, Faras masih berada di Mako Satpol PP Padang, ditemani petugas yang memastikan ia mendapatkan makanan dan tempat istirahat layak. Pihak keluarga sudah dihubungi dan diharapkan segera datang menjemput.
Langkah cepat Satgas Pantai Satpol PP Padang ini tak hanya menyelamatkan seorang bocah dari potensi bahaya malam di tepi pantai, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat: pentingnya perhatian dan pengawasan terhadap anak-anak, agar mereka tidak kehilangan arah baik di jalan, maupun dalam hidup.
(Mond)
#Peristiwa #PolPP #Padang #BocahTersesat