Breaking News

Tragedi di Balik HUT ke-80 TNI: Pratu Johari Gugur Saat Persiapan Parade, Jatuh dari Atas Tank di Monas

Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Mohammad Fadjar datang ke lokasi demo di Jalan Kramat Kwitang, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8/2025). ANTARA/Walda Marison/pri.

D'On, Jakarta —
Di tengah gegap gempita perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berlangsung meriah di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu (4/10/2025), terselip kabar duka yang menyayat hati. Seorang prajurit muda Kostrad, Prajurit Satu (Pratu) Johari Alfarizi, gugur saat menjalankan tugas mulia dalam rangkaian persiapan upacara besar itu.

Kabar duka tersebut dikonfirmasi langsung oleh Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal TNI Mohammad Fadjar, di Jakarta, Senin (6/10/2025).

“Jenazahnya sudah diantar ke Aceh Tenggara kemarin malam dan hari ini dimakamkan secara militer,” ujar Fadjar, dikutip dari Antara.

Detik-Detik Jatuhnya Sang Prajurit

Tragedi bermula saat Johari sedang berada di atas tank tempur yang tengah dipindahkan menggunakan kendaraan transporter. Tank tersebut akan digunakan dalam rangkaian puncak upacara peringatan HUT TNI yang digelar di kawasan Monas, di bawah sorotan ribuan pasang mata.

Namun di tengah proses pemindahan itu, musibah tak terelakkan. Johari, yang berdiri di atas badan tank untuk mengawasi penurunan kendaraan tempur tersebut, tergelincir dan jatuh dari ketinggian sekitar empat meter. Ia menghantam aspal keras di area sekitar Monas, menimbulkan luka parah di beberapa bagian tubuh serta patah tulang.

Rekan-rekannya yang berada di lokasi segera berlari memberikan pertolongan pertama. Dengan sigap, Johari dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. Namun, nasib berkata lain — Johari mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit.

Prajurit Muda dengan Dedikasi Tinggi

Letjen Fadjar mengungkapkan rasa duka mendalam atas gugurnya salah satu prajurit terbaiknya.

“Atas nama pribadi dan satuan, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Santunan telah diberikan dari Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan satuan,” tutur Fadjar.

Ia menegaskan bahwa jasa dan dedikasi almarhum Pratu Johari akan selalu dikenang. Johari dikenal sebagai prajurit muda yang disiplin, rendah hati, dan berdedikasi tinggi terhadap tugas. Jenazahnya kini telah dimakamkan secara militer di tanah kelahirannya, Aceh Tenggara, dengan penghormatan terakhir dari rekan-rekan sejawat.

Bertugas Hingga Akhir: Semangat yang Tak Padam

Kecelakaan ini menambah daftar duka di balik peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini. Sebelumnya, Prajurit Kepala (Praka) Mar Zaenal Mutaqim dari Detasemen Intai Para Amfibi (Denipam 1) Korps Marinir juga gugur dalam menjalankan tugas.

Zaenal menjadi korban insiden saat melakukan penerjunan Rubber Duck Operations (RDO) di Teluk Jakarta dalam rangka Presidential Inspection. Ia sempat berhasil membuka parasut dan mendarat di laut, namun kemudian mengalami cedera serius. Meski sempat sadar saat dievakuasi dan dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, nyawanya tak tertolong dua hari kemudian, pada Sabtu (4/10/2025).

Antara Kebanggaan dan Pengorbanan

Dua tragedi dalam momentum peringatan besar ini menjadi pengingat nyata bahwa di balik setiap parade megah, atraksi spektakuler, dan kebanggaan yang terpancar, ada pengorbanan nyata dari para prajurit TNI  mereka yang siap menanggung risiko demi menjaga kehormatan dan profesionalisme institusi.

Letjen Fadjar menutup pernyataannya dengan penuh hormat:

“Mereka bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi bangsa. Dedikasi mereka adalah teladan bagi seluruh prajurit TNI yang lain.”

Dengan gugurnya Pratu Johari dan Praka Zaenal, TNI kembali diingatkan akan makna terdalam dari slogan yang selalu mereka junjung tinggi: “Bersama Rakyat TNI Kuat”  kekuatan yang lahir dari semangat pengabdian tanpa pamrih, bahkan hingga titik darah penghabisan.

(Mond)

#TNI #Militer #PrajuritTNIGugur #Peristiwa