Breaking News

TNI AD Turunkan Syarat Tinggi Badan demi Perbanyak Pasukan, Belajar dari Perang Modern

Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).

D'On, Jakarta –
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mengambil langkah berani dengan menurunkan syarat tinggi badan dan menaikkan batas usia pendaftaran bagi calon prajurit Tamtama maupun Bintara Prajurit Karier (PK). Kebijakan ini diumumkan secara resmi pada akhir September 2025 dan mulai berlaku dalam proses rekrutmen mendatang.

Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita, menegaskan bahwa perubahan syarat ini bukan sekadar pelonggaran aturan, melainkan strategi besar yang berkaitan langsung dengan kebutuhan memperkuat pertahanan semesta Indonesia.

“Sekarang kami lagi butuh banyak pasukan ya, banyak prajurit. [Persyaratan] usia juga kami tambahin,” ujar Tandyo saat ditemui di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).

Perubahan Syarat Rekrutmen: Dari Tinggi Badan hingga Usia

Sebelumnya, TNI AD menetapkan syarat tinggi badan minimal 163 cm bagi calon prajurit. Namun kini, angka tersebut diturunkan menjadi 158 cm. Sementara untuk usia, batas maksimal yang semula 22 tahun, kini dilonggarkan menjadi 24 tahun.

Artinya, ribuan pemuda yang selama ini terhalang karena faktor tinggi badan maupun usia kini mendapatkan kesempatan lebih luas untuk bergabung.

Menurut Tandyo, perubahan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menurunkan kualitas calon prajurit. Ia menegaskan bahwa yang terpenting dalam rekrutmen adalah mental, semangat, dan cara berpikir prajurit, bukan semata-mata ukuran fisik.

“Jadi tinggi kami kurangi lima senti. Tapi bukan berarti kualitas turun. Yang penting pemikiran, semangat juang, dan kesiapan prajurit untuk mengabdi kepada negara,” jelasnya.

Latar Belakang: Butuh Banyak Prajurit untuk BTP

Kebijakan ini erat kaitannya dengan pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP), satuan baru yang dirancang untuk memperkuat sistem pertahanan rakyat semesta (sishankamrata).

Sishankamrata adalah konsep pertahanan yang menekankan keterlibatan seluruh elemen bangsa dalam menjaga kedaulatan. Dalam kerangka itu, jumlah personel menjadi faktor yang sangat krusial.

“Kalau kami kan menganut sishankamrata ya, jadi bagaimana kami nanti menyiapkan perang berlarut itu kan butuh pasukan banyak. Kami belajar dari perang Ukraina dengan Rusia, di mana kebutuhan personel sangat besar. Banyak tentara bayaran dipakai di sana. Kita tidak ingin ketergantungan seperti itu,” kata Tandyo.

Belajar dari Perang Ukraina–Rusia

Konflik berkepanjangan di Ukraina memberikan pelajaran penting bagi militer dunia, termasuk TNI. Salah satunya adalah bahwa peperangan modern tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memerlukan daya tahan personel dalam jangka panjang.

“Ancaman bisa datang kapan saja. Kita tidak tahu kapan. Maka pasukan harus selalu siap, dalam jumlah besar. Itulah yang sedang kami siapkan,” lanjut Tandyo.

Dengan kata lain, perubahan syarat rekrutmen bukan sekadar teknis administratif, melainkan bagian dari strategi jangka panjang menghadapi dinamika geopolitik global.

Membuka Peluang Lebih Luas bagi Generasi Muda

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, menambahkan bahwa perubahan syarat ini dilakukan setelah melalui pertimbangan matang.

Menurutnya, banyak generasi muda yang memiliki semangat dan kemampuan, namun terhalang oleh syarat administratif seperti tinggi badan atau usia.

“Intinya, TNI AD ingin membuka kesempatan yang lebih luas bagi putra-putri terbaik bangsa. Kami tidak ingin semangat mereka pupus hanya karena terhambat aturan yang sebenarnya bisa disesuaikan,” kata Wahyu.

Ia memastikan seluruh perubahan persyaratan diumumkan secara terbuka dan transparan melalui kanal resmi TNI AD, sehingga masyarakat bisa mengakses informasi yang benar tanpa terjebak hoaks.

Antara Kuantitas dan Kualitas Prajurit

Kebijakan menurunkan syarat tinggi badan ini tentu akan menimbulkan pro dan kontra. Sebagian pihak mungkin khawatir kualitas fisik prajurit akan menurun. Namun, TNI AD menegaskan bahwa seleksi tetap dilakukan secara ketat melalui berbagai tahapan, mulai dari tes kesehatan, psikologi, hingga kemampuan fisik.

Dengan kata lain, meskipun pintu masuk diperluas, filter seleksi tetap dijaga ketat untuk memastikan hanya mereka yang benar-benar layak yang bisa lolos.

Menatap Masa Depan Pertahanan Indonesia

Di tengah situasi geopolitik yang kian tidak menentu, Indonesia memilih untuk memperkuat jumlah pasukannya, sembari tetap mempertahankan kualitas. Langkah ini dianggap selaras dengan konsep pertahanan rakyat semesta yang menekankan keterlibatan semua elemen bangsa.

Bagi generasi muda Indonesia, keputusan ini membuka kesempatan emas. Tidak hanya bagi mereka yang bercita-cita menjadi tentara sejak lama, tetapi juga bagi yang baru terinspirasi untuk mengabdi kepada negara.

Seiring dengan semakin terbukanya jalan, tantangan berikutnya adalah membuktikan diri: apakah mereka benar-benar siap menjadi garda terdepan menjaga kedaulatan Indonesia.

(T)

#TNIAD #Militer #Nasional