Breaking News

Sosok Misterius di Balik Islah PPP: “Orang Baik” yang Satukan Mardiono dan Agus Suparmanto

DPW-DPC PPP kubu pemenangan Muhammad Mardiono berkumpul kediaman Mardiono, Minggu (28/9/2025). Foto: Dok. Istimewa

D'On, Jakarta —
Setelah bertahun-tahun terjebak dalam konflik internal yang menggerogoti tubuh partai, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menemukan titik damai. Dua figur utama yang sempat berseberangan keras dalam Muktamar X, Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto, sepakat untuk islah rekonsiliasi politik yang menjadi babak baru perjalanan partai berlambang Ka’bah itu.

Namun, di balik pertemuan dua tokoh yang sebelumnya berseberangan arah itu, ada sosok misterius yang disebut-sebut menjadi “orang baik”  mediator yang bekerja dalam diam, menjembatani komunikasi yang sebelumnya nyaris beku.

Alhamdulillah ada orang baik yang mencoba menyatukan keduanya,” ungkap politisi senior PPP dan mantan juru bicara partai, Usman M. Tokan, saat dihubungi, Selasa (7/10).
“Beliau-beliau dikomunikasikan, akhirnya bisa bertemu, bisa diskusi. Lalu sama-sama sepakat,” lanjutnya dengan nada lega.

Islah Setelah SK Kemenkumham

Rekonsiliasi itu tak terjadi begitu saja. Usman menjelaskan bahwa pertemuan antara Mardiono dan Agus baru terwujud setelah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengesahkan surat keputusan (SK) kepengurusan hasil Muktamar X, yang menetapkan kubu Mardiono sebagai kepengurusan resmi PPP.

“Setelah SK Kemenkumham keluar, ada orang baik yang mempertemukan keduanya,” ujarnya.
Namun, ketika ditanya siapa sosok di balik layar itu, Usman memilih bungkam. “Saya tidak bisa sebutkan, yang jelas beliau punya niat baik untuk menjaga marwah PPP,” katanya singkat.

Sumber internal partai menyebut, peran “orang baik” ini bukan sekadar menjembatani, melainkan menenangkan ego politik dan menawarkan kompromi elegan antara dua faksi yang sempat berhadap-hadapan sejak Muktamar di Makassar. Ia disebut bukan pejabat negara, namun tokoh yang disegani di kalangan ulama dan politisi senior partai.

Babak Baru PPP: Susun Formatur dan Bersiap ke 2029

Pasca-islah, langkah pertama yang kini ditempuh PPP adalah melengkapi struktur formatur periode 2025–2030 yang telah disahkan pemerintah. Dalam SK terbaru, baru tercantum tiga posisi kunci:

  • Ketua Umum: Muhamad Mardiono
  • Sekretaris Jenderal: Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin)
  • Bendahara Umum: belum diumumkan secara publik

“Setelah SK itu sama-sama duduk kembali, segera untuk menyusun kepengurusan lengkap. Masing-masing pihak mengajukan nama-nama untuk duduk di kepengurusan periode baru,” jelas Usman.

PPP berencana menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) dalam waktu dekat  forum penting yang akan menentukan arah partai menuju Pemilu 2029.

Menurut Usman, Mukernas ini bukan sekadar forum formal, melainkan panggung peneguhan konsolidasi setelah masa-masa kelam dualisme. “Program utama nanti tentu fokus pada pemenangan pemilu, penataan organisasi, dan rekonsolidasi kader,” katanya.

“Dengan bergabungnya dua kubu ini, dalam Mukernas nanti akan ada dua konsep yang disatukan menjadi satu visi besar PPP ke depan,” imbuhnya.

Kemenangan Moral bagi Mardiono dan Agus

Bagi Mardiono, islah ini bukan hanya kemenangan administratif, tapi pembuktian kemampuan memimpin dengan kepala dingin di tengah perpecahan partai.
Sementara bagi Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan di era Presiden Jokowi, kesediaan bergabung ke dalam kepengurusan baru menandakan jiwa besar dan komitmen terhadap keutuhan partai yang dibangun oleh para ulama sejak era Orde Baru.

Dalam kepengurusan hasil islah itu, Agus ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum PPP, mendampingi Mardiono dan Gus Yasin. Posisi ini dianggap strategis, sekaligus simbol penyatuan dua kekuatan politik yang sebelumnya bersaing keras.

Tidak Ada Campur Tangan Istana

Islah ini sempat memunculkan spekulasi adanya campur tangan Presiden Prabowo Subianto, mengingat PPP adalah salah satu partai Islam yang diharapkan bergabung dalam koalisi pemerintahan.
Namun, Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas menepis tegas tudingan tersebut.

“Ini murni inisiatif internal PPP. Tidak ada intervensi dari pemerintah,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/10).
“Presiden selalu mengatakan, partai silakan selesaikan sendiri urusannya. Dan hari ini ternyata bisa selesai,” tegasnya.

Supratman bahkan menggambarkan suasana pelantikan SK kepengurusan baru sebagai momen penuh kehangatan. “Kami berangkulan, semua menerima keputusan menteri dengan lapang dada. Tidak ada lagi ketegangan antara Pak Ketum, Pak Agus, maupun Gus Yasin. Semua baik-baik saja,” ujarnya optimistis.

Harapan Baru Partai Ka’bah

Dengan berakhirnya dualisme yang sempat mencoreng wajah PPP, partai yang lahir dari fusi empat partai Islam itu kini membuka lembaran baru.
Tugas berat menanti: memulihkan citra, menata struktur, dan mengembalikan kejayaan di panggung nasional.

“Harapannya, semangat islah ini tak berhenti di elite. Harus menular sampai ke bawah, ke akar rumput, agar PPP kembali menjadi rumah besar umat,” kata Usman.

Kini, teka-teki tentang siapa “orang baik” yang menyatukan dua kubu itu masih menggantung. Tapi bagi banyak kader PPP, yang terpenting bukanlah siapa dia  melainkan niat tulusnya yang berhasil menghidupkan kembali semangat persaudaraan dalam tubuh partai Ka’bah.

(K)

#Politik #PartaiPersatuanPembangunan #Nasional