Breaking News

PPP Islah, Akhiri Dualisme dan Batalkan Gugatan: Babak Baru Perjalanan Partai Ka'bah

Kubu Mardiono dan kubu Agus Suparmanto kembali bersatu usai polemik dualisme PPP.

D'On, Jakarta -
Setelah berbulan-bulan dilanda kisruh internal, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya menemukan titik terang. Dua kubu yang selama ini berseteru  kubu Plt Ketua Umum Mardiono dan kubu Agus Suparmanto  resmi berdamai atau islah, menandai berakhirnya babak panjang tarik-menarik kepemimpinan di tubuh partai berlambang Ka'bah tersebut.

Keputusan islah itu dimantapkan setelah Kementerian Hukum dan HAM, melalui Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan PPP periode 2025–2030 pada Senin (6/10). Dalam SK tersebut, Mardiono ditetapkan sebagai Ketua Umum, sementara Agus Suparmanto menduduki posisi Wakil Ketua Umum, dan Taj Yasin Maimoen sebagai Sekretaris Jenderal.

Langkah ini mengakhiri dualisme kepemimpinan yang sempat membelah PPP menjadi dua kubu besar dan membuat para kader di daerah bingung menentukan arah dukungan.

Rencana Gugatan Batal, Islah Jadi Jalan Tengah

Sebelum tercapainya islah, kubu Agus Suparmanto sempat merencanakan langkah hukum dengan menggugat SK kepengurusan Mardiono ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN). Namun, dengan adanya mediasi dan kesepakatan damai, rencana itu resmi dibatalkan.

“Jadi itu tidak kami lakukan karena sudah dimediasi dan bahkan sekarang ini Pak Menteri sudah sebagai wakil dari pemerintah untuk menyatukan kembali. Jadi ini kita harus ikutin ya,” ujar Agus di kantor Kemenkumham, Jakarta, Senin (6/10).

Menurut Agus, proses penyatuan ini bukan sekadar kompromi politik, melainkan masa transisi untuk menata ulang internal partai agar kembali solid.
“Artinya tadi kan pertanyaan-pertanyaan kita ini bersatu hanya ini masa transisi, masa transisi ini harus kita ibaratkan dinolkan dulu nih,” jelasnya.

Dalam periode transisi tersebut, Agus memastikan tidak akan ada perubahan struktural besar-besaran, termasuk pembatalan atau pergeseran hasil Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil), Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab), maupun pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPRD, DPC, dan DPW.

“Sehingga ini kita juga tenang dalam masa transisi ini untuk khususnya rekonsiliasi juga,” tambahnya dengan nada optimistis.

Pesan Damai: "Allah Saja Memaafkan Kita Semua"

Agus, yang juga mantan Menteri Perdagangan, menegaskan bahwa perbedaan pendapat adalah hal lumrah dalam tubuh organisasi, terutama yang berakar dari semangat Islam seperti PPP. Ia menekankan pentingnya saling memaafkan dan kembali bersatu dalam semangat ukhuwah.

“Allah saja memaafkan kita semua, sebagai manusia harus. Jadi ini bagian dari proses karena memang PPP ini kan ada beberapa pendukung. Baik pendukung A, B, ini enggak ada lagi sekarang. Jadi kita bersatu,” ujar Agus dengan tegas.

Pernyataan itu disambut positif oleh banyak kader daerah yang selama ini menunggu arah kepemimpinan jelas dari DPP. Bagi mereka, islah bukan hanya soal jabatan, tetapi tentang mengembalikan marwah PPP sebagai rumah besar umat Islam di kancah politik nasional.

Mardiono: "Saatnya PPP Kembali Utuh dan Kuat"

Sementara itu, Ketua Umum PPP, Mardiono, menyambut baik proses islah ini dengan semangat persaudaraan dan tanggung jawab. Ia menyebut bahwa langkah berikutnya adalah menyempurnakan struktur kepengurusan pusat atau Dewan Pimpinan Pusat (DPP) agar organisasi berjalan efektif.

“Nanti juga di bawahnya demikian kita satukan, yaitu dengan melalui membentuk kepengurusan yang segera akan kita sempurnakan,” ujar Mardiono.

Ia menjelaskan bahwa penyempurnaan kepengurusan penting agar PPP memiliki kelengkapan struktur, termasuk pembentukan Majelis Pertimbangan, Mahkamah Partai, serta perangkat organisasi lain yang membuat partai berjalan solid dan profesional.

“Karena memang di dalam kepengurusan ini harus kita lengkapi, karena kita harus memiliki anggota majelis, memiliki juga mahkamah partai. Jadi untuk menjadikan organisasi ini utuh kita harus bentuk kepengurusan yang baru,” jelasnya.

Permohonan Maaf dan Harapan Baru untuk Umat

Tak lupa, Mardiono menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, khususnya para konstituen PPP yang selama ini resah melihat kegaduhan internal partai. Ia menegaskan bahwa perpecahan yang terjadi menjadi bahan introspeksi besar bagi seluruh kader.

“Insyaallah ini akan menjadi evaluasi dan introspeksi bagi PPP, bagaimana ke depan organisasi ini menjadi kokoh, kuat, dan nanti menjadi bagian dari perjuangan umat yang selama ini coba kita terus lakukan,” tutur Mardiono.

Islah ini menandai babak baru bagi PPP yang kini berkomitmen untuk meninggalkan konflik lama dan kembali fokus memperjuangkan aspirasi umat Islam serta kepentingan rakyat di parlemen. Dengan rekonsiliasi dua kubu besar ini, publik berharap PPP dapat kembali menjadi kekuatan politik yang solid dan berpengaruh, seperti kejayaan masa-masa awal reformasi.

(K)

#Politik #Nasional #PartaiPersatuanPembangunan