Perempuan 40 Tahun Tewas Dianiaya Diduga oleh Simpatisan KKB, Warga Hidup dalam Ketakutan

Jenazah Melani, guru yang menjadi korban KKB di Holuwon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, tiba di RS Bhayangkara Jayapura (Polres Yahukimo/Polres Yahukimo)
D'On, Yahukimo, Papua Pegunungan —Suasana malam di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, mendadak berubah mencekam pada Sabtu (18/10/2025). Di balik gelapnya malam pegunungan Papua, jeritan seorang perempuan terdengar memilukan. Ia adalah Anhy Armyanti (40), warga sipil yang diduga menjadi korban kekerasan brutal oleh simpatisan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Peristiwa berdarah ini menambah panjang deretan kekerasan terhadap masyarakat sipil di wilayah yang selama ini menjadi salah satu titik rawan konflik bersenjata di Tanah Papua.
Detik-detik Mencekam di Malam Berdarah
Menurut keterangan Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani, insiden bermula ketika aparat menerima laporan darurat melalui radio komunikasi (HT) dari warga yang panik. Mereka melaporkan adanya penikaman dan penganiayaan berat terhadap seorang perempuan di Jalan Sosial, Distrik Dekai.
“Dari laporan yang diterima, diduga pelaku yang menganiaya korban Anhy adalah simpatisan KKB,” ungkap Brigjen Faizal dalam keterangannya dari Jayapura, Minggu (19/10/2025).
Tim gabungan TNI-Polri langsung dikerahkan menuju lokasi kejadian. Namun, setibanya di sana, kondisi korban sudah sangat memprihatinkan. Tubuh Anhy ditemukan bersimbah darah dengan luka-luka serius akibat benda tajam. Ia sempat dievakuasi ke fasilitas medis terdekat, tetapi nyawanya tak tertolong.
“Korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka penganiayaan berat yang dialaminya,” kata Faizal menegaskan.
Rangkaian Teror yang Tak Berkesudahan
Kematian tragis Anhy bukanlah kasus pertama dalam beberapa hari terakhir. Hanya berselang empat hari sebelumnya, pada Selasa malam (14/10/2025), seorang warga lainnya bernama Bahar bin Saleh (55) juga tewas setelah dianiaya secara keji oleh kelompok bersenjata di halaman Gereja GIDI Siloam, Jalan Poros Logpon Kilometer 4, Distrik Dekai.
Peristiwa itu sempat menggegerkan warga sekitar karena terjadi di area rumah ibadah tempat yang seharusnya menjadi simbol kedamaian. Bahar meninggal dunia dengan luka parah akibat penganiayaan. Kini, dua korban sipil dalam waktu berdekatan semakin menegaskan bahwa rasa aman di Yahukimo kian rapuh.
Warga Hidup dalam Ketakutan
Sejak rentetan serangan tersebut, suasana di Dekai dan sekitarnya berubah mencekam. Aktivitas warga dibatasi, jalanan mulai sepi selepas matahari terbenam, dan sebagian masyarakat memilih mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman.
Bagi mereka, suara motor yang melintas di malam hari atau letupan kecil di kejauhan sudah cukup membuat jantung berdegup kencang.
“Sudah beberapa hari ini kami tidak tenang. Takut keluar rumah, takut ke kebun,” ujar salah seorang warga Dekai yang enggan disebut namanya, melalui sambungan telepon.
Aparat Gencarkan Pengejaran
Menanggapi dua insiden mematikan tersebut, aparat gabungan TNI-Polri dan Satgas Damai Cartenz kini meningkatkan patroli dan melakukan penyisiran di sejumlah titik rawan.
“Tim masih melakukan penyelidikan mendalam dan pengejaran terhadap pelaku yang diduga terlibat dalam dua aksi kekerasan itu,” jelas Brigjen Faizal.
Ia menegaskan, negara tidak akan tinggal diam menghadapi teror terhadap masyarakat sipil. “Kami terus melakukan upaya penegakan hukum untuk memastikan keamanan masyarakat di Yahukimo,” ujarnya dengan tegas.
Bayang-bayang Konflik yang Tak Kunjung Reda
Wilayah Yahukimo selama ini dikenal sebagai salah satu kantong aktivitas KKB di Papua Pegunungan. Aksi kekerasan yang menyasar warga sipil, fasilitas umum, bahkan aparat keamanan, kerap terjadi di wilayah ini.
Meski aparat berupaya menegakkan hukum dan menjaga stabilitas, bayang-bayang teror masih menghantui kehidupan sehari-hari masyarakat.
Bagi warga Yahukimo, malam kini bukan lagi waktu untuk beristirahat melainkan waktu untuk berjaga, menanti pagi dengan harap cemas, agar tak ada lagi nyawa yang melayang di tanah yang seharusnya damai ini.
(B1)
#Peristiwa #KKB #Penganiayaan