Breaking News

Oknum Polisi Ditangkap Warga Usai Curi Emas, Dihajar Hingga Babak Belur: Terungkap Terjerat Utang Ratusan Juta

Ilustrasi pencurian. Foto: Shutterstock

D'On, Buleleng, Bali
– Kasus memalukan kembali mencoreng institusi kepolisian. Seorang oknum polisi berpangkat Aiptu yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat justru terjerembab dalam tindak kriminal. Ironisnya, sang polisi bukan hanya mencuri, melainkan juga tega melakukan kekerasan terhadap korban yang notabene seorang pedagang kecil.

Peristiwa ini terjadi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 13.00 WITA. Oknum polisi tersebut diketahui bernama Aiptu IWS, yang ternyata menjabat sebagai Pejabat Sementara (PS) Kasi Humas Polsek Baturiti, Polres Tabanan.

Kronologi Kejadian: Dari Beli Tomat Jadi Penjambretan

Awalnya, Aiptu IWS datang ke warung sederhana milik pedagang berinisial A. Dengan wajah tenang, ia berpura-pura hendak membeli tomat seharga Rp10 ribu dan menyerahkan uang Rp50 ribu kepada korban. Namun, saat korban membungkuk mengambil kembalian, tiba-tiba IWS melancarkan aksinya.

Dengan cepat, ia merampas kalung emas yang melingkar di leher korban. Belum cukup, ia juga tetap mengambil uang kembalian yang seharusnya diberikan kepada korban.

Korban yang terkejut langsung berteriak minta tolong. Teriakan itu justru membuat pelaku panik. Untuk menakuti korban, IWS mengeluarkan tongkat polisi dari dalam tasnya dan menghajar tubuh pedagang tersebut.

Alih-alih membuat korban diam, pukulan itu justru memicu teriakan semakin keras hingga mengundang perhatian warga sekitar.

Upaya Kabur Gagal, Warga Murka

Menyadari situasi semakin genting, pelaku berusaha melarikan diri dengan sepeda motornya. Namun apes, di jalan ia justru menabrak mobil yang melintas dan terjatuh.

Saat itulah, warga yang sudah berdatangan langsung mengepungnya. Emosi massa tak terbendung. Oknum polisi yang semula gagah berseragam kini dihajar beramai-ramai. Helm, batu, hingga pukulan tangan kosong mendarat bertubi-tubi ke tubuhnya.

Pelaku yang babak belur akhirnya berhasil diamankan dan diserahkan warga kepada Bhabinkamtibmas Desa Pancasari, sebelum dibawa ke Pos Pol Pancasari Polsek Sukasada.

Sementara itu, korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan akibat luka pukulan dan trauma yang dialami.

Motif Terungkap: Terjerat Utang Ratusan Juta

Kapolres Tabanan AKBP I Putu Bayu Pati dalam keterangannya mengungkap alasan mengejutkan di balik aksi nekat tersebut. Menurutnya, Aiptu IWS terjerat utang ratusan juta rupiah dan pada hari kejadian ia dikejar deadline cicilan yang jatuh tempo.

“Pelaku mengaku terdesak masalah ekonomi. Utangnya mencapai ratusan juta rupiah. Karena tertekan, dia memilih jalan pintas dengan melakukan pencurian,” ujar Putu Bayu.

Namun, apapun alasannya, aksi kriminal ini dianggap mencoreng nama baik kepolisian. Terlebih lagi, pelaku menggunakan atribut dan kewenangan sebagai aparat untuk melukai rakyat kecil yang seharusnya ia lindungi.

Polri Janji Proses Hukum Tegas

Kasus ini kini ditangani serius oleh pihak kepolisian. AKBP Putu Bayu menegaskan bahwa institusinya akan menindak tegas tanpa pandang bulu, meskipun pelaku adalah anggota Polri.

“Kami sudah menahan yang bersangkutan. Proses hukum akan berjalan sesuai aturan. Kami mohon maaf kepada masyarakat, khususnya korban, karena perbuatan ini mencoreng citra polisi. Polri berkomitmen menegakkan hukum, bahkan terhadap anggotanya sendiri,” tegasnya.

Ia juga meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi, serta menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian.

Citra Polisi Kembali Tercoreng

Kasus Aiptu IWS menambah daftar panjang oknum aparat yang justru berbalik arah menjadi pelanggar hukum. Masyarakat pun semakin geram, sebab tindakan ini tidak hanya mencederai korban secara fisik, tapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Seorang warga yang menyaksikan langsung penangkapan itu mengaku kecewa. “Kami ini rakyat kecil, dagang seadanya. Kalau sampai polisi yang harusnya melindungi malah merampas, lalu kami bisa percaya siapa lagi?” ucapnya dengan nada getir.

Kini, publik menunggu apakah kasus ini benar-benar ditangani secara profesional atau justru berakhir dengan sanksi ringan. Yang jelas, kisah tragis di warung kecil Desa Pancasari ini menjadi tamparan keras bagi institusi Polri: bahwa tanpa integritas, seragam dan pangkat hanyalah kedok kosong.

(KS)

#Pencurian #Kriminal #OknumPolisiMencuri