Breaking News

Baku Tembak Berdarah di Intan Jaya: TNI Klaim 14 Milisi TPNPB-OPM Tewas, Markas Besar Kodap VIII Direbut

Anggota Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III bersama sejumlah warga mengevakuasi korban luka-luka akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 23 Maret 2025. Antara/HO/Dispenad

D'On, Intan Jaya -
 Dentuman senjata memecah kesunyian pagi di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Rabu (15/10/2025). Dalam kabut tipis pegunungan yang masih menggantung, pasukan TNI dari Satuan Tugas Komando Operasi Harus Berhasil Maksimal (Habema) bergerak menyusuri jalur setapak yang membelah lembah. Misi mereka satu: membebaskan warga Soanggama dari cengkeraman Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Operasi itu bukan serangan spontan. Sehari sebelumnya, tim intelijen Koops Habema telah memantau adanya sekitar 30 milisi bersenjata yang menjadikan kampung tersebut sebagai basis persembunyian. Informasi penting datang dari warga yang hidup di bawah ancaman—tak lagi bebas berladang, beribadah, atau bahkan keluar rumah tanpa rasa takut.

Kami lakukan tindakan tegas dan terukur kepada 14 anggota OPM untuk menegakkan keamanan serta melindungi masyarakat dari aksi teror dan kejahatan,” ujar Letnan Kolonel Iwan Dwi Prihartono, Komandan Satgas Media Koops Habema, dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).

Pertempuran Dimulai Saat Fajar Menyingsing

Sekitar pukul 05.30 WIT, prajurit TNI mulai bergerak. Langkah mereka senyap, menyusuri medan berbukit yang licin dan berkabut. Namun, rencana evakuasi warga berubah menjadi baku tembak sengit ketika keberadaan pasukan terdeteksi milisi bersenjata.

Tembakan pertama memecah keheningan pagi. Rentetan peluru balas-membalas menggema di antara pepohonan sagu dan lereng batu. Pasukan Habema membalas tembakan secara terukur, sesuai prosedur tempur yang telah ditetapkan.

“Kontak senjata berlangsung intens. Kami harus memastikan keselamatan warga yang masih berada di dalam kampung,” ujar Letkol Iwan.

Pertempuran berlangsung berjam-jam. Baru sekitar pukul 12.00 siang, suara senjata mereda dan situasi Soanggama dinyatakan kondusif. Warga yang sebelumnya bersembunyi di rumah dan kebun segera dievakuasi ke titik aman di luar area konflik.

14 Milisi Tewas, Markas Kodap VIII Direbut

Dalam penyisiran setelah kontak tembak, TNI menemukan 14 jasad yang diduga kuat merupakan anggota TPNPB-OPM. Beberapa di antaranya diidentifikasi sebagai tokoh penting di struktur militer kelompok separatis itu.

Nama-nama yang disebut termasuk Agus Kogoya, Kepala Staf Operasi Kodap VIII/Intan Jaya; Ipe Kogoya, adik kandung Pangkodap VIII; serta Zakaria Kogoya, pelaku penembakan prajurit TNI di Mamba Bawah dan Gamagai beberapa waktu lalu.

“Dari hasil penindakan, kami juga menyita sejumlah senjata api, senjata tajam, serta berbagai perlengkapan perang, dan berhasil menguasai markas besar Kodap VIII/Intan Jaya,” kata Letkol Iwan.

TNI menyebut, operasi ini menjadi langkah strategis untuk memutus jalur logistik dan komunikasi kelompok bersenjata di wilayah pegunungan tengah Papua, yang selama ini dikenal sebagai daerah paling rawan.

Versi TPNPB: Klaim TNI Dianggap Propaganda

Namun di sisi lain, narasi berbeda datang dari pihak TPNPB. Sebby Sambom, juru bicara organisasi itu, membantah keras klaim TNI mengenai 14 anggota mereka yang tewas.

Agus Kogoya masih hidup. Tidak ada 14 orang kami yang mati. Itu mungkin masyarakat, bukan prajurit TPNPB,” ujar Sebby dalam pesan singkat kepada Tempo, Kamis (16/10/2025).

Ia mengakui memang ada kontak senjata di Soanggama pada Rabu pagi, namun menilai klaim TNI dilebih-lebihkan untuk kepentingan propaganda militer. “Kami masih solid dan terus bertempur untuk kemerdekaan bangsa Papua,” tegasnya.

Soanggama, Medan Sunyi yang Jadi Rebutan

Kampung Soanggama bukan sekadar titik di peta. Wilayah ini menjadi jalur penting antara Distrik Homeyo dan kawasan pegunungan Intan Jaya, dikenal sulit dijangkau karena topografi terjal serta minim akses transportasi.

Bagi TPNPB-OPM, Soanggama adalah basis strategis untuk bergerak dan bersembunyi. Bagi TNI, menguasai kampung ini berarti membuka kembali ruang aman bagi warga sipil dan menutup salah satu simpul kekuatan kelompok bersenjata.

Sementara bagi penduduk setempat, operasi militer seperti ini sering menjadi pisau bermata dua  di satu sisi menjanjikan keamanan, di sisi lain menimbulkan trauma akibat rentetan konflik berkepanjangan di tanah yang mereka cintai.

Bayang-Bayang Damai yang Masih Jauh

Peristiwa di Intan Jaya ini kembali menegaskan bahwa perdamaian di Papua masih berada di ujung bayangan. Di satu sisi, aparat keamanan berupaya menegakkan kedaulatan negara dan melindungi warga; di sisi lain, kelompok bersenjata menegaskan perjuangan mereka belum berakhir.

Bagi warga Soanggama, yang baru saja keluar dari kepungan ketakutan, hari-hari ke depan masih penuh tanda tanya  apakah kedamaian akan bertahan, atau justru babak baru konflik akan kembali bergulir di tanah yang tak pernah benar-benar tenang.

Source: Tempo

#TPNPB #OPM #SatgasDamaiCartenz #TNI #BakuTembak