Pelecehan Seksual Modus Gesek Kelamin di Gerbong KRL, Pelaku Ngaku Wartawan dan Tak Pakai Celana Dalam
Ilustrasi pelecehan seksual.
D'On, Jakarta – Suasana padat dan sesak di KRL kerap menjadi alasan klasik terjadinya pelecehan seksual. Namun, insiden yang menimpa seorang wanita penumpang KRL rute Rangkasbitung–Tanah Abang pada Rabu (3/9/2025) sungguh mencengangkan. Korban mengaku mendapat pelecehan dengan modus gesek kelamin oleh seorang pria berinisial YJP (38) yang bahkan diketahui tak mengenakan celana dalam. Ironisnya, pelaku berdalih dirinya seorang wartawan dan berulang kali berusaha menggertak korban agar kasus ini tak berlanjut ke ranah hukum.
Kronologi Pelecehan: Dari Rawa Buntu hingga Tanah Abang
Kejadian ini bermula ketika korban menaiki KRL dari Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 07.50 WIB. Kondisi kereta, seperti biasa pada jam sibuk, penuh sesak. Di tengah hiruk pikuk penumpang, korban melihat seorang pria berpenampilan nyentrik—memakai headband, sikap percaya diri berlebihan, dan gestur mencurigakan.
“Awalnya saya pikir wajar kalau desak-desakan. Tapi lama-lama saya merasa ada yang aneh, pelaku berdiri terlalu dekat, wajahnya sampai nyaris menempel ke wajah saya,” tutur korban dengan suara bergetar saat dikonfirmasi.
Kecurigaan itu terjawab ketika kereta melewati Stasiun Pondok Ranji. Korban merasakan gesekan keras di bagian pinggul dan pantat sebelah kiri. “Saya jelas merasakan ada sesuatu yang keras, asumsi saya ya itu kemaluan dia. Beberapa kali tangannya juga terlihat menggerakkan area itu,” tambahnya.
Korban terdiam, shock, tak kuasa berteriak atau meminta pertolongan. Rasa takut salah menuduh tanpa bukti membuatnya memilih menahan diri. Namun, perasaan ngeri itu semakin menjadi-jadi ketika pelaku berpindah posisi di Stasiun Kebayoran, menempel lagi pada penumpang perempuan lain. “Saya lihat sendiri polanya sama persis, dia menempel, menggesekkan tubuhnya. Saat itu saya makin yakin, ini memang pelecehan,” ucap korban.
Upaya Rekam Bukti dan Keberanian Penumpang Lain
Dengan tangan gemetar, korban memberanikan diri merekam tindakan pelaku. Video itu memperlihatkan bagaimana pria tersebut kembali mengulangi perbuatannya pada penumpang perempuan muda lain. Untungnya, sejumlah penumpang perempuan yang sadar dengan gelagat mencurigakan ikut membantu, menawarkan tempat duduk untuk menyelamatkan korban lain dari pelecehan.
Setibanya di Stasiun Tanah Abang, korban langsung mencari petugas. Ia berhasil menemukan pelaku di peron 1, tepatnya di kereta tujuan Kampung Bandan. Dengan sigap, petugas stasiun mengamankan pelaku. Namun, di ruang petugas, bukannya mengakui perbuatannya, YJP justru berkelit.
“Dia bilang itu cuma efek desak-desakan. Bahkan terus mengulang, ‘kan bisa saja enggak sengaja’. Padahal bukti jelas ada,” kata korban.
Dalih “Wartawan” dan Ancaman
Tidak berhenti di situ, YJP bahkan mencoba menggertak korban dengan mengaku sebagai wartawan yang hendak meliput ke DPR RI. “Dia bilang, kalau saya enggak terbukti salah, habis semua sama saya. Saya wartawan, ada anak-istri, kalau mau begitu tinggal di rumah,” tutur korban menirukan ancaman pelaku.
Bahkan, dalam perdebatan panas itu, pelaku sempat terpeleset lidah. Ia menyebut video rekaman korban adalah milik orang lain. “Itu justru jadi bukti bahwa dia sadar sedang direkam dan memang melakukan pelecehan,” ungkap korban.
Tak hanya itu, pelaku juga menelepon seseorang. Alih-alih menenangkan, suara di ujung telepon justru ikut mengancam korban. Meski dihantui rasa takut, korban teguh pada niat melaporkan kasus ini ke polisi.
Drama di Polres: Gaslighting hingga Pendamping Palsu
Korban kemudian menuju Polres Metro Jakarta Pusat. Tak lama berselang, YJP datang bersama dua orang kakaknya yang mengaku sebagai pendamping. Alih-alih pengacara, keduanya justru berusaha menggiring korban agar mengurungkan niatnya membuat laporan.
“Dia mencoba gaslighting, bilang ‘Mbak kan punya hati nurani, enggak usah dilanjutkan’. Jelas saya tidak terima,” kata korban. Karena lokasi kejadian berpindah-pindah, laporan akhirnya diarahkan ke Polda Metro Jaya.
Fakta Mengejutkan: Pelaku Tak Kenakan Celana Dalam
Saat berita acara pemeriksaan (BAP) dibuat, terungkap fakta mencengangkan. Petugas stasiun Tanah Abang memberi keterangan bahwa YJP ternyata tidak mengenakan celana dalam ketika beraksi di gerbong KRL. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa aksinya sudah direncanakan, bukan sekadar akibat kereta penuh.
Kini, korban masih berupaya mencari penumpang-penumpang lain yang diduga juga menjadi korban YJP. Ia berharap keberanian dirinya melapor bisa memicu korban lain untuk turut bersuara. “Saya ingin perempuan lain yang mengalami ini juga speak up. Jangan sampai pelaku bebas berkeliaran dan mengulangi lagi,” tegasnya.
Polisi Turun Tangan
Kasus ini resmi dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/B/6187/IX/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA. Kasubdit Renakta Polda Metro Jaya, AKBP Iskandar, membenarkan laporan tersebut. “Mohon waktu kami cek,” ujarnya singkat saat dihubungi.
Kasus YJP menambah panjang daftar pelecehan seksual di transportasi umum. Meski berbagai upaya pencegahan telah digalakkan, peristiwa ini kembali menjadi alarm betapa perempuan masih rentan menjadi sasaran di ruang publik.
(Mond)
#PelecehanSeksual #Asusila