Breaking News

Warna-Warni Pagi di Pantai Padang: Senam, Bersih-Bersih, dan Senyum Pedagang Kecil

FKUB Adakan Senam Massal dan Bersih Pantai Padang 

D'On, Padang –
Matahari belum sepenuhnya tinggi ketika riuh tawa dan semangat masyarakat mulai menghidupkan kawasan Pantai Padang, Sabtu pagi, 2 Agustus 2025. Bukan sekadar pagi biasa. Di bawah langit biru yang cerah, ratusan warga tumpah ruah dalam kegiatan senam bersama dan aksi bersih-bersih pantai yang berlangsung penuh kehangatan dan solidaritas lintas agama.

Kegiatan ini bukan hanya ajang olahraga dan gotong royong lingkungan. Lebih dari itu, ini adalah simbol hidupnya toleransi, persatuan, dan semangat warga dalam memperingati Hari Jadi Kota Padang ke-356. Diinisiasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang, acara ini menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama Kota Padang, serta unsur Forkopimda, menghadirkan momen kebersamaan yang menginspirasi.

Namun, ada wajah-wajah lain yang juga bersinar pagi itu para pedagang kecil yang selama ini setia menggantungkan hidupnya di kawasan pantai. Salah satunya adalah Sastra (40), penjual mainan anak-anak sekaligus penyewa tikar yang sudah bertahun-tahun mencari nafkah di Pantai Purus.

“Biasanya sehari cuma dapat Rp100 ribu. Tapi hari ini... luar biasa! Saya bisa bawa pulang Rp500 ribu, seperti saat musim libur. Alhamdulillah, ini semua karena orang ramai datang untuk ikut acara ini,” ujarnya penuh syukur sambil melipat tikar yang baru saja selesai disewa pengunjung.

Bagi Sastra, kegiatan seperti ini bukan hanya menebar manfaat jangka pendek. Ia melihat potensi besar untuk menghidupkan kawasan Pantai Padang secara berkelanjutan secara sosial, ekologis, sekaligus ekonomi.

“Kalau bisa seminggu sekali ada acara kayak gini, pantai pasti makin hidup. Orang-orang makin peduli kebersihan, ekonomi jalan, dan masyarakat makin guyub,” tambahnya, tersenyum lebar.

Senada dengan Sastra, Sapparudin, penjual minuman yang telah lama mangkal di dekat bibir pantai, mengaku turut panen rezeki. Sejak pagi-pagi buta, ia sudah bersiap, menyiapkan stok dagangannya lebih banyak dari biasanya, karena mendengar kabar akan adanya kegiatan bersih pantai.

“Biasanya jualan baru habis sore. Tapi hari ini, sebelum dzuhur sudah ludes. Pantai ramai, orang datang senang, saya juga ikut senang,” ucapnya sambil menyeka keringat di pelipisnya.

Kebersamaan lintas usia, agama, dan profesi pagi itu menjadi potret indah sebuah kota yang tak sekadar merayakan hari jadinya secara seremonial. Lebih dari itu, Hari Jadi Kota Padang ke-356 hadir sebagai momen pengingat bahwa kota ini milik semua: warga, pedagang kecil, anak-anak, dan siapa pun yang mencintai ruang publiknya.

Dalam kegiatan tersebut, masyarakat bukan hanya diajak untuk bergerak secara fisik melalui senam dan gotong royong membersihkan pantai. Mereka juga secara tidak langsung digerakkan untuk menyatu dalam semangat kepedulian, memahami bahwa merawat ruang publik adalah tanggung jawab bersama dari warga biasa hingga pemangku kepentingan.

Kawasan Pantai Padang yang bersih, ramai, dan penuh tawa menjadi saksi bahwa kegiatan semacam ini adalah investasi sosial. Sebuah strategi sederhana namun berdampak besar yang bisa menghidupkan ruang-ruang publik, menyuburkan toleransi, sekaligus menggerakkan roda ekonomi warga kelas bawah.

Momentum seperti ini semestinya tak berhenti sebagai agenda tahunan. Sebaliknya, perlu menjadi program rutin  mungkin dua minggu sekali, atau bahkan setiap pekan  dengan melibatkan komunitas, sekolah, organisasi keagamaan, hingga para pelaku UMKM.

Karena ketika kebersamaan, kebersihan, dan ekonomi lokal bergerak seiring langkah yang sama, maka wajah kota akan bersinar bukan hanya karena bangunan megah atau jalanan lebar, tetapi karena warganya saling menjaga dan berbagi ruang hidup dengan rasa memiliki.

(Mond)

#Padang #PantaiPadang