Breaking News

Setelah 17 Tahun Menjabat, Ahmad Muzani Lepas Kursi Sekjen Gerindra dan Resmi Jadi Ketua Dewan Kehormatan

Pergantian Sekjen Gerindra dari Ahmad Muzani ke Sugiono di pribadi Prabowo di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jumat 1 Agustus 2025. (Instagram/@ahmadmuzani2)

D'On, Jakarta 
— Sebuah babak baru terbuka dalam struktur kepemimpinan Partai Gerindra. Ahmad Muzani, sosok yang telah menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra sejak hari-hari awal berdirinya partai pada tahun 2008, resmi menanggalkan jabatannya setelah lebih dari 17 tahun mengabdi. Estafet kepemimpinan kini berpindah ke tangan Sugiono, yang ditunjuk langsung oleh Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto.

Pengumuman pergantian ini bukan sekadar formalitas. Prosesi simbolis dilakukan secara langsung di jantung kekuasaan partai: Padepokan Garuda Yaksa, kediaman pribadi Prabowo di Hambalang, Bogor, pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025. Di tempat inilah, Prabowo menandatangani Surat Keputusan (SK) pengangkatan Sugiono sebagai Sekjen yang baru, mengukuhkan transisi kekuasaan dengan tangan dingin dan penuh perhitungan.

“Dengan keputusan yang berlaku sejak ditandatangani tersebut, maka jabatan Sekjen yang telah saya emban selama 17 tahun lebih sejak berdirinya partai pada 6 Februari 2008 sampai dengan 1 Agustus 2025 telah digantikan oleh Sugiono,” tulis Muzani melalui akun Instagram resminya @ahmadmuzani2.

Transisi Tenang, Loyalitas Tak Bergeser

Tak ada riuh, tak ada friksi. Muzani menerima keputusan tersebut dengan kepala tegak dan sikap kenegarawanan. Dalam pernyataannya, ia mengucapkan terima kasih kepada Prabowo atas kepercayaan yang telah diberikan selama hampir dua dekade. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh kader Gerindra yang telah mendukungnya sepanjang masa jabatannya.

“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Umum/Ketua Dewan Pembina serta kepada seluruh kader Partai Gerindra atas kepercayaannya selama ini,” ujar Muzani.

Namun, hengkang dari kursi Sekjen bukan berarti Muzani undur diri dari panggung utama partai. Justru sebaliknya. Prabowo memberi mandat baru kepada sosok kepercayaannya itu untuk menempati dua posisi strategis sekaligus: Sekretaris Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Gerindra. Jabatan ini menjadikan Muzani sebagai pengawal etika dan arah ideologis partai, peran yang sangat penting di tengah dinamika politik nasional.

Permohonan Maaf dan Komitmen Baru

Di tengah pernyataan transisinya, Muzani juga menyampaikan permohonan maaf. Ia mengakui bahwa selama 17 tahun menjabat sebagai Sekjen, tidak menutup kemungkinan ada keputusan maupun langkah yang mungkin kurang berkenan bagi kolega maupun kader partai.

“Saya menyampaikan permohonan maaf jika selama menjalani jabatan sebagai sekjen partai terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kealpaan yang menyebabkan tidak berkenan kepada kawan-kawan seperjuangan,” katanya dengan nada reflektif.

Ia menutup pernyataan dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik di posisi barunya, serta tetap tegak lurus dalam mendukung visi dan misi Prabowo Subianto dan Partai Gerindra.

Makna Strategis Pergantian

Pergantian Sekjen di tubuh partai politik besar seperti Gerindra bukanlah hal yang remeh. Posisi Sekjen memiliki peran vital sebagai motor penggerak mesin partai, mulai dari pengorganisasian kader, pengambilan keputusan politik, hingga komunikasi antarstruktur. Dalam konteks ini, pengangkatan Sugiono mengisyaratkan arah baru yang sedang disiapkan Prabowo menjelang babak penting pemerintahan 2024–2029, di mana ia menjabat sebagai Presiden RI terpilih.

Sugiono sendiri bukan wajah baru di Gerindra. Ia dikenal sebagai figur militer yang loyal, cermat, dan strategis—karakteristik yang menjadi cerminan gaya kepemimpinan Prabowo.

Konsolidasi Menjelang Pemerintahan Baru

Langkah Prabowo mengganti Sekjen dan menyusun ulang struktur Dewan Pembina serta Dewan Kehormatan Gerindra diyakini sebagai bagian dari proses konsolidasi internal menjelang pelantikan kabinet baru. Posisi partai sebagai penguasa eksekutif menuntut disiplin, efisiensi, dan kesatuan visi yang lebih ketat.

Dengan menempatkan Ahmad Muzani di Dewan Kehormatan, Prabowo tampak ingin memastikan bahwa ruh ideologis partai tetap terjaga, sementara Sugiono akan bertugas mengawal mesin politik dari pusat hingga akar rumput.

Catatan Redaksi:
Pergantian jabatan ini menandai fase penting dalam sejarah Partai Gerindra. Dari tangan Muzani ke Sugiono, dari masa lalu ke masa depan, partai ini tampaknya sedang bersiap memainkan peran lebih besar dalam konstelasi politik nasional. Pertanyaannya sekarang, sejauh mana regenerasi ini mampu menjaga soliditas dan daya dobrak Gerindra di tengah medan politik yang semakin kompleks?

(T)

#Gerindra #Politik #Nasional #AhmadMuzani