Breaking News

Serangan Israel Hantam RS Nasser di Gaza: 15 Tewas, Termasuk 4 Jurnalis

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah yang terjadi pada hari Senin, di Zawayda di Jalur Gaza tengah, Selasa (1/7/2025). Foto: Ramadan Abed/REUTERS

D'On, Gaza
 – Gaza kembali diguncang tragedi berdarah. Serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Nasser, salah satu rumah sakit terbesar di wilayah selatan Gaza, pada Senin (25/8). Ledakan dahsyat yang terjadi di tengah padatnya pasien, tenaga medis, dan pengungsi itu menewaskan sedikitnya 15 orang. Tragisnya, di antara korban terdapat empat jurnalis yang sedang bertugas meliput kondisi darurat di rumah sakit tersebut.

Menurut laporan Reuters, salah satu jurnalis yang tewas adalah Hussam al-Masri, seorang juru kamera yang sudah lama menjadi kontributor kantor berita internasional itu. Masri merekam suasana genting di RS Nasser saat serangan pertama menghantam, sebelum akhirnya nyawanya terenggut. Rekaman siaran langsung yang dia operasikan tiba-tiba terputus, menjadi saksi bisu detik-detik terakhir hidupnya.

Tak lama berselang, serangan kedua kembali mengguncang area rumah sakit. Saat itu, petugas penyelamat, jurnalis, dan warga yang panik bergegas menolong korban serangan pertama. Namun, justru di momen itulah rudal berikutnya menghantam, menambah daftar panjang korban. Fotografer Reuters lain, Hatem Khaled, dilaporkan mengalami luka dalam serangan kedua tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan identitas tiga jurnalis lain yang tewas, yakni:

  • Mariam Abu Dagga, jurnalis muda yang dikenal berani meliput di garis depan konflik.
  • Mohammed Salama, reporter lokal yang selama ini menjadi sumber informasi penting tentang kondisi warga sipil.
  • Moaz Abu Taha, fotografer yang kerap mendokumentasikan kehancuran fasilitas umum akibat serangan udara Israel.

Selain para jurnalis, beberapa petugas penyelamat juga masuk dalam daftar korban tewas. Peristiwa ini menambah luka mendalam bagi komunitas media internasional, mengingat jurnalis seharusnya dilindungi dalam kondisi perang, sesuai Konvensi Jenewa dan hukum humaniter internasional.

Serangan Sistematis terhadap Jurnalis dan Fasilitas Medis

Sindikat Jurnalis Palestina mengecam keras aksi ini. Mereka mencatat bahwa lebih dari 240 jurnalis Palestina tewas sejak 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan agresi militer besar-besaran ke Gaza. Angka ini menjadikan konflik Gaza sebagai salah satu tragedi paling mematikan bagi jurnalis di abad ke-21.

Tak hanya jurnalis, rumah sakit pun menjadi target serangan berulang. RS Nasser sebelumnya telah menampung ribuan pasien dan pengungsi akibat rusaknya fasilitas medis lain di Gaza. Serangan ke rumah sakit—yang seharusnya menjadi tempat aman bagi warga sipil—jelas melanggar hukum humaniter internasional, yang menegaskan perlindungan khusus bagi fasilitas medis, tenaga kesehatan, dan jurnalis di wilayah konflik.

Namun, hingga kini, militer Israel dan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memberikan pernyataan resmi terkait serangan ke RS Nasser. Diamnya pihak Israel semakin memicu kecaman dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional.

Gaza: Tanah dengan Luka Tak Pernah Kering

Serangan ke RS Nasser hanyalah satu dari rangkaian tragedi yang tak henti menimpa Gaza sejak 7 Oktober 2023. Di tengah keterbatasan obat-obatan, listrik, dan makanan, warga Gaza kini kehilangan salah satu fasilitas medis terpenting.

Para saksi mata menggambarkan suasana mencekam. Jeritan korban bercampur dengan suara sirene ambulans yang berusaha menembus reruntuhan bangunan. Seorang petugas penyelamat mengatakan kepada media lokal:

“Kami berlari untuk menolong korban serangan pertama. Tapi belum sempat menarik mereka dari reruntuhan, bom kedua jatuh. Banyak teman kami yang ikut menjadi korban. Kami tidak tahu lagi harus menolong siapa terlebih dahulu.”

Tragedi di RS Nasser kembali menyoroti harga mahal yang harus dibayar warga Gaza: kehilangan nyawa, kehilangan keluarga, kehilangan rumah, bahkan kehilangan suara mereka melalui para jurnalis yang gugur.

(Reuters)

#AgresiIsrael #Internasional #Gaza