Breaking News

Ratusan Mahasiswa dan Ojol Geruduk Mapolda Sumbar, Tuntut Keadilan atas Tewasnya Affan Kurniawan

Aliansi Mahasiswa dan Ojol Demo di Depan Mapolda Sumbar (Dok: Ist)

D'On, Padang –
Suasana di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatra Barat, Jalan Sudirman No. 55, Padang, pada Jumat sore (29/8), mendadak mencekam. Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Padang bergabung dengan puluhan pengemudi ojek online (ojol). Mereka berbondong-bondong memenuhi ruas jalan utama dengan satu tuntutan: Polri harus bertanggung jawab atas tewasnya Affan Kurniawan (21), driver ojol yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi ricuh di Jakarta.

Massa Tiba, Suasana Memanas

Sekitar pukul 16.00 WIB, gelombang massa mulai berdatangan. Mengenakan jas almamater dan jaket ojol, mereka berorasi lantang di bawah guyuran hujan yang sempat mengguyur kawasan Mapolda. Suara toa bergema memecah udara, menuntut pertanggungjawaban aparat atas tragedi yang mereka sebut sebagai bentuk “represif brutal”.

Polisi pembunuh! Polisi pembunuh!” teriak massa berulang kali, menuding aparat sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa seorang rakyat kecil yang tengah mencari nafkah.

Berbagai poster protes diangkat tinggi-tinggi:

  • “Polisi Musuh Masyarakat”
  • “Polisi Pembunuh”
  • “Kami Bersama Korban”

Salah satu orator dari pengemudi ojol menegaskan, kehadiran mereka bukan untuk membuat onar, tetapi menuntut keadilan.
Hari ini kami datang untuk menuntut polisi bertanggung jawab atas kematian rekan kami, Affan. Nyawa rakyat jangan lagi dipermainkan,” katanya, yang langsung disambut tepuk tangan ratusan mahasiswa.

Tuntutan Reformasi Polri

Gelombang amarah massa kian menguat. Mereka tidak hanya menuntut keadilan bagi Affan, tetapi juga mendesak reformasi Polri. Massa menilai tindakan represif aparat saat membubarkan aksi di DPR RI, Rabu (28/8), telah melampaui batas.

“Kemarin, mobil yang dibeli dengan uang rakyat justru digunakan untuk membunuh rakyat. Ini tragedi kemanusiaan!” teriak seorang orator lain dari kalangan mahasiswa.

Selain kasus Affan, mereka juga mengecam penangkapan sewenang-wenang dan tindak kekerasan aparat dalam demonstrasi dua hari sebelumnya. Menurut massa, semua tindakan itu mencederai semangat demokrasi yang dijunjung tinggi bangsa ini.

Awalnya, aksi protes mahasiswa dan buruh ojek online dipicu oleh penolakan terhadap tunjangan DPR. Namun, setelah tragedi menimpa Affan Kurniawan, gelombang demonstrasi meluas ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatra Barat.

Massa Gedor Pagar Mapolda

Meski hujan sempat turun, massa enggan bubar. Mereka justru semakin beringas ketika tak kunjung ditemui oleh Kapolda Sumbar. Sorakan makin keras, bahkan pagar Mapolda digedor-gedor hingga roboh. Beberapa botol air mineral dilemparkan ke arah aparat yang berjaga di balik pagar.

Sekitar pukul 19.25 WIB, situasi makin panas. Jalan Sudirman lumpuh total, ban-ban bekas dibakar oleh demonstran, menebarkan asap hitam pekat di depan Mapolda Sumbar. Teriakan “usut tuntas! adili pelaku!” terus menggema, menambah suasana mencekam.

Polisi yang berjaga berulang kali mengimbau massa untuk tertib. Lewat pengeras suara, aparat meminta agar perwakilan massa berunding dengan Kapolda Irjen Pol Gatot Tri Suryanta. Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah. Massa menuntut Kapolda sendiri yang harus keluar menemui mereka.

Kapolda Akhirnya Muncul

Ketegangan baru sedikit mereda saat tepat pukul 20.00 WIB, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta akhirnya keluar dari gedung Mapolda. Mengenakan seragam dinas, Kapolda duduk beralaskan aspal bersama massa yang sudah menunggu penuh emosi.

Di hadapan mahasiswa dan ojol yang masih membara, Gatot menundukkan kepala. Dengan suara lantang namun penuh penyesalan, ia menyampaikan permintaan maaf.
Saya sebagai Kapolda Sumbar, pimpinan tertinggi Polri di wilayah ini, meminta maaf atas kejadian kemarin yang mengakibatkan saudara kita meninggal akibat pelanggaran anggota polisi. Itu kami minta maaf.

Ia juga menyampaikan rasa duka dan doa untuk almarhum Affan Kurniawan.
“Semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Gatot.

Terkait kasus ini, Gatot menegaskan bahwa propam Mabes Polri telah memproses pelaku. “Proses akan dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Mari kita kawal bersama penegakan hukum terhadap anggota kepolisian yang melanggar,” tambahnya.

Massa Mulai Bubarkan Diri

Setelah pernyataan terbuka Kapolda, suasana berangsur tenang. Massa yang sejak sore menuntut keadilan mulai menurunkan tensi. Satu per satu mahasiswa dan ojol membubarkan diri secara tertib.

Pada pukul 21.30 WIB, Jalan Sudirman yang sejak sore tertutup total akhirnya kembali dibuka. Arus lalu lintas normal kembali, meski sisa-sisa ban terbakar masih terlihat di badan jalan.

Namun, meski aksi berakhir, pesan tegas massa tetap menggema: “Usut tuntas kematian Affan, adili pelaku, dan hentikan represifitas aparat!”

(Mond)

#Peristiwa #MapoldaSumbar #Demonstasi