Breaking News

Kobaran Api dari Sumur Minyak di Blora Belum Padam, 800 Warga Mengungsi dalam Trauma

Kebakaran sumur minyak Blora yang belum padam.

D'On, Blora, Jawa Tengah
– Kebakaran hebat yang melanda sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, sejak Minggu (17/8/2025) belum juga berhasil dipadamkan hingga Senin (18/8/2025) malam. Api masih membubung tinggi ke langit, disertai asap pekat yang dapat terlihat dari jarak belasan kilometer.

Besarnya semburan minyak bumi dari perut tanah membuat proses pemadaman berlangsung sangat sulit. Kobaran api yang disertai ledakan besar di awal kejadian memaksa ratusan warga meninggalkan rumah mereka dengan tergesa-gesa.

Ribuan Jiwa dalam Kecemasan

Hingga malam hari, tercatat sekitar 800 jiwa mengungsi ke sejumlah titik yang disediakan pemerintah, terutama di Balai Desa Gandu yang kini difungsikan sebagai posko pengungsian utama. Di lokasi itu, pemerintah daerah juga mendirikan dapur umum untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi dapat terpenuhi.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Blora, Luluk Kusuma, menjelaskan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah seiring meluasnya dampak kebakaran.
Sampai malam ini jumlah pengungsi sebanyak 800 orang. Untuk keamanan ada sekitar 100 petugas yang berjaga. Jadi logistik yang kami siapkan malam ini mencapai 900 paket,” ujar Luluk.

Dapur umum yang beroperasi sejak pagi menyiapkan 800 paket makanan untuk para pengungsi dan 100 paket tambahan untuk petugas gabungan yang berjibaku di lapangan.

Cerita Pilu dari Balik Posko

Di balik upaya evakuasi, terselip kisah pilu para korban. Faela, salah seorang pengungsi, masih terlihat syok saat ditemui di posko. Ia bersama anak-anaknya terpaksa meninggalkan rumah hanya dengan pakaian di badan.
Warga trauma, Mas. Maunya cepat padam biar bisa pulang lagi. Anak-anak juga masih takut,” ungkapnya lirih.

Lebih menyedihkan, Faela kehilangan mertua dan seorang kerabat dekat dalam insiden ledakan yang memicu kebakaran. “Kami belum bisa menerima kenyataan ini. Rasanya seperti mimpi buruk,” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.

Korban Jiwa dan Kerusakan Rumah

Data sementara menyebutkan tiga orang meninggal dunia akibat ledakan dan kobaran api yang begitu cepat menjalar. Selain itu, dua orang lainnya masih dirawat intensif di rumah sakit setempat karena mengalami luka bakar serius.

Ledakan dahsyat juga mengakibatkan puluhan rumah warga di sekitar lokasi rusak berat, sebagian di antaranya rata dengan tanah akibat terbakar. Sejumlah fasilitas umum pun terancam, termasuk akses jalan desa yang harus ditutup total demi keamanan.

Tantangan Pemadaman

Upaya pemadaman api bukanlah perkara mudah. Tim gabungan dari BPBD, TNI-Polri, dan relawan terus bekerja keras mengendalikan kobaran api. Namun, sifat minyak mentah yang terus menyembur dari sumur liar membuat api tak kunjung bisa dijinakkan.

“Ini bukan sekadar kebakaran biasa. Ada semburan minyak yang terus keluar sehingga pemadaman dengan air atau bahan kimia tidak serta-merta berhasil. Kami harus menunggu tekanan di dalam tanah berkurang,” jelas salah satu petugas pemadam.

Ancaman Krisis Kemanusiaan

Hingga kini, warga yang mengungsi masih dibayangi rasa cemas dan trauma. Mereka berharap api segera padam agar bisa kembali ke rumah masing-masing, meski sebagian rumah sudah tidak dapat dihuni lagi.

Pemerintah Kabupaten Blora menyatakan status siaga darurat dan tengah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi serta pusat untuk menangani dampak lebih lanjut. Jika kebakaran tidak segera teratasi, ancaman krisis kemanusiaan bisa terjadi mengingat banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, harta benda, serta sanak keluarga.

(B1)

#Peristiwa #SumurMinyakMeledak