Breaking News

Demo 25 Agustus Kepung DPR! Ribuan Massa dari Berbagai Elemen Datang dengan Tuntutan Menggelegar

Ribuan personel gabungan menggelar apel pasukan dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025). (Antara/Humas Polres Metro Jakarta Pusat)

D'On, Jakarta
– Gelombang demonstrasi besar dipastikan akan mengguncang Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin (25/8/2025). Aksi yang viral di media sosial ini diperkirakan akan dihadiri ribuan massa dari berbagai elemen mahasiswa, organisasi masyarakat, hingga kelompok kepemudaan dengan tuntutan yang beragam namun bernada sama: kritik tajam terhadap wakil rakyat di Senayan.

Polda Metro Jaya menegaskan telah menyiapkan skema pengamanan ketat menghadapi demo 25 Agustus. Ribuan aparat kepolisian disebut siap berjaga di gerbang utama DPR maupun di pintu Pancasila. Hal ini dilakukan menyusul adanya laporan bahwa pagar DPR sempat dilumuri oli oleh pihak tak dikenal. Aksi pelumuran oli itu viral di media sosial dan menambah panas suasana menjelang unjuk rasa.

Gelombang Tuntutan: Dari RUU Perampasan Aset hingga Bubarkan DPR

Ada beragam suara yang akan menyeruak dari massa. Sebagian menyoroti mandeknya pembahasan RUU Perampasan Aset yang sudah bertahun-tahun tak kunjung disahkan. Sebagian lain menyoroti tingginya gaji dan tunjangan anggota DPR yang dianggap tak sebanding dengan kinerja legislasi yang kerap mandek. Bahkan, ada pula kelompok yang terang-terangan menuntut pembubaran DPR sekaligus pelengseran Ketua DPR Puan Maharani.

Berikut peta aksi yang berhasil dihimpun:

1. Pukul 10.00 WIB – Gelombang Pertama

  • Massa: Dewan Pengurus Pusat Generasi Milenial Indonesia
  • Pimpinan: Albar
  • Jumlah: ±500 orang
  • Tuntutan: Bubarkan DPR, sahkan RUU Perampasan Aset, lengserkan Puan Maharani

Kelompok ini diperkirakan menjadi yang terbesar. Mereka membawa semangat muda dengan slogan berani: “Bubarkan DPR!”.

  • Massa: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indraprasta PGRI

  • Pimpinan: Abdul Wahid Kaliki, Raka Abimanyu, Ade Pratama

  • Jumlah: ±100 orang

  • Tuntutan: Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset dan menegaskan bahwa pemerintah harus bersih dari praktik korupsi

  • Massa: BEM Nusantara, Pengurus Daerah Khusus Ibukota Jakarta

  • Pimpinan: Hasyim Rahman Mahad, Piere Lailossa

  • Jumlah: ±300 orang

  • Tuntutan: “Merdeka untuk Siapa?” — sebuah seruan retoris yang menohok, menggugat makna kemerdekaan yang dianggap hanya milik elit, bukan rakyat.

2. Pukul 13.00 WIB – Gelombang Kedua

  • Massa: Perkumpulan Mahasiswa Indonesia

  • Pimpinan: Haruna Rumona, Ali Rumona

  • Jumlah: ±30 orang

  • Tuntutan: Bubarkan DPR dan MPR

  • Massa: Pengurus Cabang Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) Jakarta Timur

  • Pimpinan: Ainun Sakti Rahanyaan

  • Jumlah: ±50 orang

  • Tuntutan: Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset

  • Massa: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Barat

  • Pimpinan: Choirul Umam

  • Jumlah: ±50 orang

  • Tuntutan: Hapus gaji dan tunjangan fantastis anggota DPR

Aroma Ketidakpercayaan Publik

Rangkaian tuntutan yang berbeda namun saling beririsan ini menggambarkan satu hal: semakin menipisnya kepercayaan publik terhadap DPR. Kritik atas kemewahan fasilitas anggota DPR di tengah situasi rakyat yang terhimpit krisis ekonomi menjadi bahan bakar utama kemarahan massa.

Para pengunjuk rasa menilai DPR tidak lagi bekerja untuk rakyat, melainkan sibuk menjaga kepentingan politik kelompoknya. Hal ini tercermin dari lambannya pembahasan RUU penting seperti RUU Perampasan Aset yang dinilai bisa menjadi senjata mematikan melawan koruptor.

Pagar DPR Jadi Simbol Perlawanan

Aksi pelumuran oli pada pagar DPR/MPR sehari sebelum demo menjadi simbol tersendiri. Meski belum ada penjelasan resmi dari pihak Setjen DPR, publik menafsirkan itu sebagai bentuk protes senyap yang menandai puncak kejenuhan rakyat.

Polisi Siaga, Jalan Diprediksi Macet

Dengan massa yang diperkirakan lebih dari 1.000 orang, arus lalu lintas di sekitar Senayan dipastikan terganggu. Polisi pun akan menutup dan mengalihkan sejumlah ruas jalan. Situasi ini menjadi perhatian warga Jakarta yang sehari-hari melintasi kawasan tersebut.

“Hari Perhitungan” bagi DPR

Senin, 25 Agustus 2025, bisa jadi akan tercatat sebagai salah satu momen besar dalam catatan gerakan sosial di Indonesia. Sejumlah pihak menyebut aksi ini sebagai “hari perhitungan” bagi DPR. Jika tuntutan massa diabaikan, gelombang ketidakpercayaan diprediksi akan semakin meluas, memperlebar jurang antara rakyat dan wakilnya.

(B1)

#DemoDPR #Viral #Nasional