Breaking News

Tragedi di Lubuk Sikaping: Pemuda Pasaman Tewas Ditembak Rekannya Sendiri, Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa dan Di Bawah Pengaruh Narkoba

Pihak kepolisian di Mapolres Pasaman memeriksa terduga pelaku penembakan – Foto : Polres Pasaman 

D'On, Pasaman, Sumatera Barat
— Suasana mencekam menyelimuti Kabupaten Pasaman usai peristiwa tragis yang merenggut nyawa seorang pemuda di tangan sahabatnya sendiri. Harfi (36), warga Jorong Pasa Kaciak, Nagari Tanjung Beringin Utara, Kecamatan Lubuk Sikaping, menghembuskan napas terakhir usai ditembak dengan senapan angin oleh rekannya, MI (37), dalam insiden yang mengguncang warga setempat pada Selasa siang (8/7/2025).

Peristiwa berdarah itu terjadi di sebuah depot air minum milik warga sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut keterangan resmi dari pihak kepolisian, penyerangan bukan hanya melibatkan tembakan tunggal. Pelaku juga memukuli korban dengan senjata yang sama secara brutal hingga senapan tersebut patah menjadi dua bagian.

“Setelah menembak korban, pelaku tidak berhenti di situ. Ia memukulkan senapan angin tersebut ke kepala korban hingga menyebabkan luka berat dan korban tak sadarkan diri,” ujar Kasat Reskrim Polres Pasaman, AKP Fion Joni Hayes, dalam konferensi pers pada Rabu (9/7).

Korban Tewas Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit Rujukan

Warga sekitar yang panik segera melarikan Harfi ke RSUD Tuanku Imam Bonjol, Lubuk Sikaping. Namun luka yang diderita korban sangat serius. Ia dirujuk ke RSUP M. Djamil Padang, rumah sakit pusat dengan fasilitas trauma yang lebih lengkap. Sayangnya, nasib berkata lain  Harfi menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan menuju Padang. Meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan komunitas yang mengenalnya sebagai pribadi pendiam dan pekerja keras.

Dugaan Gangguan Jiwa dan Narkoba, Polisi Usut Motif Pelaku

Insiden ini menjadi semakin kompleks setelah polisi mendalami kondisi psikologis pelaku. MI diduga mengalami depresi berat dan bahkan kemungkinan berada di bawah pengaruh zat adiktif saat melancarkan aksinya.

Yang lebih mengejutkan, pelaku mengaku mendengar “bisikan-bisikan aneh” yang menyuruhnya menembak korban. Hal ini mengarah pada kemungkinan gangguan psikotik atau skizofrenia, yang kini tengah dikaji melalui pemeriksaan medis dan kejiwaan.

“Dari pendalaman awal, pelaku mengaku mendengar suara-suara yang tidak nyata. Ini mengindikasikan gangguan psikis yang serius. Kami juga sedang menyelidiki kemungkinan pelaku mengonsumsi narkotika sebelum kejadian,” lanjut AKP Fion.

Barang Bukti: Senapan Patah, Jejak Kekerasan Tak Terbantahkan

Barang bukti berupa senapan angin kaliber 4 yang digunakan pelaku kini telah diamankan oleh aparat kepolisian. Senjata itu dalam kondisi rusak berat, bahkan patah akibat digunakan untuk memukul korban. Temuan ini menguatkan indikasi bahwa penyerangan berlangsung dalam kondisi emosi tidak stabil dan penuh kekerasan.

Polisi juga melakukan olah TKP serta memeriksa sejumlah saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu, MI telah resmi diamankan di Mapolres Pasaman untuk menjalani serangkaian pemeriksaan, baik secara medis maupun psikologis.

Tragedi yang Mengguncang Lubuk Sikaping: Warga Tuntut Kejelasan dan Keadilan

Peristiwa ini mengguncang masyarakat Lubuk Sikaping dan sekitarnya. Banyak yang masih tidak percaya bahwa dua orang yang dikenal dekat dan kerap terlihat bersama, bisa berakhir dalam tragedi maut seperti ini.

“Tidak ada tanda-tanda keributan sebelumnya. Mereka biasa bekerja sama di depot air. Kami sangat terkejut,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.

Kini, publik menanti kejelasan dari pihak berwenang terkait motif pasti penembakan ini. Apakah murni karena gangguan jiwa, pengaruh narkoba, atau ada konflik pribadi yang belum terungkap?

Pihak kepolisian menyatakan masih terus mendalami kasus ini secara menyeluruh. Termasuk menanti hasil uji laboratorium forensik dan tes toksikologi untuk memastikan apakah ada jejak narkotika dalam tubuh pelaku.

Catatan Redaksi:

Kasus ini menjadi alarm keras bagi kita semua. Tentang pentingnya deteksi dini gangguan kejiwaan, pengawasan ketat peredaran senapan angin, dan bahaya laten narkotika yang bisa merenggut nyawa dalam sekejap. Tragedi ini bukan hanya cerita duka sebuah keluarga, melainkan juga refleksi akan betapa rapuhnya kehidupan sosial saat tekanan jiwa dan narkoba dibiarkan tanpa pengawasan.

(Mond)

#Peristiwa #Penembakan #PasamanBarat