Breaking News

“Lebih Baik Saya Tembak!”: Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom Ancam Oknum Aparat Nakal, Tegaskan Tak Ada Ampun bagi Pengkhianat

Ilustrasi Narkoba (Dok: Dirgantaraonline)

D'On, Palu
 — Dalam pernyataan yang menggetarkan ruang auditorium Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Marthinus Hukom mengeluarkan peringatan keras nan tegas terhadap siapapun yang berani bermain-main dengan narkoba, terutama dari kalangan aparat penegak hukum.

Di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum bertema “Peran Mahasiswa dalam Pencegahan Narkoba”, Marthinus tak segan melontarkan ultimatum mematikan.

“Kalau ada anggota saya yang main-main dengan narkoba, lebih baik saya tembak!” tegasnya lantang, disambut hening dan mata-mata terbelalak di ruangan.

Pernyataan itu bukan sekadar gertakan kosong. Marthinus menegaskan bahwa tak akan ada ruang kompromi bagi para “pengkhianat dalam selimut” yang mencederai misi BNN dari dalam. Menurutnya, keterlibatan aparat dalam jaringan narkotika bukan hanya kejahatan, tapi penghianatan total terhadap negara dan rakyat.

“Mereka itu benteng pertahanan bangsa. Kalau bentengnya jebol, sistem akan runtuh,” ujar jenderal bintang tiga itu, penuh tekanan.

Ancaman Nyata dari Dalam Tubuh Negara

Marthinus tak menutup mata bahwa sebagian aparat penegak hukum memiliki celah untuk terjerumus — atau sengaja melibatkan diri — dalam bisnis haram yang merusak generasi itu. Dengan pengetahuan mereka tentang sistem hukum, penyidikan, dan celah regulasi, mereka justru menjadi ancaman paling berbahaya.

“Mereka tahu bagaimana proses hukum bekerja, bagaimana menyembunyikan jejak, dan bagaimana menekan saksi. Itu sebabnya, hukuman terhadap aparat harus lebih berat dari pelaku sipil biasa,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa proses pembersihan internal BNN terus dilakukan. Tak hanya sekadar slogan, Marthinus menyatakan lembaganya aktif melakukan evaluasi ketat, termasuk pengawasan berlapis terhadap seluruh personel.

“Kita tidak hanya mengejar bandar dan pengguna, tapi juga bersih-bersih dari dalam. Tidak boleh ada pengkhianat di tubuh kita,” katanya, mengulang dengan nada tegas.

BNN Rekrut dengan Proses Super Ketat

Dalam forum tersebut, Marthinus juga membeberkan bagaimana BNN merekrut personelnya melalui jalur yang transparan dan berstandar tinggi, bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) serta institusi kepolisian. Menurutnya, penguatan sistem pengawasan menjadi benteng awal dalam menapis calon-calon pengkhianat.

“Kita awasi dari awal. Seleksi ketat. Integritas adalah syarat mutlak. Jangan pikir bisa masuk lalu main belakang,” ujarnya.

Mahasiswa: Garda Terdepan dalam Pencegahan

Tak hanya berbicara soal penindakan, Marthinus juga menekankan pentingnya aspek pencegahan. Ia menyebut kelompok usia 15–25 tahun sebagai yang paling rentan terhadap penyalahgunaan narkoba — dan di sinilah peran strategis mahasiswa tak tergantikan.

“Mahasiswa punya nalar kritis, kemampuan intelektual, dan akses luas ke komunitas. Mereka harus jadi agen moral, pelopor perlawanan dari akar,” ujarnya.

Kuliah umum itu sekaligus menjadi panggilan moral bagi generasi muda agar tidak hanya menjadi penonton dalam perang melawan narkoba, tapi turut menjadi garda terdepan. Edukasi di kampus, penyuluhan berbasis komunitas, dan gerakan sosial dinilai sebagai langkah nyata dalam memutus mata rantai peredaran narkotika sejak hulu.

Tak Ada Ruang Aman bagi Bandar, Pengguna, dan Pengkhianat

Marthinus mengakhiri kuliah umumnya dengan pernyataan keras yang tak biasa dilontarkan pejabat tinggi negara: bahwa dirinya siap menghadapi kritik, bahkan ancaman, demi membersihkan lembaga yang ia pimpin dari pengaruh kotor narkoba.

“Lebih baik saya kehilangan anak buah, daripada membiarkan institusi ini dikotori. Ini soal kehormatan. Soal masa depan bangsa,” tutupnya, disambut tepuk tangan panjang dari para mahasiswa.

Pernyataan Marthinus bukan hanya memperlihatkan ketegasan seorang pemimpin, tetapi juga menyingkap fakta kelam bahwa perang terhadap narkoba bukan lagi semata melawan ‘orang luar’. Musuh bisa saja menyelinap dari dalam dan bagi Marthinus, mereka yang demikian tidak layak diberi ampun.

(B1)

#BNN #Nasional #Narkoba