Kapolri Listyo Sigit Tegas: Anggota Nakal Akan Ditertibkan, Bukan Dibiarkan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
D'On, Jakarta – Suasana di acara Hoegeng Awards 2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu (16/7) malam mendadak hening saat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengambil mikrofon. Dalam sorotan lampu yang menyorot panggung utama, Jenderal Listyo tak hanya menyampaikan sambutan seremonial. Ia menyampaikan pernyataan tegas yang mengirimkan pesan kuat ke dalam tubuh institusi Polri.
“Kami akan terus memberi penghargaan kepada anggota yang berprestasi. Namun, bagi anggota yang tidak bisa menyesuaikan atau bahkan melanggar, kami tidak ragu untuk menertibkan. Ini bentuk tanggung jawab kami agar institusi Polri tetap dipercaya dan dicintai masyarakat,” tegasnya, dengan nada yang tak menyisakan ruang kompromi.
Pernyataan tersebut bukan sekadar basa-basi. Dalam beberapa tahun terakhir, Kapolri Listyo dikenal tak segan mencopot hingga memproses hukum anggotanya sendiri yang terlibat pelanggaran, mulai dari kasus pungli, kekerasan berlebihan, hingga keterlibatan dalam jaringan narkoba.
Hoegeng Awards: Simbol Perlawanan Terhadap Polisi Nakal
Hoegeng Awards bukan sekadar seremoni tahunan. Di balik kemewahan acara, penghargaan ini menjadi pengingat tentang figur legendaris Jenderal (Purn) Hoegeng Imam Santoso—Kapolri era 1960-an yang dikenal tak bisa disuap dan teguh menjaga integritas. Ia menjadi ikon polisi ideal: jujur, sederhana, dan berdiri membela rakyat, bahkan jika harus melawan kepentingan elite.
Kapolri Listyo ingin semangat Hoegeng itu kembali menyala di tubuh Polri. “Dengan semangat Hoegeng Award, kami ingin anggota Polri terus menunjukkan kinerja terbaik dalam berbagai hal, mulai dari inovasi, dedikasi, hingga menjaga integritas, di mana pun mereka bertugas,” ujarnya.
Listyo juga memberikan apresiasi atas dukungan dari masyarakat dan para pakar yang turut serta dalam proses seleksi pemenang. “Terima kasih atas kepercayaan dan keterlibatannya. Ini bukan hanya ajang internal, tapi juga bentuk partisipasi publik dalam mendorong transformasi Polri,” ucapnya.
Polri Tak Bisa Berbenah Sendiri
Dalam pidatonya, Kapolri juga menyisipkan permohonan yang tak kalah penting: dukungan dari masyarakat. Menurutnya, perbaikan institusi kepolisian tidak bisa hanya dilakukan dari dalam. Diperlukan kemitraan dan pengawasan publik yang aktif agar perubahan bisa berjalan berkelanjutan.
“Kami mohon doanya agar Polri dapat terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Listyo dengan nada lebih hangat. Ia menyadari, kepercayaan publik terhadap Polri adalah sesuatu yang harus terus dirawat dengan kerja nyata, bukan janji belaka.
Lima Sosok Polisi Teladan 2025
Tahun ini, Hoegeng Awards 2025 memberikan penghargaan dalam lima kategori:
- Polisi Berintegritas: Diberikan kepada anggota yang menunjukkan keteguhan dalam menjunjung kejujuran dan prinsip.
- Polisi Inovatif: Untuk mereka yang menciptakan terobosan kreatif dalam pelayanan dan pengamanan.
- Polisi Berdedikasi: Diberikan kepada sosok yang mengabdikan diri secara total, bahkan dalam situasi sulit.
- Polisi Tapal Batas dan Pedalaman: Menghargai perjuangan anggota yang bertugas di wilayah terpencil dan rentan.
- Polisi Pelindung Perempuan, Anak, dan Kelompok Rentan: Sebuah pengakuan terhadap mereka yang memperjuangkan keadilan bagi kelompok paling lemah di masyarakat.
Kelima kategori ini dirancang untuk menjaring sosok-sosok yang tidak hanya berprestasi, tapi juga menjadi wajah ideal Polri di tengah masyarakat. Penghargaan ini juga menjadi tamparan simbolis bagi anggota yang justru mencoreng nama institusi.
Pesan Moral: Tak Ada Tempat untuk Polisi Pembangkang
Dengan nada yang semakin menegaskan garis batas, Kapolri Listyo mengakhiri pidatonya dengan sebuah komitmen keras: tidak akan ada toleransi bagi anggota yang menyimpang. Polri, katanya, sedang berbenah dan tidak semua orang akan ikut dalam proses itu.
“Kalau tidak bisa menyesuaikan, silakan minggir. Kalau melanggar, kami tidak akan ragu bertindak,” ucapnya, menyiratkan bahwa bersih-bersih di tubuh Polri bukan slogan semata, melainkan agenda nyata.
Catatan Akhir: Saatnya Polisi Tak Lagi Ditakuti, Tapi Dihormati
Hoegeng Awards menjadi lebih dari sekadar penghargaan. Ia adalah cermin, sekaligus kompas moral bagi 400 ribu lebih anggota kepolisian di seluruh Indonesia. Harapan Kapolri agar Polri kembali dicintai bukanlah utopia, tapi jalan panjang yang dimulai dari kesediaan untuk berubah.
Dan perubahan itu, seperti yang ditunjukkan Jenderal Hoegeng, dimulai dari atas. Dari mereka yang berani menegakkan aturan, bukan hanya kepada rakyat tetapi juga kepada sesama penegak hukum.
(Mond)
#Polri #Nasional #Kapolri #ListyoSigitPrabowo