Breaking News

Jenderal Ahli Perang Laut Turun Gunung, Pimpin Langsung Misi SAR KMP Tunu Pratama di Selat Bali

Jenderal Ahli Perang Laut Pimpin Pasukan Katak Cari Korban Kapal KMP Tunu Pratama

D'On, Selat Bali
 — Di bawah langit kelabu yang menaungi perairan Selat Bali, denyut operasi penyelamatan berlangsung tanpa jeda. Suasana mencekam menyelimuti permukaan laut yang bergelombang, saat pasukan elit militer TNI dengan kekuatan penuh dan tekad tak tergoyahkan berjuang menemukan puluhan penumpang yang masih hilang setelah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Tragedi laut ini menjadi sorotan nasional sejak pertama kali terjadi pada Selasa pagi, 2 Juli 2025. Kapal penyeberangan tersebut dilaporkan karam dalam perjalanan menyeberangi Selat Bali, menimbulkan duka yang mendalam. Enam orang dikonfirmasi meninggal dunia, sementara puluhan lainnya belum ditemukan.

TNI Kerahkan Armada Perang dan Pasukan Elit Laut

Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) berskala besar langsung dikoordinasikan oleh Komando Armada II (Koarmada II). Pimpinan operasi tak lain adalah seorang jenderal bintang satu yang dikenal sebagai ahli strategi tempur laut, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II. Ia turun langsung ke lapangan, bukan hanya sebagai komando, tetapi sebagai simbol kehadiran negara dalam tragedi kemanusiaan.

Mayjen TNI Kristomei Sianturi, Kepala Pusat Penerangan TNI, menyatakan bahwa misi penyelamatan ini melibatkan kekuatan militer yang tidak biasa. Sejumlah alutsista canggih dan personel terbaik diterjunkan, meliputi:

  • KRI Teluk Ende (TLE-517) – kapal perang jenis landing ship tank (LST) yang dapat membawa kendaraan dan pasukan dalam skala besar.
  • KRI Tongkol (TKL-813) – kapal cepat rudal untuk manuver cepat di laut terbuka.
  • Dua kapal Angkatan Laut (Kal) dan satu Rigid Inflatable Boat (RIB) – untuk mendukung operasi pencarian di area sempit dan perairan dangkal.
  • Pesawat udara CN-235 – digunakan untuk pengamatan udara dengan jangkauan luas dan kamera inframerah.
  • Tim penyelam profesional dan satuan elit Komando Pasukan Katak (Kopaska) – ujung tombak dalam misi penyelaman berisiko tinggi di bawah permukaan laut.

“Ini adalah operasi terpadu dengan skala tinggi. Kami mengerahkan kekuatan terbaik, karena setiap menit sangat berarti dalam menyelamatkan nyawa,” ujar Kristomei, Jumat (4/7/2025).

Data Korban: Puluhan Masih Hilang, Evakuasi Berpacu dengan Waktu

Dalam laporan terakhir, tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan 31 orang dari total penumpang dan awak kapal. Namun, 30 orang lainnya masih dalam pencarian intensif, dan 4 orang telah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jumlah korban jiwa diperkirakan masih dapat bertambah seiring pencarian terus berlangsung.

Evakuasi menjadi tantangan tersendiri karena kondisi laut yang kerap berubah drastis ombak tinggi, arus deras, serta cuaca tak bersahabat menguji stamina dan semangat tim SAR.

“Kami mengutamakan keselamatan korban, namun kami juga harus menjaga keselamatan para personel yang tengah bertugas. Situasi ini sangat sulit,” tambah Kristomei.

Misi Kemanusiaan, TNI Hadir Sebagai Garda Terdepan

Bagi TNI, operasi ini bukan sekadar misi teknis, melainkan bentuk komitmen untuk selalu hadir di tengah rakyat saat bencana datang tanpa aba-aba. Kehadiran TNI bukan hanya sebatas kekuatan tempur, tapi juga kekuatan sosial yang memberi harapan.

“Dalam situasi darurat seperti ini, TNI adalah garda terdepan. Kami bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga menjaga nyawa,” tegas Mayjen Kristomei.

Ia menambahkan, kehadiran satuan-satuan elit seperti Kopaska tidak hanya menunjukkan profesionalisme militer Indonesia, tetapi juga menegaskan bahwa negara tak tinggal diam saat warganya tertimpa musibah.

Duka dan Harapan dari Laut Bali

Pemerintah dan TNI menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang telah meninggal dunia dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Doa dan harapan terus mengalir dari berbagai penjuru Tanah Air agar seluruh korban yang masih hilang dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat.

“TNI berkomitmen untuk terus memberikan dukungan penuh. Proses pencarian akan dilakukan tanpa henti sampai seluruh korban berhasil ditemukan,” ujar Kristomei menutup keterangannya.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut mendoakan kelancaran operasi penyelamatan ini, serta memohon keselamatan bagi seluruh personel SAR yang saat ini berjuang di laut demi satu nyawa yang masih mungkin diselamatkan.

“Ini bukan hanya operasi militer. Ini adalah misi kemanusiaan. Ini adalah tanggung jawab bersama.”

(Mond)

#KMPTunuPratamaJaya #Peristiwa #Kecelakaan #KapalTenggelam #SelatBali