Breaking News

Tewasnya Pentolan OPM Gingga Murib di Tangan TNI: Aksi Teror di Pasar Sinak Berakhir Tragis

Pentolan OPM Gingga Murib Meregang Nyawa Ditembak Anggota TNI/ilustrasi

D'On, Papua
 — Dentuman senjata api kembali menggema di Bumi Cendrawasih. Suasana Pasar Sinak yang biasanya riuh dengan aktivitas warga tiba-tiba berubah menjadi mencekam pada Kamis pagi, 12 Juni 2025. Di tengah hiruk-pikuk perdagangan, satu nama yang dikenal sebagai pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Gingga Murib, meregang nyawa setelah terlibat aksi kekerasan yang memaksa aparat TNI melepaskan tembakan mematikan.

Kejadian bermula ketika Gingga Murib, bersama seorang rekannya yang belum teridentifikasi, mendatangi Pasar Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dengan pistol di tangan, mereka menebar teror di antara para pedagang dan pengunjung pasar. Tujuannya jelas: pemerasan. Mereka meminta sejumlah uang secara paksa dari para pedagang yang ketakutan.

Namun, nasib berkata lain. Kehadiran aparat TNI yang tengah menjalankan tugas pengamanan di sekitar pasar segera membuyarkan rencana mereka. Ketika melihat aparat mendekat, rekan Gingga Murib melarikan diri. Gingga, sebaliknya, justru memilih untuk mengacungkan senjata api ke arah warga sipil.

“Gingga Murib ditembak di Pasar Sinak setelah mengancam masyarakat sipil dengan pistol,” tegas Komandan Kodim 1717/Puncak, Letkol Inf Himawan Ady Sutanto, dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat (13/6/2025).

Menurut Letkol Himawan, prajurit TNI sempat memberikan tembakan peringatan sebagai bentuk peringatan terakhir. Namun Gingga tak mundur. Ia tetap menodongkan senjatanya, menciptakan ancaman nyata bagi keselamatan warga sipil yang berada di lokasi. Tidak ada pilihan lain bagi aparat selain mengambil tindakan tegas.

“Tindakan tembakan dilakukan setelah upaya persuasif tidak diindahkan. Itu adalah keputusan terakhir demi keselamatan masyarakat,” imbuh Himawan.

Gingga Murib dikenal sebagai salah satu figur militan OPM yang aktif dalam sejumlah aksi kekerasan di wilayah pegunungan Papua. Keterlibatannya dalam aksi pemalakan ini memperpanjang daftar kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata di Papua, yang sering kali menjadikan warga sipil sebagai korban dan tameng hidup.

Setelah insiden tersebut, situasi di sekitar Pasar Sinak kembali dikendalikan oleh aparat. Pengamanan diperketat, dan patroli ditingkatkan untuk mencegah kemungkinan serangan balasan dari simpatisan OPM. Warga mulai kembali beraktivitas meski bayang-bayang trauma masih terasa.

“Kami pastikan kondisi di Pasar Sinak saat ini sudah aman dan terkendali. TNI tetap siaga untuk menjaga stabilitas dan keamanan masyarakat,” pungkas Letkol Himawan.

Kematian Gingga Murib menyisakan pesan tegas dari negara: kekerasan bersenjata atas nama separatisme tidak akan diberi ruang, terutama jika mengancam keselamatan warga sipil. Meski konflik bersenjata di Papua masih menjadi tantangan besar, aparat keamanan berkomitmen untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas di tanah Papua  seberapapun berat langkahnya.

(Mond)

#OPM #Teroris #Papua #TNI #Militer