Breaking News

Tangis Jurnalisme Sumatera Barat: Selamat Jalan Febriansyah Fahlevi, Sosok Vokal yang Penuh Cinta pada Kebenaran

Almarhum Febriansyah Fahlevi 

D'On, Padang
-
Dunia jurnalisme Sumatera Barat berduka. Di tengah malam yang hening, sekitar pukul 02.00 WIB, kabar duka menyambar seperti petir: Febriansyah Fahlevi, jurnalis senior wartawan di Koran Harian Khazanah yang selama ini menjadi suara kebenaran, menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit M. Djamil Padang.

Kabar itu cepat menyebar, seperti luka yang tak bisa disembunyikan. Grup-grup WhatsApp wartawan langsung dipenuhi ucapan duka dan air mata virtual. Media sosial pun ramai oleh kenangan dan foto-foto almarhum senyum ramahnya, perjuangannya di lapangan, dan semangat yang tak pernah padam dalam menulis kebenaran.

Osmond Abu Khalil, pimpinan media Dirgantaraonline, menyampaikan duka mendalam yang mencerminkan betapa besar kehilangan ini.
"Kami kehilangan bukan sekadar rekan kerja, tapi juga guru dan saudara dalam semangat perjuangan jurnalisme. Bang Febriansyah adalah sosok yang tak pernah lelah menyuarakan nurani. Gigih, jujur, dan penuh dedikasi," ungkap Osmond, suaranya bergetar menahan haru.

Almarhum Febriansyah Fahlevi bukan hanya nama di balik berita, tapi jiwa yang selalu hadir di tengah masyarakat, membaur dengan kehangatan, menjadi sahabat, menjadi telinga yang mendengar keluhan rakyat, dan pena yang menyuarakan keadilan. Di Sumatera Barat, ia bukan hanya dikenal, tapi dikenang. Tak ada yang menyangsikan keramahannya, kesederhanaannya, dan hatinya yang tulus berteman.

Ia adalah jurnalis sejati. Tak gentar saat menyuarakan suara-suara yang sunyi. Tak tergoda oleh jabatan atau iming-iming kekuasaan. Dalam tulisan-tulisannya, ada nyawa. Dalam keberaniannya, ada cinta pada profesi. Dan dalam diamnya hari ini, ada gema kepergian yang tak tergantikan.

Tak hanya sekali, Febriansyah Fahlevi membawa pulang penghargaan atas karya jurnalistiknya. Ia beberapa kali menjadi juara pertama dalam lomba karya tulis jurnalistik yang digelar Bank Nagari. Tapi bagi rekan-rekannya, penghargaan terbesarnya adalah keteladanan, semangat yang membakar, dan kejujuran yang langka di dunia media saat ini.

"Bagi saya, dia bukan hanya abang. Dia panutan, cahaya dalam gelap, kompas dalam kebingungan dunia media," kenang Osmond lirih.

Kepergianmu, Bang Febri, meninggalkan ruang kosong yang tak bisa kami isi. Tapi kami berjanji, akan terus menulis seperti engkau menulis dengan hati yang jujur, dengan keberanian yang tak goyah, dan dengan cinta pada kebenaran yang tak pernah mati.

Selamat jalan, Bang. Pena boleh berhenti menari, tapi karyamu akan terus bersuara.
Selamat jalan, sang penjaga nurani.
Semoga Allah SWT memberikanmu tempat terbaik di sisi-Nya.
Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi kekuatan dan ketabahan.

Namamu akan selalu hidup dalam setiap berita yang kami tulis dengan hati.

(***)

#Padang #SumateraBarat #Jurnalis