Operasi Senyap di Tengah Malam: Bareskrim Gagalkan Pengiriman Narkoba Canggih ke Napi Lapas Pekanbaru
Dittipidnarkoba Bareskrim Polri mengungkap peredaran 800 butir Happy Five dan Liquid Vape jaringan Malaysia-Riau. Foto: Dok. Bareskrim Polri
D'On, Pekanbaru — Dalam sebuah operasi gabungan yang dilakukan secara senyap dan terukur, Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri bersama Bea Cukai Kanwil Pekanbaru berhasil menggagalkan upaya pengiriman narkoba canggih ke dalam Lapas Narkotika Pekanbaru. Target penerima bukan sembarang orang melainkan seorang narapidana yang diduga tetap mengendalikan jaringan narkoba dari balik jeruji besi.
Penggerebekan di Tengah Malam: Petunjuk dari Jejak Jaringan Malaysia-Riau
Operasi ini merupakan hasil intelijen mendalam yang digarap sejak 2 Juni 2025. Informasi awal menyebutkan bahwa jaringan narkoba lintas negara dari Malaysia, masuk melalui Bengkalis, lalu didistribusikan ke Pekanbaru sedang aktif menyusun pengiriman besar.
Malam keesokan harinya, tim yang dipimpin oleh AKBP Dody Suryadin mulai melakukan pengintaian di sekitar Jalan Putri Indah, tepat di depan Perumahan Sudirman Indah, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Lokasi itu disebut sebagai titik serah-terima narkoba.
Tepat pukul 23.00 WIB pada 3 Juni, dua pria muda mengendarai sepeda motor Nmax biru melintas membawa ransel hitam. Kecurigaan meningkat, dan tim langsung melakukan penyergapan.
Isi Ransel yang Mengejutkan: Happy Five, Sabu, dan Vape Beracun
Ketika ransel dibuka, aparat menemukan temuan yang mengejutkan. Di dalamnya terdapat:
- 5 bungkus plastik hitam berisi sabu, dengan berat total sekitar 5 kilogram.
- 80 strip obat terlarang jenis Happy Five, total 800 butir.
- 37 botol cairan liquid vape bermerk "Kratos", yang setelah diselidiki mengandung methamphetamine—zat aktif utama dalam sabu.
Barang-barang ini dikemas rapi seolah-olah hanya produk lifestyle biasa, padahal sesungguhnya adalah narkotika Golongan I berbahaya. Inovasi penyelundupan menggunakan vape menjadi perhatian serius pihak berwajib.
Siapa di Balik Semua Ini? Tersangka Napi Bernama Wak Adi
Dua tersangka yang ditangkap di lokasi adalah Suryadi (27) dan Hafidly (23), keduanya warga Pekanbaru. Dari hasil interogasi awal, mereka mengaku hanya sebagai kurir dan diperintahkan oleh seseorang yang mereka sebut sebagai Wak Adi—seorang narapidana di Lapas Narkotika Pekanbaru.
Menurut pengakuan keduanya, Wak Adi memerintahkan mereka untuk menjemput barang di titik yang telah ditentukan, lalu membawa pulang ke rumah dan menunggu instruksi lanjutan. Pola ini mengindikasikan bahwa kendali operasional masih dilakukan oleh sang napi dari dalam penjara.
Barang Bukti Diamankan, Pemeriksaan Lanjut di Bareskrim
Selain narkoba, aparat turut menyita:
- 2 unit ponsel yang diyakini menjadi alat komunikasi dengan jaringan di dalam dan luar penjara,
- 1 unit sepeda motor Nmax,
- serta seluruh barang terlarang dalam kondisi utuh.
Saat ini, kedua tersangka telah diamankan dan dibawa ke Mabes Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Barang bukti narkoba telah dikirim ke laboratorium forensik Bareskrim guna analisis kandungan kimia dan jejak distribusi.
Modus Baru, Ancaman Lama
Brigjen Eko Hadi Santoso, Dirtipidnarkoba Bareskrim, menegaskan bahwa modus menggunakan vape sebagai media penyelundupan menunjukkan bahwa sindikat narkoba terus berinovasi dan memanfaatkan tren gaya hidup anak muda untuk menyamarkan aksi mereka.
“Pengungkapan ini menunjukkan bahwa jaringan narkotika tidak lagi mengandalkan metode konvensional. Mereka mulai menggunakan produk-produk umum seperti vape untuk mengelabui aparat. Ini berbahaya karena sulit terdeteksi jika tidak ada kerja sama antarlembaga dan intelijen yang kuat,” tegas Eko.
Penegasan: Narkoba Tak Kenal Batas, Bahkan Tembok Penjara Sekalipun
Pengungkapan ini membuka kembali persoalan serius: bagaimana seorang narapidana dapat tetap menjadi "bos" jaringan dari balik jeruji. Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa tembok penjara bukanlah jaminan mutlak pemutusan mata rantai peredaran narkoba, dan pengawasan internal lembaga pemasyarakatan harus diperkuat secara serius.
Kini, pihak Bareskrim terus menelusuri jejak Wak Adi dan kemungkinan jaringan di atasnya, termasuk siapa yang mengirim barang dari Malaysia dan bagaimana alurnya menembus masuk ke Pekanbaru. Operasi ini diyakini baru permulaan dari pembongkaran jaringan yang lebih besar.
(Mond)
#HappyFive #Vape #Narkoba #BareskrimPolri #LapasPekanbaru