Menjelang Idul Adha 1446 H, 1.825 Sapi Kurban di Kota Padang Dinyatakan Sehat dan Layak Potong
Petugas Dinas Pertanian Kota Padang memeriksa kondisi sapi kurban (Dok: Dinas Pertanian Padang)
D'On, Padang – Di tengah hiruk-pikuk persiapan menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, kabar menggembirakan datang dari Kota Padang. Sebanyak 1.825 ekor sapi kurban yang tersebar di 10 kecamatan dinyatakan sehat dan layak potong oleh tim medis dari Dinas Pertanian setempat. Temuan ini menjadi angin segar bagi umat Muslim yang bersiap menunaikan ibadah kurban, khususnya dalam memastikan bahwa hewan yang dikurbankan memenuhi standar kesehatan dan syariat Islam.
Pemeriksaan terhadap ribuan sapi ini bukanlah perkara sepele. Sejak awal Mei, tim dari Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian Kota Padang telah turun langsung ke lapangan. Mereka menyisir kandang-kandang penampungan di seluruh penjuru kota untuk melakukan serangkaian pemeriksaan intensif. Hingga 28 Mei, dari total sapi yang diperiksa, seluruhnya dinyatakan bebas dari penyakit berbahaya seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hanya tiga ekor yang tertunda kelayakannya karena belum cukup umur.
“Pemeriksaan kami lakukan menyeluruh mulai dari kondisi mata, kelenjar ludah, nafsu makan, hingga status gizinya,” ujar Sofia Hariani, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet, saat diwawancarai pada Selasa (3/6). Ia menjelaskan bahwa salah satu poin krusial dalam menentukan kelayakan hewan kurban adalah pemeriksaan usia melalui struktur gigi. “Minimal dua tahun, itu syarat sah dalam syariat. Jadi gigi hewan adalah indikator utama,” tambahnya.
Pemeriksaan ini dilakukan di kandang-kandang penampungan resmi yang tersebar di berbagai kecamatan. Kecamatan Kototangah tercatat memiliki jumlah kandang terbanyak, yaitu 21 lokasi. Disusul Pauh dengan 14 kandang, Kuranji 11, Nanggalo 6, serta kecamatan lainnya seperti Padang Timur, Padang Selatan, Lubukkilangan, Padang Barat, Lubukbegalung, dan Bungus Teluk Kabung yang masing-masing memiliki antara 1 hingga 4 kandang.
Namun, di balik kabar baik ini, terselip kekhawatiran mengenai penurunan jumlah hewan kurban tahun ini dibanding tahun sebelumnya. “Tahun lalu tercatat sekitar 8.000 ekor, namun tahun ini kami perkirakan akan menurun,” jelas Sofia. Ia menyebutkan bahwa proses pendataan masih berlangsung, tetapi kecenderungan melemahnya minat masyarakat untuk berkurban sudah mulai terlihat.
Dari 1.825 sapi yang telah diperiksa, semuanya berasal dari dalam wilayah Kota Padang. Sementara kebutuhan keseluruhan hewan kurban yang diproyeksikan mencapai 7.000 hingga 8.000 ekor diperkirakan akan dipenuhi melalui pasokan dari luar kota.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan, Dinas Pertanian bersama Satpol PP juga meningkatkan pengawasan terhadap penjual dan lapak hewan kurban ilegal. “Kami berpegang pada Perda Nomor 1 Tahun 2025. Lapak yang tidak berizin tidak akan kami periksa. Sudah ada teguran resmi kepada pelanggar,” tegas Sofia. Langkah ini diambil demi menertibkan distribusi hewan kurban dan mencegah penyebaran penyakit dari sumber yang tak terjamin.
Sebagai bentuk identifikasi, petugas Keswan memberikan label berwarna biru pada hewan kurban yang telah lolos pemeriksaan. Label ini menjadi penanda resmi bahwa hewan tersebut sehat dan sesuai standar.
Tak hanya sampai di situ, Dinas Pertanian juga mengimbau kepada seluruh pengurus masjid dan musala agar hanya membeli hewan kurban dari penampungan resmi. Jika ditemukan gejala mencurigakan pada hewan, masyarakat diminta segera melapor.
Mengantisipasi perkembangan kondisi kesehatan hewan mendekati hari pemotongan, tim medis termasuk dokter hewan dan paramedis peternakan telah disiagakan di kecamatan strategis seperti Padang Utara, Kuranji, dan Nanggalo. Mereka akan terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan hingga hari-H.
“Komitmen kami jelas semua hewan kurban harus memenuhi syarat kesehatan dan syariat. Kami akan terus kawal sampai proses pemotongan selesai,” pungkas Sofia Hariani.
(Mond)
#HewanKurban #IdulAdha #Padang