Tragedi Wisata di Perairan Padang: Kapal Terbalik di Sungai Pisang, Satu Wisatawan Meninggal Dunia
Satu orang wisatawan perempuan dilaporkan meninggal dunia setelah kapal yang mereka tumpangi terbalik akibat cuaca buruk dan hantaman ombak besar.11 Mei 2025.
D'On, Padang — Suasana liburan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi mimpi buruk di perairan Sungai Pisang, kawasan pesisir selatan Kota Padang. Sebuah kapal wisata yang mengangkut rombongan wisatawan dari Pulau Pagang terbalik akibat cuaca buruk, mengakibatkan satu korban jiwa.
Korban meninggal dunia adalah N. Rini Asnita (55), seorang karyawan swasta PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP), yang berdomisili di Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Ia diketahui tengah berlibur bersama rekan-rekannya saat insiden maut ini terjadi.
Detik-Detik Kecelakaan: Ombak Mengamuk, Cuaca Mendadak Memburuk
Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 11.30 WIB, ketika sebuah boat berkapasitas 18 penumpang membawa 16 wisatawan 14 pria dan 2 wanita dewasa berlayar kembali menuju Pantai Carlos setelah menikmati keindahan alam Pulau Pagang. Kapal tersebut dikemudikan oleh Doni Pattimura (49), seorang nelayan setempat dari Kelurahan Bungus Timur.
Menurut laporan pihak kepolisian, cuaca yang semula cerah tiba-tiba berubah drastis. Langit mendung, angin berembus kencang, disusul hujan deras yang mengguyur kawasan perairan. Tak lama, gelombang tinggi mulai mengguncang kapal.
Air laut perlahan mulai masuk ke dalam lambung kapal. Doni, sang kapten, mencoba mengendalikan situasi. Ia berupaya mengarahkan kapal menuju tepian Sungai Pisang untuk menyelamatkan para penumpang. Namun, nasib berkata lain.
"Satu hantaman ombak besar yang terakhir membuat kapal kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap, kapal terbalik dan seluruh penumpang tercebur ke laut," ungkap AKP Syamsurizal, S.H, Kapolsek Bungus Teluk Kabung.
Evakuasi Penuh Ketegangan dan Suasana Panik
Dalam kondisi panik dan arus laut yang kuat, para wisatawan berjuang menyelamatkan diri. Sebagian berhasil berpegangan pada pelampung, sementara yang lain berenang ke tepian. Nora Amelia (53), rekan korban yang juga bekerja di PT IKPP, menyadari bahwa Rini Asnita tidak terlihat bersama rombongan yang selamat.
Ia bersama warga sekitar segera melakukan pencarian di sekitar lokasi. Rini akhirnya ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Bungus Teluk Kabung. Namun sayang, nyawanya tak tertolong.
Keluarga Belum Dihubungi, HP Tenggelam Bersama Kenangan
Tragedi ini menjadi semakin memilukan karena hingga berita ini diturunkan, keluarga korban belum dapat dihubungi. Seluruh alat komunikasi, termasuk ponsel para wisatawan, dilaporkan ikut tenggelam dalam insiden tersebut.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), termasuk pengumpulan data dan informasi dari saksi-saksi serta kru kapal. Situasi di lokasi kejadian saat ini dikabarkan telah kondusif, namun trauma mendalam masih membekas bagi para korban selamat.
Refleksi: Wisata Laut dan Risiko yang Selalu Mengintai
Peristiwa tragis ini menjadi pengingat bahwa wisata bahari, seindah apa pun, menyimpan risiko besar terutama ketika kondisi alam berubah tak terduga. Meskipun kapal dilengkapi pelampung keselamatan, cuaca ekstrem kerap membuat persiapan teknis pun tak cukup untuk menjamin keselamatan.
Pihak berwenang kini tengah mendalami penyebab kecelakaan lebih lanjut dan menilai apakah terdapat kelalaian prosedural dalam pelayaran wisata ini.
(Mond)
#Peristiwa #KapalWisataTerbalik #Padang