Operasi Senyap TNI di Intan Jaya: 18 Anggota OPM Tewas dalam Penyergapan Berdarah
18 OPM Tewas Ditembak Pasukan Khusus TNI saat Operasi Senyap/ilustrasi
D'On, Intan Jaya, Papua Tengah – Suasana sunyi pagi hari di Kampung Sugapa Lama berubah menjadi mencekam saat suara rentetan tembakan menggema di antara pepohonan lebat dan lembah terjal Intan Jaya. Pada Selasa (13/5/2025), satuan elit TNI melakukan operasi senyap yang berhasil menewaskan 18 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM), kelompok separatis yang selama ini dikenal aktif melakukan serangan bersenjata terhadap aparat dan pembangunan infrastruktur di Papua.
Baku tembak terjadi di lima titik berbeda, yaitu Kampung Bambu Kuning, Kampung Sugapa Lama, Kampung Dugusiga, Kampung Eknemba, dan Kampung Zanamba. Kelima lokasi itu dikenal sebagai basis pergerakan kelompok separatis yang selama ini sulit disentuh karena berada di medan ekstrem dan jauh dari jangkauan komunikasi publik.
Operasi Intelijen yang Rapi dan Terkoordinasi
Menurut sumber internal yang enggan disebutkan namanya, operasi ini bukan sekadar pengejaran biasa. Operasi sudah direncanakan secara matang selama beberapa minggu, berdasarkan hasil pemantauan pergerakan kelompok OPM yang dipimpin oleh tokoh-tokoh separatis senior: Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.
“Ini operasi gabungan dari pasukan khusus yang dibekali kemampuan tempur hutan, intelijen lapangan, dan dukungan drone pengintai. Mereka tahu betul bahwa kelompok ini sedang mempersiapkan aksi besar,” ujar sumber tersebut.
Kelompok OPM dilaporkan tengah berkumpul untuk merancang serangan terhadap personel proyek pembangunan Tower B3 di Distrik Beoga sebuah wilayah vital di perbatasan Intan Jaya dan Kabupaten Puncak yang menjadi jalur komunikasi dan pertahanan strategis TNI.
Kontak Tembak dan Barang Bukti
Begitu keberadaan mereka terkonfirmasi, pasukan TNI bergerak cepat dan senyap. Penyergapan berlangsung cepat namun intens. Dalam kontak tembak yang berlangsung selama beberapa jam itu, 18 anggota OPM tewas di lokasi. Beberapa lainnya diyakini melarikan diri ke dalam hutan.
Selain korban jiwa, Satgas TNI juga berhasil mengamankan berbagai barang bukti penting yang menunjukkan tingkat persenjataan dan kesiapan kelompok tersebut. Di antaranya:
- 1 pucuk senjata organik AK-47
- 1 pucuk senjata api rakitan
- Puluhan butir munisi berbagai kaliber
- Busur dan anak panah
- Bendera Bintang Kejora
- Peralatan komunikasi lapangan
Konfirmasi TNI dan Implikasi Keamanan
Meski belum ada rilis resmi, Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Puspen TNI, Kolonel Agung Saptoadi, membenarkan adanya operasi tersebut. “Mohon waktu, rilis resmi Puspen sedang disiapkan,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi.
Keberhasilan operasi ini bukan hanya menggagalkan rencana penyerangan, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi jaringan OPM di Papua Tengah. Banyak analis keamanan menilai bahwa kekuatan militer yang terkoordinasi dengan intelijen modern kini menjadi kunci dalam menghadapi konflik separatis bersenjata di Papua, yang selama ini berlangsung dalam bayang-bayang hutan lebat dan medan sulit.
Catatan Akhir
Dengan tertembaknya 18 anggota OPM ini, situasi keamanan di Intan Jaya kembali menjadi sorotan. Masyarakat sipil berharap agar operasi militer bisa dibarengi dengan pendekatan sosial, pembangunan ekonomi, dan dialog yang konstruktif karena damai yang sejati di Papua tak hanya lahir dari senjata, tetapi juga dari keadilan dan kesejahteraan yang merata.
(Ok)
#OPM #TNI #Militer #Teroris