Breaking News

Kronologi Hilangnya 11 Pendaki Gunung Arjuno dan Misteri Pasar Setan yang Kembali Menyeruak

Kronologi 11 Pendaki Hilang di Gunung Arjuno dan Cerita Misteri Pasar Setan

D'On, Malang, Jawa Timur
– Gunung Arjuno, yang menjulang setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena pesonanya, tetapi karena insiden dramatis yang menimpa 11 pendaki ilegal yang tersesat di tengah rimba lebat kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo, tepatnya di sekitar Bukit Lincing. Kisah mereka bukan sekadar peristiwa tersesat biasa, tetapi juga mengangkat kembali legenda yang selama ini hidup dalam bisik-bisik para pendaki: Pasar Setan.

Pendakian Gelap yang Berujung Petaka

Perjalanan yang nyaris menjadi tragedi itu bermula pada Kamis dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB. Sebelas orang pendaki—yang sebagian besar berasal dari Malang—memulai pendakian mereka dari jalur ilegal yang tembus dari Kebun Teh Wonosari, Kecamatan Lawang. Tanpa izin resmi, tanpa registrasi, dan tanpa pemandu, mereka menyusuri jalan setapak yang biasa digunakan warga lokal, yang memang tidak diakui sebagai jalur pendakian resmi.

Keterangan dari pihak kepolisian menyebutkan bahwa rombongan ini nekat naik hanya bermodalkan informasi dari video YouTube yang entah kapan diunggah dan oleh siapa divalidasi kebenarannya.

“Salah satu peserta mengaku mereka memilih jalur itu berdasarkan informasi dari media sosial,” ungkap AKP Bambang Subinajar, Kasi Humas Polres Malang, Jumat (30/5/2025). “Namun mereka kehilangan jejak saat berada di tengah hutan. Dugaan kuatnya, mereka tersesat karena menggunakan jalur yang tidak resmi.”

Pasar Setan: Suara Aneh dari Tengah Sabana

Kisah ini sontak memunculkan kembali cerita lama yang sudah menjadi urban legend di kalangan pendaki: keberadaan Pasar Setan di Gunung Arjuno. Konon, pasar gaib ini berada di salah satu sabana luas di jalur pendakian, tempat para pendaki kadang mendengar suara gaduh, seolah sedang berada di tengah keramaian pasar padahal secara logika, tempat itu hanya tanah lapang yang sunyi dan terpencil.

Beberapa dari pendaki dalam insiden kali ini juga mengaku sempat mendengar suara-suara aneh pada malam hari. Suara-suara yang menggema samar: seperti tawa, teriakan, bahkan bunyi benda jatuh—yang tak bisa dijelaskan dari mana asalnya. Apakah mereka sempat “melewati” Pasar Setan? Atau hanya imajinasi karena panik dan kelelahan? Tak ada yang tahu pasti.

Namun di dunia pendakian, cerita seperti ini bukan sekadar mitos. Gunung Arjuno dikenal sebagai gunung yang “angker”. Banyak petilasan peninggalan zaman kerajaan, dan di beberapa titik, konon merupakan tempat semedi para tokoh spiritual masa lalu.

Evakuasi Dramatis di Tengah Kabut Hutan

Setelah tersesat cukup lama dan kehabisan tenaga untuk mencari jalan pulang, salah satu pendaki sempat menghubungi rekannya melalui ponsel. Dari sinilah informasi awal diterima polisi sekitar pukul 09.00 WIB. Koordinasi cepat dilakukan antara Tahura, Perhutani, SAR Samudra, PMI, dan aparat desa setempat.

Tim gabungan memulai pencarian sekitar pukul 10.00 WIB. Medan yang sulit dan vegetasi lebat membuat pencarian berlangsung menegangkan. Namun lima jam kemudian, tepat pukul 15.30 WIB, seluruh pendaki berhasil ditemukan dalam keadaan selamat meski kelelahan berat.

Mereka ditemukan di sekitar kawasan Kreweh, Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari—area yang dikenal memiliki banyak percabangan jalan dan semak belukar yang bisa membuat siapa pun kehilangan arah.

Berikut identitas 11 pendaki tersebut:

  • EY (45), A (45), dan V (18), warga Jl. Plaosan Barat, Kota Malang
  • S (18), dari Wagir, Kabupaten Malang
  • MRM (17), dari Blimbing, Kota Malang
  • AZ (46) dan NF (46), dari Sapto Renggo, Pakis
  • KA (42) dan LN (45), dari Lawang
  • NPI (15), dari Dusun Sapto Renggo, Pakis
  • KM (18), dari Dusun Krajan Tengah, Wonorejo, Lawang

Setelah proses evakuasi, mereka langsung dipulangkan ke keluarga masing-masing.

Peringatan Keras Jelang Liburan Panjang

AKP Bambang Subinajar menegaskan, peristiwa ini menjadi peringatan keras menjelang libur panjang peringatan Kenaikan Isa Almasih, di mana banyak wisatawan berbondong-bondong melakukan pendakian ke gunung.

“Kami imbau masyarakat agar tidak mendaki melalui jalur ilegal. Gunung bukan tempat wisata biasa. Jika belum berpengalaman, gunakan jasa pemandu,” katanya tegas.

Ia juga menekankan pentingnya mematuhi prosedur resmi: registrasi, membawa perlengkapan lengkap, dan tidak hanya mengandalkan video dari media sosial sebagai panduan.

“Gunung bukan hanya soal keindahan. Ia juga punya sisi lain: alam yang tidak bisa ditebak dan cerita-cerita lama yang masih berbisik di antara kabut sabana.”

Catatan Akhir:

Kisah ini bukan hanya tentang pendaki yang tersesat. Ini adalah pengingat tentang betapa mudahnya kita lengah terhadap alam. Gunung Arjuno, seperti gunung-gunung lainnya, bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah ruang spiritual, alam liar, sekaligus ladang pelajaran tentang kesabaran, persiapan, dan rasa hormat terhadap yang tak terlihat.

(Mond)

#Peristiwa #Misteri #PendakiTersesat #GunungArjuno