Tragisnya Gaya Hidup Hedon: Wanita Elegan Terjerat Judi Online hingga Dilarikan ke RSJ
Viral Wanita Kecanduan Judol Dibawa ke RSJ. (Foto: TikTok)
D'On, Surabaya, Jawa Timur – Sebuah video menggemparkan media sosial pekan ini, menampilkan seorang wanita muda berpakaian rapi yang histeris saat hendak dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya. Identitas wanita itu belum diketahui, tetapi penampilannya yang modis, lengkap dengan blazer, sepatu hak tinggi, dan tas kerja elegan, menjadi ironi menyakitkan dari kenyataan pahit yang dialaminya: kecanduan judi online atau yang akrab disebut "judol".
Video yang pertama kali diunggah oleh akun TikTok @gendis.wijaya8 ini memperlihatkan detik-detik dramatis ketika wanita tersebut memberontak, menolak, dan berteriak-teriak histeris saat hendak dibawa oleh beberapa orang yang diduga adalah sahabat dan kerabat dekatnya. Ia bersikeras menyebut dirinya "tidak gila", sementara tangis dan amarahnya menjadi bukti betapa dalam luka batin yang ia derita.
Gaya Hidup Mewah yang Berujung Malapetaka
Dalam keterangannya, pengunggah video menjelaskan bahwa wanita tersebut sebelumnya dikenal sebagai sosok karier yang sukses dan tampil glamor. Namun, di balik citra profesional itu, ternyata tersembunyi kecanduan judi online yang menghancurkan hidupnya secara perlahan.
"Awalnya cuma iseng. Tapi makin ke sini, dia jadi gelap mata. Utangnya di mana-mana, bahkan pakai uang teman untuk terus main," tulis pengunggah di kolom caption video yang viral itu. Unggahan tersebut langsung menuai perhatian luas, dengan lebih dari 4,5 juta penayangan hanya dalam hitungan hari.
Menurut sahabat dekatnya, semuanya bermula dari gaya hidup hedon yang tak sesuai dengan penghasilan. Demi mempertahankan citra dan kepuasan instan, wanita itu mulai mencoba aplikasi judol. Awalnya kecil-kecilan, hingga akhirnya keterlibatan itu berubah menjadi kecanduan akut. Semua tabungan habis, utang menumpuk, dan tekanan psikologis kian tak terbendung.
Judi Online: Ancaman Senyap bagi Kesehatan Mental
Pihak RSJ Menur Surabaya membenarkan bahwa wanita tersebut kini berada dalam penanganan tim psikiater dan psikolog profesional. Mereka juga mengeluarkan pernyataan resmi menyoroti bahaya besar dari kecanduan judi online, yang kini menjelma menjadi silent epidemic dalam masyarakat.
"Orang yang terjerat judol biasanya mengalami penurunan fungsi otak yang drastis. Mereka kehilangan kontrol diri, mengalami stres berkepanjangan, bahkan bisa mengalami delusi," ujar salah satu perwakilan RSJ Menur dalam wawancara yang turut diunggah oleh akun yang sama.
Menurutnya, fenomena ini tidak bisa lagi dianggap remeh. “Judi online bukan sekadar masalah finansial. Ini adalah gangguan perilaku serius yang bisa menghancurkan psikologis seseorang secara total. Dan sayangnya, kebanyakan penderita menyadarinya ketika sudah terlalu terlambat.”
Perjuangan Sahabat: Membawa ke RSJ demi Keselamatan
Sahabat-sahabat wanita tersebut mengaku keputusan membawa sang teman ke RSJ bukanlah tindakan yang mudah. Mereka harus menunggu hingga kondisinya benar-benar memburuk, karena selama ini, sang wanita terus menyangkal dan menolak semua bantuan.
“Kami sudah berusaha membujuknya secara halus. Tapi semakin hari dia semakin agresif, emosional, bahkan mulai bicara sendiri. Dia bukan lagi teman kami yang dulu,” ujar salah satu sahabatnya dalam komentar video lanjutan.
Evakuasi pun berlangsung dramatis. Dengan penuh tangis dan amarah, wanita itu memaki siapa pun yang mencoba menenangkannya. Tangannya meronta, matanya liar, dan tubuhnya kaku menolak. Namun sahabat-sahabatnya tetap teguh. Mereka percaya, ini satu-satunya cara agar temannya bisa diselamatkan dari jurang kehancuran yang lebih dalam.
Viral dan Jadi Sorotan Netizen
Video ini memantik ribuan reaksi netizen. Banyak yang mengaku pernah mengalami atau menyaksikan hal serupa di lingkungan mereka.
“Pernah main aplikasi yang ada judol-nya. Sekali menang langsung ketagihan. Dan pas kalah, rasanya pengen terus balikin modal,” tulis akun @use*.
“Temenku juga gitu. Ngutang ke semua orang, bahkan pakai paylater-ku tanpa izin. Demi main judol,” curhat @lis*.
“Sudah saatnya pemerintah ambil tindakan tegas. Tutup aplikasi judol, dari akar-akarnya!” desak @rey*.
Fenomena ini membuka mata banyak pihak: bahwa judol bukan lagi sekadar "mainan orang iseng", melainkan bom waktu sosial yang dapat menghancurkan individu, keluarga, bahkan komunitas.
Penanganan Dini, Harapan Baru
RSJ Menur menekankan pentingnya deteksi dan penanganan dini. Dengan kombinasi terapi perilaku, konseling psikologis, dan pengobatan medis, penderita masih memiliki peluang besar untuk pulih dan membangun kembali hidupnya.
Namun satu hal yang dibutuhkan lebih dari segalanya adalah dukungan dari lingkungan sekitar. Bukan penghakiman, bukan ejekan. Melainkan empati, pemahaman, dan keinginan untuk membantu.
Kisah ini adalah peringatan keras bahwa gaya hidup mewah dan citra luar tak selalu mencerminkan kondisi dalam seseorang. Judi online bisa menyerang siapa saja—tanpa pandang status, profesi, atau pendidikan. Dan ketika sudah masuk terlalu dalam, keluar dari jeratannya membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan keberanian besar untuk berkata: aku butuh bantuan.
Jika Anda atau orang terdekat mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan judi online, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Jangan menunggu sampai semuanya terlambat. Karena di balik layar ponsel yang tampak sepele itu, bisa tersembunyi kehancuran yang tak terbayangkan.
(*)
#JudiOnline #Hedon #Gayahidup #Lifestyle