Gunung Marapi Meletus: Warga Dikejutkan Dentuman, Dilarang Mendekat Radius 3 KM dari Kawah Verbeek
Erupsi Gunung Marapi
D'On, Tanah Datar, Sumatera Barat – Langit mendung yang menyelimuti kawasan Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat, tiba-tiba diwarnai oleh dentuman dari perut bumi. Gunung Marapi, salah satu gunung berapi aktif di Pulau Sumatera, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan meletus pada Senin, 26 Mei 2025 pukul 14.57 WIB.
Meskipun letusan kali ini tidak mengeluarkan kolom abu yang bisa diamati secara visual dari pos pengamatan, alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Marapi yang terletak di Bukittinggi mencatat sinyal yang jelas dan kuat. Menurut petugas pos Ahmad Rifandi, amplitudo maksimum letusan mencapai 30,4 mm dengan durasi selama 28 detik cukup untuk menjadi peringatan bahwa gunung ini masih aktif dan tak bisa diprediksi.
“Erupsi ini terekam dengan jelas dalam seismogram. Tidak tampak visualnya dari pos karena tertutup awan, tapi alat mencatat jelas aktivitas di dalamnya,” kata Rifandi dalam laporan resminya.
Namun berbeda dengan pengamatan visual di pos, warga di sejumlah titik mengaku menyaksikan letusan dengan mata kepala sendiri. Rino Wanto, seorang warga Nagari Pariangan, menyebutkan bahwa semburan material dari kawah Marapi tampak menjulang ke angkasa, meski sebagian terhalang awan tebal.
“Kelihatan jelas dari sini, walau tertutup awan di bagian atas. Tapi getarannya terasa, dan suara letusannya keras sekali,” ujar Rino. Suaranya masih terdengar waspada ketika menceritakan momen tersebut.
Status Waspada, Warga Dilarang Mendekat
Gunung Marapi saat ini masih berada pada Status Level II (Waspada). Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan bahwa masyarakat, pendaki, dan wisatawan dilarang keras melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari Kawah Verbeek, yang merupakan pusat aktivitas erupsi.
PVMBG menekankan pentingnya menjaga jarak dan tidak menganggap enteng letusan yang terkesan singkat ini. Pasalnya, sejarah mencatat bahwa Marapi bisa saja memuntahkan awan panas dan material vulkanik tanpa peringatan panjang.
“Gunung ini punya karakter letusan yang bisa sangat eksplosif, dan sering kali tidak didahului oleh peningkatan signifikan yang bisa terpantau. Oleh karena itu, kewaspadaan adalah keharusan,” jelas PVMBG dalam keterangan tertulisnya.
Ancaman Lahar Mengintai di Musim Hujan
Ancaman yang tak kalah serius dari letusan langsung adalah potensi banjir lahar. Material vulkanik seperti pasir, abu, dan kerikil yang disemburkan gunung bisa terbawa arus air hujan dan mengalir deras ke sungai-sungai yang berhulu di puncak Marapi. PVMBG memperingatkan warga di sekitar bantaran sungai untuk siaga, khususnya saat curah hujan tinggi seperti saat ini.
“Lahar bisa datang tiba-tiba dan menghancurkan apa pun yang dilaluinya. Warga di lembah dan daerah aliran sungai harus benar-benar waspada,” ujar Rifandi.
Waspadai Abu Vulkanik dan Hoaks
Selain banjir lahar, bahaya lain yang sering kali luput dari perhatian adalah hujan abu vulkanik. Meski tidak selalu tampak mengancam, partikel halus abu gunung bisa masuk ke saluran pernapasan dan memicu ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Karena itu, masyarakat diminta untuk menggunakan masker, menutup sumber air minum, dan menghindari aktivitas luar ruangan jika abu terdeteksi turun.
Di sisi lain, PVMBG juga mengingatkan warga untuk tidak menyebarkan kabar yang belum diverifikasi. Dalam kondisi rawan bencana, informasi palsu bisa menyulut kepanikan massal. Sumber resmi dari pemerintah atau instansi terkait adalah satu-satunya rujukan yang dapat dipercaya.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan video atau narasi yang tidak jelas asal-usulnya. Informasi resmi akan selalu kami perbarui melalui kanal-kanal pemerintah,” tegas PVMBG.
Gunung Marapi, dengan segala keindahan dan misteri yang mengelilinginya, sekali lagi mengingatkan manusia akan kuasa alam yang tak terbantahkan. Kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan informasi yang tepat adalah kunci utama untuk menghadapi ancamannya.
(Mond)
#Peristiwa #GunungMarapi #SumateraBarat #ErupsiGunungErupsi