Duka di Lubuk Rayo: Seorang Pelajar Tewas Tenggelam Saat Bermain Air, Keceriaan Berubah Jadi Nestapa
D'On, Padang, — Suasana cerah di sore hari yang biasanya menjadi waktu favorit bagi anak-anak untuk bermain air di kawasan Bendungan Lubuk Rayo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, mendadak berubah menjadi lautan duka. Seorang pelajar berusia 14 tahun, N. Alfi Sakri Yudha, ditemukan tewas tenggelam setelah sebelumnya mandi bersama teman-temannya di bendungan yang kerap menjadi tempat pelarian warga dari panasnya hari.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Jumat (9/5) sekitar pukul 15.40 WIB, di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto (KPIK). Menurut informasi yang dihimpun dari Polsek Koto Tangah, Alfi.demikian ia biasa disapa merupakan warga Perumahan Pondok Pratama I, Kelurahan Lubuk Buaya. Hari itu, ia datang ke bendungan bersama empat rekannya. Tak ada firasat buruk, hanya tawa dan riang bocah yang tengah menikmati segarnya aliran sungai.
Namun, keceriaan itu berubah menjadi kepanikan dalam sekejap. Salah satu temannya yang berada di tepi sungai mendadak menyadari bahwa Alfi tak lagi terlihat di permukaan air. Seruan cemas pun menggema, memecah ketenangan sore. Warga sekitar yang mendengar kabar tersebut segera berhamburan ke lokasi, berupaya mencari sang anak yang dilaporkan hilang di dalam air.
Kapolsek Koto Tangah, Kompol Afrino, mengatakan, pencarian dilakukan dengan cepat dan melibatkan warga yang biasa berada di sekitar kawasan bendungan. Hanya dalam waktu sekitar 15 menit, tubuh Alfi ditemukan tergeletak di pinggir sungai dalam kondisi tak sadarkan diri. Upaya penyelamatan tak bisa dilakukan karena korban sudah dalam keadaan kritis saat ditemukan.
“Begitu ditemukan, warga segera menghubungi Bhabinkamtibmas setempat, Aiptu Joni Putra, dan mengevakuasi korban menggunakan ambulans ke rumah duka,” ujar Kompol Afrino dalam keterangannya kepada awak media.
Rumah duka di Perumahan Pratama I, Lubuk Buaya, diselimuti isak tangis saat jenazah Alfi tiba. Tangisan orang tua, kerabat, dan teman-temannya pecah, menyambut kedatangan jasad remaja yang dikenal sebagai anak pendiam dan penurut itu. Polisi pun segera menyusul ke rumah duka untuk memastikan kronologi peristiwa serta berkoordinasi dengan keluarga korban.
Dalam proses penanganan, pihak keluarga Alfi menyatakan menolak dilakukan visum, baik luar maupun dalam. Menurut Kompol Afrino, keluarga korban telah menyampaikan bahwa mereka menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak ingin dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap jenazah.
“Mereka sudah menandatangani surat pernyataan resmi yang menyatakan penolakan visum dan menerima kepergian Alfi dengan ikhlas,” terang Afrino.
Bendungan Lubuk Rayo memang bukan lokasi baru dalam catatan kejadian serupa. Meski menjadi tempat favorit bermain air bagi warga, minimnya pengawasan dan belum adanya rambu-rambu peringatan membuat lokasi ini menyimpan potensi bahaya, terutama bagi anak-anak dan remaja.
Peristiwa ini menjadi peringatan kelam tentang pentingnya pengawasan terhadap anak-anak di area bermain terbuka, terutama di kawasan yang melibatkan air atau potensi bahaya alam lainnya. Kecerobohan kecil dapat berujung pada kehilangan yang tak terperi.
Kini, Alfi telah pergi. Namun kisahnya, tangis keluarganya, dan peringatan dari tragedi ini sepatutnya menjadi renungan bagi semua pihak. Agar tak ada lagi nyawa muda yang melayang sia-sia di tengah tawa yang berubah menjadi tangis.
(Mond)
#Peristiwa #PelajarTenggelam #Padang