Breaking News

Dudung Abdurachman Tegas: TNI Tak Pernah Takut Ormas, Jangan Ada Premanisme Berselimut Organisasi

Mantan KSAD Jenderal TNI (Purn), Dudung Abdurachman,

D'On, Jakarta
– Sorotan tajam kembali mengarah pada dinamika hubungan antara organisasi kemasyarakatan (ormas) dan purnawirawan TNI yang belakangan ramai beradu pernyataan terkait isu premanisme. Di tengah polemik tersebut, Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, yang kini menjabat sebagai Penasehat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, angkat bicara dan menegaskan posisi tegas institusi militer terhadap keberadaan ormas.

Dengan nada mantap dan penuh keyakinan, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak pernah gentar, apalagi tunduk kepada ormas, apa pun bentuk dan namanya. Menurutnya, TNI adalah bagian tak terpisahkan dari rakyat dan tidak mengenal rasa takut terhadap kelompok mana pun yang mencoba menebar ancaman.

“Tidak ada itu istilah TNI takut sama ormas. Siapa pun, dari kelompok mana pun, tidak pandang bulu. TNI itu lahir dari rakyat, bekerja untuk rakyat, dan berjuang demi rakyat,” ujar Dudung kepada awak media di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/5).

Pernyataan itu dilontarkan Dudung di tengah meningkatnya tensi antara beberapa ormas dengan purnawirawan TNI, yang sebagian mulai menunjukkan wajah garang melalui aksi-aksi yang bernuansa premanisme. Ia menyebut, tindakan semacam itu bukan saja mencederai semangat demokrasi, tetapi juga berpotensi merusak keharmonisan sosial yang sedang dibangun.

Bahas Ormas dalam Sidang Kabinet, Prabowo Ingin Sinergi, Bukan Friksi

Lebih lanjut, Dudung mengungkapkan bahwa isu ini telah menjadi perhatian serius di tingkat pemerintahan. Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang baru saja digelar dan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, masalah ormas turut masuk dalam agenda pembahasan utama.

Presiden, kata Dudung, memberikan arahan agar seluruh organisasi masyarakat yang ada di tanah air dapat berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan nasional, bukan justru menjadi pengganggu stabilitas dengan aksi pemalakan atau penguasaan wilayah secara ilegal.

“Tadi dalam sidang, Bapak Presiden secara khusus menyampaikan agar ormas harus tertib. Jangan sampai ada lagi yang mengganggu masyarakat, apalagi sampai memalak. Itu tidak boleh terjadi,” tegas Dudung.

Presiden, imbuhnya, mendorong agar ormas bersinergi dengan pemerintah. Bukan hanya sebagai penyalur aspirasi warga, tetapi juga sebagai katalisator pembangunan. Ormas yang sehat, kata Dudung, adalah yang mampu memberikan masukan, berkolaborasi, serta menjadi perpanjangan tangan masyarakat dalam mendorong kemajuan bangsa.

“Silakan ormas bekerja sama dengan pemerintah. Tawarkan solusi, beri masukan, dan bantu mempercepat pembangunan. Bukan malah menjadi aktor yang memperlambat atau bahkan mengancam ketertiban umum,” ucapnya.

Pesan Tersirat: Negara Tak Boleh Kalah dengan Arogansi Kelompok

Melalui pernyataan ini, Dudung seperti ingin mengirimkan pesan tersirat kepada kelompok-kelompok yang mencoba bersembunyi di balik nama ormas untuk melanggengkan kepentingan sempit atau membentuk kekuasaan tandingan. Menurutnya, negara harus hadir dengan tegas terhadap segala bentuk pelanggaran hukum, terlebih jika dilakukan atas nama organisasi.

Dengan latar belakang militer dan pemahaman mendalam terhadap dinamika keamanan nasional, Dudung menegaskan bahwa kekuatan TNI akan selalu berdiri di pihak rakyat dan hukum. Dan selama masih ada upaya intimidasi terhadap masyarakat atas nama ormas, maka TNI tak akan tinggal diam.

“Kami lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat, dan akan selalu kembali kepada rakyat. TNI tidak pernah takut, apalagi tunduk pada ormas mana pun. Yang kami bela adalah kebenaran, keadilan, dan keselamatan bangsa,” tutup Dudung.

(Mond)

#TNI #Ormas #Nasional