Drama Penyelamatan di Tengah Deru Sungai Bangek: 7 Pelajar Padang Lolos dari Maut
7 Pelajar Terseret Arus Sungai di Padang Berhasil Diselamatkan – Dok. Ist
D'On, Padang - Pada Minggu malam, 27 April 2025, berubah menjadi malam penuh ketegangan dan kepanikan di Kota Padang. Di balik gemuruh hujan yang membasahi langit Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, tujuh pelajar nyaris meregang nyawa setelah terjebak di tengah derasnya arus Sungai Bangek. Apa yang awalnya hanya sekadar kegembiraan sore, berujung menjadi pertarungan hidup dan mati di bawah derasnya hujan dan gelapnya malam.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, mengungkapkan, laporan pertama mengenai insiden ini diterima markasnya sekitar pukul 19.55 WIB. Tanpa membuang waktu, tim SAR gabungan diterjunkan ke lokasi. Dalam waktu kurang dari 30 menit, tepat pukul 20.20 WIB, mereka tiba di tepian Sungai Bangek, bersiap menghadapi misi penyelamatan yang penuh tantangan.
Sore Naas di Sungai Bangek
Semuanya bermula dari sore yang tampak biasa. Sekitar pukul 16.05 WIB, tujuh pelajar itu memutuskan menghabiskan waktu dengan mandi dan bermain air di Sungai Bangek — aktivitas yang umum di kalangan remaja setempat. Cuaca saat itu tampak bersahabat, awan kelabu memang menggantung, tapi tidak mengisyaratkan bencana.
Namun, di balik perbukitan yang mengelilingi kawasan itu, hujan deras mengguyur tanpa henti. Debit air sungai yang awalnya tenang tiba-tiba berubah beringas, meluap dengan cepat, dan menyeret apa saja yang ada di alirannya. Ketujuh pelajar itu pun terjebak, terperangkap di tengah sungai yang kini berubah menjadi arus liar.
Misi Penyelamatan yang Menegangkan
Saat tim SAR gabungan tiba, situasi sudah sangat kritis. Derasnya arus mengancam untuk menyeret para pelajar lebih jauh, sementara malam yang semakin larut memperburuk visibilitas. Dibutuhkan keberanian, koordinasi yang sempurna, serta ketepatan strategi untuk mengevakuasi korban satu per satu ke tempat aman.
Dengan bantuan tali pengaman, pelampung, serta peralatan evakuasi lainnya, tim bergerak menembus arus. Warga sekitar yang menyaksikan jalannya operasi pun tak henti-hentinya memanjatkan doa. Butuh waktu hampir dua jam untuk mengangkat seluruh korban dari genggaman Sungai Bangek yang menggila.
Nama-Nama yang Beruntung Selamat
Ketujuh pelajar yang berhasil diselamatkan adalah:
- Dion Riski Ananda (19), warga Jati,
- Rifki Sidiq (18), warga Gunung Sarik,
- Muhammad Alfarizi (18), dari Pasir Sebelah,
- Muhammad Farhan Pratama (18), dari Alai Parak Kopi,
- Tio Andri Saputra (18), dari Batung Taba,
- Adli Alhadi (19), dari Komplek PGRI Nanggalo,
- Rezi Alexandro (17), dari Pagang Dalam.
Meski berhasil lolos dari maut, ketujuh remaja ini mengalami syok berat akibat pengalaman mengerikan yang mereka alami. Mereka segera mendapatkan pertolongan pertama di rumah warga terdekat sebelum akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing untuk pemulihan.
Peringatan Keras dari BPBD
Insiden ini menjadi pengingat keras betapa ganasnya alam, khususnya saat musim hujan mengguyur kawasan Sumatra Barat. BPBD Kota Padang mengimbau seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk lebih waspada dalam beraktivitas di dekat sungai. "Jika melihat tanda-tanda bahaya seperti air keruh tiba-tiba, debit naik cepat, atau suara gemuruh, segera menjauh dan hubungi kami. Tim kami siaga 24 jam," tegas Hendri.
Kota Padang boleh berlega hati malam itu. Tidak ada korban jiwa. Namun, kisah dramatis penyelamatan di Sungai Bangek menjadi pengingat bahwa keselamatan tidak boleh pernah diabaikan, terlebih di bawah ancaman alam yang tak bisa diprediksi.
Mau sekalian saya buatkan juga versi feature yang lebih emosional dan bernuansa naratif, seperti kisah nyata di majalah? Mau?