Breaking News

Daftar Hitam PBB Terbaru: Israel dan Hamas Masuk Sebagai Pelanggar Hak Anak

Tentara Israel beroperasi dekat kendaraan lapis baja di perbatasan Israel-Gaza, Israel selatan, pada 20 November 2023.

D'On, New York (AS),–
Pekan depan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, akan mempersembahkan daftar hitam terbaru kepada Dewan Keamanan. Dalam daftar tersebut, Israel dan kelompok milisi Hamas akan tercatat sebagai entitas yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak anak, seiring dengan terus berlangsungnya konflik di Gaza.

Setiap tahun, Sekjen PBB mengeluarkan daftar global pihak-pihak yang dianggap mengancam hak anak-anak di daerah konflik. Daftar ini merupakan bagian dari laporan tahunan yang disusun oleh Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata. Daftar tersebut memuat negara-negara dan kelompok milisi yang dianggap melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak dalam situasi konflik.

Masuknya Israel dalam daftar tahun ini diharapkan akan meningkatkan perhatian internasional terhadap tindakan negara tersebut di Gaza, serta memperburuk ketegangan antara Israel dan komunitas internasional, khususnya PBB. Pencatatan ini juga menyertakan kelompok milisi Hamas, yang berulang kali dikritik karena membiarkan anak-anak berada dalam bahaya perang di Gaza.

Daftar Negara dan Kelompok Milisi dalam Laporan PBB

Berikut adalah negara dan kelompok milisi yang telah masuk dalam daftar hitam PBB, dicap sebagai pelanggar hak-hak anak dalam konflik bersenjata:

Negara:

1. Afganistan

2. Birma (Myanmar)

3. Burundi

4. Republik Afrika Tengah

5. Kolumbia

6. Republik Demokratik Kongo

7. Irak

8. Mali

9. Nigeria

10. Palestina

11. Somalia

12. Sudan Selatan

13. Sudan

14. Suriah

15. Rusia

16. Yaman

17. Israel

Kelompok Milisi:

1. ISIS

2. Boko Haram

3. Al-Shabaab

4. Taliban

5. Kelompok bersenjata anti-pemerintah di Afghanistan

6. Angkatan Bersenjata Burma (Myanmar)

7. Angkatan Bersenjata Republik Afrika Tengah

8. Kelompok bersenjata anti-Balaka

9. Mantan Seleka

10. Kelompok bersenjata di Republik Demokratik Kongo (milisi Mai-Mai, LRA, ADF, dan lainnya)

11. ISIS Irak

12. Kelompok bersenjata non-negara di Mali (kelompok Tuareg, kelompok Fulani dan lain-lain)

13. Boko Haram Nigeria

14. Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya

15. Al-Shabaab di Somalia

16. SPLA-IO dan kelompok bersenjata lainnya di Sudan Selatan

17. Kelompok bersenjata non-negara di Sudan (SLM/A, RSF dan lainnya)

18. Kelompok oposisi bersenjata dan kelompok bersenjata ekstremis (ISIS, Al-Nusra dan lainnya) di Suriah

19. Kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Federasi Rusia dan Pemerintah Ukraina di Ukraina

Dampak dan Konsekuensi

Pencatatan Israel dalam daftar hitam PBB berpotensi memperburuk reputasi internasionalnya terkait hak asasi manusia. PBB telah lama menjadi pengawas tindakan negara-negara dalam konflik bersenjata, dan daftar ini menyoroti perhatian khusus pada perlindungan anak-anak dari dampak konflik.

Di sisi lain, Hamas dan kelompok milisi bersenjata Palestina lainnya juga terus menghadapi tekanan internasional terkait tindakan mereka yang dianggap menempatkan anak-anak dalam risiko.

Reaksi Internasional

Pengumuman ini kemungkinan besar akan memicu reaksi dari berbagai pihak. Israel telah menyuarakan keberatan mereka terhadap upaya internasional yang dianggap tidak seimbang dan cenderung mengabaikan kompleksitas konflik di Gaza. Sebaliknya, banyak organisasi hak asasi manusia menyambut baik langkah PBB ini, mengharapkan bahwa sorotan global ini dapat mendorong perubahan nyata dalam perlindungan anak-anak di daerah konflik.

Masuknya Israel dan Hamas dalam daftar hitam PBB menandai babak baru dalam upaya global melindungi hak-hak anak di wilayah konflik. Langkah ini menggarisbawahi perlunya pendekatan yang lebih tegas dan komprehensif dalam menangani dampak konflik terhadap kelompok rentan, terutama anak-anak. 

Perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana kedua entitas ini akan merespons kritik dan rekomendasi PBB, serta apakah langkah-langkah nyata akan diambil untuk mengurangi dampak konflik terhadap anak-anak di masa depan.

(*)

#PBB #DaftarHitamPBB #Internasional