Breaking News

Kekhawatiran Ahok tentang Kelanjutan Visi Nawacita Jokowi oleh Prabowo

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

D'On, Jakarta,-
Pasca mundur dari jabatan komisaris PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal sebagai Ahok, semakin aktif dalam mengomentari kinerja Presiden Joko Widodo.

Ahok, yang kini menjadi pendukung pasangan calon nomor tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, menyayangkan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Meskipun Prabowo, yang saat ini berpasangan dengan Gibran, telah menunjukkan komitmen untuk melanjutkan visi Nawacita Jokowi, Ahok tetap skeptis. Mantan Gubernur Jakarta ini percaya ada tanda-tanda bahwa Prabowo mungkin tidak akan menjunjung cita-cita Jokowi untuk dua periode berturut-turut.

Prabowo, yang sebelumnya telah bersaing melawan Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019 dan 2014, menimbulkan kekhawatiran bagi Ahok. Dia memperingatkan tentang kemungkinan Prabowo mengkhianati kepercayaan Jokowi, memberi isyarat akan kembalinya kecenderungan otoriter.

Sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ahok mendesak Jokowi untuk tidak menunda tindakan politiknya terkait putranya yang tertua.

Meskipun memiliki keraguan, Ahok menegaskan loyalitasnya kepada Jokowi. "Saya tidak bisa cukup menekankan komitmen saya kepada Jokowi untuk masa jabatan keduanya," katanya dengan penuh semangat.

Ahok menjamin bahwa ia tetap menjaga hubungan yang kuat dengan Jokowi, didorong oleh dedikasinya untuk melanjutkan program-program Presiden. "Sama seperti sebelumnya, ketulusan saya terhadap visi Jokowi tetap teguh. Saya rela meninggalkan Pertamina demi tujuan ini," tegasnya, mendukung pasangan calon nomor 3, Ganjar Prabowo dan Mahfud MD, sebagai yang mampu meneruskan Nawacita.

Analisis:

Pernyataan Ahok mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang kelanjutan visi Presiden Jokowi di bawah kepemimpinan Prabowo. Kesesuaiannya dengan pasangan calon nomor tiga menegaskan komitmennya terhadap warisan Jokowi dan ketidakpastiannya tentang kepemimpinan alternatif. Pengaruh Ahok sebagai mantan gubernur dan sikap vokalnya dalam urusan politik memberikan kredibilitas pada pengamatannya, menjadikan perspektifnya penting dalam memahami dinamika lanskap politik Indonesia.

(*)

#Ahok #Nawacita #Politik