Breaking News

Babak Pamungkas Pilpres 2024: Debat Terakhir Calon Presiden Indonesia

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyampaikan pendapat dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, pada 7 Januari 2024, dihadiri oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

D'On, Jakarta,
- Pada hari Minggu, 4 Februari 2024, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, akan menjadi saksi dari konfrontasi terakhir antara tiga calon presiden utama, yaitu Anies Baswedan (nomor urut 1), Prabowo Subianto (nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (nomor urut 3), dalam debat kelima Pilpres 2024. Dengan waktu mulai pukul 19.00 WIB, debat ini diharapkan akan membahas sejumlah tema vital yang menjadi fokus perhatian masyarakat.

Jadwal dan Lokasi

Debat ini diatur berlangsung selama 120 menit, memulai sesi pada pukul 19.00 WIB di Jakarta Convention Center. Moderator, yang dipilih bersama oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan stasiun televisi penyelenggara, akan memastikan kelancaran dan keadilan jalannya debat.

Tema yang Dibahas

Tema debat terakhir ini mencakup aspek yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia:

1. Kesejahteraan Sosial: Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

2. Kebudayaan: Pemertahanan dan pengembangan warisan budaya Indonesia.

3. Pendidikan: Rencana dan inovasi dalam sistem pendidikan nasional.

4. Teknologi Informasi: Peran teknologi informasi dalam pembangunan dan modernisasi.

5. Kesehatan: Strategi peningkatan layanan kesehatan dan penanggulangan pandemi.

6. Ketenagakerjaan: Program untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

7. Sumber Daya Manusia: Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Indonesia.

8. Inklusi: Upaya memastikan inklusi sosial dan partisipasi semua lapisan masyarakat.

Format Debat

Debat ini akan mengikuti format yang sudah dikenal, terdiri dari enam segmen:

1. Pembukaan dan Pemaparan Visi-Misi: Pasangan calon memaparkan visi, misi, dan program kerja.

2. Pendalaman Visi-Misi: Moderator dan panelis menyelidiki lebih dalam visi, misi, dan program kerja.

3. Tanya Jawab dan Sanggahan: Segmen dialog antara calon presiden dan wakil presiden serta panelis.

4. Penutup: Pernyataan penutup untuk merangkum pandangan dan komitmen.

Kehadiran Pendukung Paslon

KPU memastikan bahwa pendukung setiap pasangan capres-cawapres dapat hadir, tetapi dengan batasan 75 orang untuk setiap paslon. Aturan ketat diterapkan untuk menjaga keamanan dan keteraturan selama debat.

Televisi Penyelenggara

Debat ini dapat disaksikan secara luas melalui tiga stasiun televisi penyelenggara, yaitu TVOne, ANTV, dan Net TV.

Panelis dan Moderator

Moderator debat kali ini adalah Andromeda Mercury dan Dwi Anggia, yang akan memastikan jalannya debat sesuai aturan. Dua belas panelis, sebagian besar akademisi dan praktisi dalam organisasi masyarakat sipil, akan menyusun pertanyaan yang mendalam dan relevan untuk menguji visi, misi, dan program pasangan calon. Berikut adalah nama-nama panelis:

1. Prof. Dr. Aminuddin Syam - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

2. Prof. Asep Saepudin Jahar - Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bahruddin - Inisiator Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah dan anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

4. Damar Juniarto - Akademisi di UPN Veteran Jakarta.

5. Prof. Emiritus PM Laksono - Guru Besar Antropolog, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

6. Imam Prasodjo - Sosiolog Universitas Indonesia.

7. Onno Widodo Purbo - Ahli Teknologi Informasi/Wakil Rektor Institut Teknologi Tangerang Selatan.

8. Reni Kusumowardhani - Psikolog Himpunan Psikologi Indonesia.

9. Timboel Siregar - Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia.

10. Tolhas Damanik - Penasihat Hak Disabilitas pada General Election Network for Disability Access.

11. Tukiman Tarunasayoga - Dosen Pascasarjana Program Penyuluhan Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

12. Prof. Vina Adriany - Guru Besar di bidang PAUD dan Gender, Universitas Pendidikan Indonesia.

Dengan penuh antisipasi, masyarakat Indonesia diharapkan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai pilihan calon presiden mereka. Debat ini bukan hanya panggung bagi para calon, tetapi juga sebuah panggung demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia.

(Mond)