Breaking News

Dari Olah TKP Tewasnya Santri Gontor, Polisi Sita Pentungan Sebagai Barang Bukti

D'On, Ponorogo (Jatim),- Polres Ponorogo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pra rekonstruksi di Pondok Modern Darussalam Gontor terkait kematian santri akibat penganiayaan oleh seniornya.


Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengaku juga telah melakukan pengumpulan barang bukti serta pra rekonstruksi.

"Ada total 50 adegan dirangkum dari awal sampai akhir korban berada di IGD," kata Catur, Selasa (6/9)

Catur menjelaskan bahwa 50 adegan dalam pra rekonstruksi itu terdiri dari kejadian awal penjemputan korban hingga terjadinya kekerasan yang mengakibatkan santri berinisial AM (17) meninggal dunia.

Olah TKP dan pra rekonstruksi itu dilakukan dari awal, ketika korban mengikuti kegiatan perkemahan Kamis-Jumat.

"Tempatnya yang digunakan santri beraktivitas pramuka, berarti di dalam pondok," tuturnya.

Polisi juga menyita barang bukti berupa pentungan, air mineral, minyak kayu putih, hingga becak.

Dalam pra rekonstruksi itu, kata Catur, unsur penganiayaan di peristiwa itu sebenarnya sudah sangat jelas terjadi.

"Kami juga memeriksa sebelas orang, di dalamnya termasuk staf IGD rumah sakit," ujarnya.

Namun, soal motif penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku, Catur enggan membeberkannya lebih dulu. Polisi masih melakukan tahapan penyelidikan.

"Motif lebih dalam menunggu lengkap baru kami sampaikan. Penyebab kematian nanti akan disampaikan saksi ahli," kata dia.

Setelah melakukan pra rekonstruksi dan olah TKP, Catur menyebut, Sat Reskrim Polres Ponorogo menuju ke Palembang untuk melakukan pemeriksaan terhadap pihak keluarga.

"Proses penyelidikan dilanjutkan besok. tim akan berangkat ke Palembang melaksanakan pemeriksaan di sana," pungkas Catur.

Kasus kematian santri Pondok pesantren Gontor terkuak ketika orang tua korban mengadu ke advokat Hotman Paris Hutapea.

Soimah, selaku orang tua santri yang wafat mengaku kecewa dengan pihak pesantren sehingga memutuskan untuk meminta bantuan Hotman Paris.

Mulanya, Soimah mendapat informasi dari pesantren bahwa kematian anaknya karena jatuh kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis-Jumat.

Namun saat keluarga meminta kain kafan yang menutup AM dibuka, tampak beberapa luka lebam akibat kekerasan terlihat di sekujur tubuh korban.

"Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima," kata Soimah.


(frd/bmw)



#SantriGontorTewas #PesantrenGontor #Penganiayaan #Kriminal