Breaking News

Update Bencana Sumatra: Korban Tewas Tembus 1.030 Jiwa, BNPB Fokuskan Pencarian dan Distribusi Logistik

Seorang anak melintas di dekat rumah yang tertimbun material longsor pasca bencana di Desa Lampahan Timur, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Aceh, Minggu (14/12/2025). Berdasarkan data pos Komando tanggap darurat bencana hidrometeorologi Aceh mencatat sebanyak 14.352 rumah warga mengalami kerusakan berat dan ringan serta enam unit rumah ibadah rusak pasca bencana hidrometeorologi pada Rabu (26/11) lalu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/agr

D'On, JAKARTA
— Duka mendalam kembali menyelimuti Tanah Sumatra. Jumlah korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana banjir dan longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat kembali bertambah. Hingga Senin (15/12/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total korban tewas telah mencapai 1.030 jiwa, bertambah 14 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa pada Minggu (14/12/2025) jumlah korban meninggal tercatat 1.016 jiwa. Penambahan korban pada hari ini berasal dari tujuh orang di Aceh, enam orang di Sumatra Utara, dan satu orang di Sumatra Barat.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dari 1.016 jiwa pada Minggu kemarin, hari ini bertambah menjadi 1.030 jiwa,” ujar Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Senin siang.

Korban Hilang Menurun, Harapan Masih Terbuka

Di tengah bertambahnya korban meninggal, BNPB mencatat perkembangan pada data korban hilang. Jumlah warga yang sebelumnya dilaporkan hilang sebanyak 212 orang, kini menurun menjadi 206 orang. Penurunan ini terjadi seiring ditemukannya beberapa korban dalam proses pencarian dan pertolongan yang terus dilakukan tim gabungan di lapangan.

Meski demikian, Abdul menegaskan bahwa upaya pencarian tidak dihentikan, terutama di wilayah-wilayah yang masih sulit dijangkau akibat tertimbun material longsor, terputusnya akses jalan, serta kondisi cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat.

Lebih dari 600 Ribu Warga Masih Mengungsi

Dampak bencana juga masih dirasakan ratusan ribu warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Hingga Senin, jumlah pengungsi tercatat 608.940 jiwa, menurun dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 624.670 jiwa.

Mayoritas pengungsi masih berada di Provinsi Aceh, dengan jumlah mencapai 572.862 jiwa. Mereka tersebar di berbagai titik pengungsian, mulai dari gedung sekolah, masjid, balai desa, hingga tenda-tenda darurat yang didirikan oleh pemerintah dan relawan.

BNPB mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, terutama pangan, air bersih, layanan kesehatan, serta perlindungan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.

28 Daerah Masih Berstatus Tanggap Darurat

Dari tiga provinsi terdampak, BNPB mencatat masih ada 28 kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat perpanjangan. Rinciannya meliputi:

  • 12 kabupaten/kota di Aceh
  • 8 kabupaten/kota di Sumatra Utara
  • 8 kabupaten/kota di Sumatra Barat

Status tanggap darurat tersebut menunjukkan bahwa penanganan bencana masih difokuskan pada lima aspek utama, yakni:

  1. Pencarian dan pertolongan korban
  2. Pemenuhan serta distribusi logistik
  3. Pembukaan dan pemulihan akses jalur darat
  4. Pemulihan sektor komunikasi
  5. Pemenuhan sektor energi, termasuk listrik dan BBM

“Status tanggap darurat berarti fokus penanganan masih pada penyelamatan nyawa dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak,” jelas Abdul.

Puluhan Ton Logistik Disalurkan Lewat Udara dan Darat

Dalam upaya memastikan bantuan menjangkau wilayah-wilayah terisolasi, BNPB mengintensifkan distribusi logistik melalui jalur udara dan darat. Hingga Senin pukul 14.00 WIB, tercatat 22 sortie penerbangan telah dilakukan khusus untuk wilayah Aceh, dengan total muatan bantuan mencapai 42 ton.

Selain itu, distribusi melalui jalur darat telah dilakukan dalam empat kali pengiriman dengan total muatan 4,2 ton. Dengan demikian, total bantuan logistik yang telah disalurkan BNPB mencapai 46,34 ton.

Abdul menjelaskan, distribusi bantuan udara menggunakan helikopter umumnya diturunkan langsung ke titik-titik pengungsian yang sulit diakses. Sementara pengiriman menggunakan pesawat Caravan dilakukan melalui beberapa bandara, yakni Bandara Rembele, Bandara Malikussaleh, dan Bandara Alas Leuser.

Pemerintah Diminta Tetap Siaga

BNPB mengingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih mengintai sejumlah wilayah di Sumatra. Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta tetap meningkatkan kesiapsiagaan, memperkuat koordinasi lintas sektor, serta memastikan informasi kebencanaan tersampaikan secara cepat dan akurat kepada masyarakat.

Di tengah angka korban yang terus bertambah, BNPB menegaskan bahwa keselamatan warga dan percepatan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana ini.

(T)

#BNPB #UpdateKorbanBencanaSumatera #BencanaSumatera