Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanpa Alat Berat, Warga Korban Banjir Bandang Padang Gotong Royong Bersihkan Sungai

Warga Guo, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat bergotong royong membersihkan sungai dari batu-batu besar yang terseret banjir bandang, Sabtu (27/12/2025). (Beritasatu.com/Delfi Neski)

D'On, Padang
— Trauma akibat banjir bandang yang melanda Kota Padang pada akhir November 2025 masih membekas di benak warga. Di Kawasan Guo, Kecamatan Kuranji, kekhawatiran akan banjir susulan terus menghantui setiap kali hujan deras turun. Ancaman itu mendorong warga untuk bergerak bersama, membersihkan sungai secara manual demi mengurangi risiko bencana berulang.

Pada Sabtu (27/12/2025), puluhan warga tampak bergotong royong memindahkan batu-batu besar yang menumpuk di tengah aliran sungai. Batu-batuan tersebut merupakan material yang terseret banjir bandang sebelumnya dan kini dikhawatirkan menghambat aliran air, sehingga meningkatkan potensi luapan ke permukiman.

Tanpa dukungan alat berat, warga hanya mengandalkan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, dan tenaga manusia. Meski pekerjaan terasa berat dan memakan waktu, aktivitas pemindahan batu dilakukan secara bertahap dan intensif, dengan tujuan memindahkan material ke tepi sungai agar aliran air kembali lancar.

Kegiatan gotong royong ini terpaksa dilakukan secara mandiri setelah alat berat yang sebelumnya digunakan untuk pengerukan sungai ditarik oleh pemerintah. Padahal, menurut warga, proses normalisasi sungai belum sepenuhnya rampung. Endapan batu dan lumpur masih terlihat jelas di sejumlah titik, menyebabkan kedalaman sungai berkurang dan rawan meluap saat debit air meningkat.

“Pascabanjir bandang, masyarakat masih trauma. Hari ini kami kembali gotong royong memindahkan batu ke tepi sungai karena alat berat sudah tidak ada,” ujar Fitria, salah seorang warga Guo. Ia berharap pemerintah dapat kembali menurunkan alat berat untuk membantu percepatan pembersihan sungai. “Kami khawatir jika hujan deras datang, banjir bisa terulang lagi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Ade Nansafputra, Ketua RT 02 RW 06 Kelurahan Kuranji. Ia menilai keberadaan batu-batu besar di tengah sungai sangat berbahaya bagi keselamatan warga sekitar.

“Kami memindahkan batu dari tengah ke tepi sungai karena tidak ada alat berat. Kalau bagian tepi sungai tidak dibersihkan, setiap hujan turun air sungai dipastikan meluap dan menghantam rumah warga,” ungkap Ade. Ia berharap pemerintah segera memberikan perhatian serius dan bantuan lanjutan, khususnya bagi warga Guo yang berada di bantaran sungai.

Banjir bandang yang terjadi sebelumnya menyebabkan sedikitnya ratusan rumah warga terendam lumpur. Aktivitas masyarakat lumpuh selama beberapa hari, dan kerugian material pun tidak sedikit. Hingga kini, sebagian warga masih berupaya membersihkan sisa lumpur dan memperbaiki rumah mereka secara swadaya.

Proses pembersihan lingkungan, termasuk sungai dan pemukiman, masih terus berlangsung. Warga mengandalkan solidaritas dan semangat gotong royong sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan bersama.

Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan banjir susulan, mengingat intensitas hujan di wilayah Padang masih cukup tinggi. Di tengah keterbatasan, warga berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk mempercepat normalisasi sungai dan mencegah bencana serupa terulang di masa mendatang.

(B1)

#BanjirPadang #Padang